Gara-gara
Wedges
-Mia pratiwi-
Hari begitu cerah, siang begitu terik
pukul 10.30 tepat aku masih berada di dalam kelas, sedangkan teman-teman sudah
menunggu di depan gerbang kampus. Bukan kepengen banget di samperin ke kelas
tapi.. karena sepatu! Sebelumnya aku dan temanku Novia tukar pakai sepatu
alhasil aku gak bisa jalan, maksudnya sih bukan tidak bisa jalan, tapi aku gak
bisa pake wedges. Sampai akhirnya temanku pun datang menghampiriku di kelas
untuk menukar kembali sepatu kami. Sebelum temanku datang menukar lagi sepatu
kami saya sudah mencoba berjalan dengan memakai wedges, dan hasilnya aku
kesulitan saat berjalan sampai-sampai aku hampir jatuh di depan banyak orang,
rasanya malu banget. Oleh karena itulah aku memilih tetap berada di kelas
ketika semua teman sudah berkumpul di depan gerbang, alesannya jelas karena aku
gak mau jatuh dan menanggung malu di depan orang-orang yang ada di kampus.
Setelah kami sudah berkumpul lengkap
kira-kira sekitar pukul 11.00 kami semua bergegas berangkat dengan dipayungi
teriknya matahari menuju tempat Bang Hendri yang hari itu sedang menjadi
pengantin, iya kami semua akan hadir di acara pernikahan Bang Hendri ketua
kelas kami sastra Indonesia semester empat pagi. Tapi gara-gara wedges itu yang
semula niatnya bisa berangkat lebih awal karena hari itu hanya satu mata kuliah
pun jadi sedikit terlambat “maaf yah teman-teman”. Saya berkata sambil nyengir
bersalah sudah menyita waktu.
Lalu perjalananpun dimulai, dalam kata
lain di mulai pula hambatan selanjutnya, yaa kira-kira sudah beberapa lama kami
semua dalam perjalanan keluh kesah kepanasan namun agak sedikit nyasar jam
sudah menunjukan pukul 11.35 masih panas dan sedikit kehausan kami semua sudah
memasuki daerah lokasi tempat acara pernikahan Bang Hendri di laksanakan sampai
pada pukul 11.45 kami semua pun sampai sambil mengelap keringat dan merapikan
dandanan. Terlihat sangat serasi dengan membaurnya warna tenda ungu dan
disambut oleh kedua mempelai yang juga mengenakan baju berwarna ungu, pasangan
yang serasi cantik dan tampan Bang Hendri dengan setelan pakaian pengantin
terlihat gagah dan istrinya dengan kebaya terlihat anggun bagaikan raja dan
permaisuri.
Kedatangan kami pun disambut dengan
hangat,disambut oleh pihak keluarga dari mempelai wanita, lalu kami semua juga
memberi selamat kepada kedua mempelai dan barulah kami dijamu dengan
hidangan-hidangan khas acara hajatan, tepat jam 12.00 pas waktunya makan siang
kami semua pun sudah siap duduk di meja tamu dengan piring masing-masing yang
sudah teriisi dengan menu makan siang pastinya “selamat makan”. Tidak
berlama-lama setelah berbincang-bincang dan bersenda gurau bersama sang
pengantin tidak lupa pula ambil gambar bersama sang pengantin kami pun pamit
pulang.
2 komentar:
Wedgesnya membuat cerita menarik tp jatuhnya narasi nih Mia
iya bu.. kayanya kalo di terusin jadi cerpen,hehee
Posting Komentar