SINOPSIS FILM MENDADAK
DANGDUT
Mendadak Dangdut berkisah
tentang Petris (Titi Kamal), seorang penyanyi pop yang sedang naik daun,
bersama kakak sekaligus manajernya, Yulia (Kinaryosih). Suatu ketika mereka
ditangkap polisi karena didalam mobil yang mereka tumpangi terdapat heroin
seberat 5 Kg milik pacar Yulia. Takut akan ancaman hukuman mati membuat mereka
akhirnya memutuskan untuk melarikan diri. Dalam pelarian tersebut tanpa sengaja
mereka bertemu dengan Rizal, seorang pemain organ tunggal yang baru saja
kehilangan penyanyi dangdutnya ketika akan melakukan show disebuah
kampung. Petris akhirnya naik pentas untuk bisa mengelabui polisi yang
mengejarnya. Dalam perkembangan selanjutnya mereka akhirnya terpaksa tinggal
bersama Rizal untuk bersembunyi menghindari kejaran polisi. Selama
persembunyian, Petris menjadi penyanyi dangdut dari kampung ke kampung untuk
membiayai hidup mereka. Alur cerita serta konflik pun berkembang antara Petris,
Yulia, dan orang-orang disekitar mereka. Peristiwa-peristiwa yang mereka lalui
pada akhirnya membuat Petris sadar kalau selama ini ia tidak pernah menghargai
orang lain.
Dangdut!. Hal pertama yang terlintas
dibenak penulis ketika mendengar kata tersebut adalah jenis musik dengan
penyanyi bersuara pas-pasan dengan goyang erotis dan kostum yang seksi. Yang
kedua adalah ide-ide tentang kalangan masyarakat bawah, kemiskinan dan
kesengsaraan. Walaupun saat ini dangdut telah menjelma menjadi musik populer
dan tidak lagi selalu dikonotasikan dengan ide-ide tersebut, namun sang
sutradara, Rudi Soedjarwo, tetap menggambarkan dangdut seperti kedua hal
tersebut dengan cukup pas. Hal ini tampak dalam pemilihan setting,
kostum, dan ilustrasi musik atau lagu yang digunakan.
Namun semua hal tersebut menjadi
sia-sia ketika konflik serta plot yang dibangun terasa saling bertabrakan dan
tumpang tindih. Alur cerita yang tidak logis dan pemaksaan adegan membuat
adegan-adegan selanjutnya menjadi tidak berarti. Bila anda mencermati ringkasan
cerita pada awal tulisan ini anda pun sudah dapat melihat ketidaklogisan alur
cerita, yang dapat dikatakan merupakan kelemahan utama film ini. Selanjutnya,
apakah hanya sesederhana itu perlakuan polisi kepada seseorang yang kedapatan
membawa 5 Kg heroin? Kenapa Petris dan Yulia harus tinggal bersama Rizal?
Apakah mereka tidak memiliki siapa-siapa lagi selain keluarga mereka di Manado?
Apakah orang-orang disekitar mereka tidak ada yang mengenali Petris yang
notabene adalah seorang penyanyi pop terkenal ? Dan yang paling fatal adalah
kenapa pacar Yulia tidak membawa heroin miliknya ketika ia keluar dari mobil ?.
Tidak ada penjelasan yang tuntas dari setiap adegan membuatnya seolah terpisah
satu sama lain sehingga tidak mampu membangun keseluruhan cerita dengan baik.
Seperti kebanyakan film-film kita, dialog serta akting yang lemah juga masih
tampak dominan dalam film ini.
Terlepas dari semua kelemahan yang
ada, usaha untuk mengangkat tema menyangkut budaya lokal yang sudah mengakar
kuat di masyarakat perlu kita hargai. Dengan mengangkat tema lokal membuat
beberapa unsur dalam film ini berhasil “masuk” serta “diterima” berbagai
lapisan penonton. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari, sebagai contoh,
dijadikannya mendadak dangdut menjadi tema party ditempat hiburan kelas
atas dan juga menjadi salah satu judul dan tema program acara di salah satu
stasiun televisi nasional. Ilustrasi musik atau lagu yang digunakan pun cukup
pas sehingga dapat membuat penulis menjentikkan jari untuk mengikuti
irama-iramanya. Jablai, salah satu lagu dalam film ini, bahkan hingga
saat ini menjadi lebih populer dari filmnya sendiri. Mengutip salah satu lirik
dalam lagu Jablai, “Lai lai lai lai lai lai, panggil aku si jablai…” Mendadak
Dangdut, benar-benar dangdut!
GEOGRAFI
BUDAYA, REPRESENSI, DAN IDENTITAS
Elaine
Baldwin et al. (2004:179) mengatakan bahwa geografi budaya bergelut dengan
upaya untuk memahami keterkaitan antara manusia dan tempat, dan bahwa geografi
budaya bukanlah sekedar upaya untuk menempatkan (locating)budaya pada tempatnya
yang pas. Geografi budaya percaya bahwa tempat bukanlah sesuatu yang bersifat
independen atau terpisah dari manusia. Justru, tempat tercipta sebagai produk
dari kondisi-kondisi sosial tertentu yang menciptakan tempat tersebut (Giles
dan Middleton 1999:105).
Selain
interprestasi budaya, dalam memahami representasi dan identitas. Representasi,
Kathryn Woodward (1997:14) membentuk individu serta menciptakan identitas
kolektif suatu masyarakat karena di dalam repsentasi inilah makna diciptakan.
Identitas
adalah murni produk dari konstruksi sosial. Identitas selayaknya tidak dipahami
sebagai sesuatu yang bersifat tetap dan tidak berubah, namun sebagai “an
emotionally charged description of ourselves”(Barker 2000:166).
IDENTITAS,
REPSENTASI, DAN PEMAKNAAN DALAM MENDADAK DANGDUT
Film
mendadak dangdut diawali dengan adegan patrice menyanyikan lagu pop, yang
dikenal luas oleh publik. Dia percaya bahwa identitas dirinya sebagai penyanyi
pop dan segala fasilitas dan kemudahan yang bisa ia nikmati merupakan dua hal
yang tidak terpisahkan. Hal yang menarik terjadi dalam adegan selanjutnya. Patrice
dan Yulia berusaha melarikan diri dari kejaran polisi. Mereka berdua berlari
memasuki perkampungan padat penduduk sampai akhirnya tiba dan berhenti di
sebuah pertigaan.
Bila
kita amati lebih seksama, mereka berdua berlari memasuki perkampungan yang
semakin ke dalam semakin buruk dan tidak teratur kondisinya. Hal ini
seolah-olah memberi petunjuk pada kita bahwa kini patrice dan Yulia memasuki
suatu wilayah baru yang akan menjurus ke hal-hal yang semakin negatif perkenaan
dengan identitas mereka.
Hal
yang sama terjadi dalam pemaknaan dangdut. Individu-individu yang menjadi para
pelaku musik dangdut berada dalam konflik mengenai identitas musik dangdut itu
sendiri. Identitas musik dangdut pun merupakan sesuatu yang terpecah, serta
dimaknai secara berbeda oleh pelbagai individu yang berbeda-beda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar