2014/05/04

RIVIEW FILM MENDADAK DANGDUT ULFAH JULIANTI

ULFAH JULIANTI


SINOPSIS FILM MENDADAK DANGDUT

Dua tahanan wanita yang masih muda bergegas memasuki sebuah toko kecil yang menjual barang kebutuhan sehari-hari. Alih alih membeli barang yang diperlukan, mereka menuju kekamar kecil di bagian belakang toko. Di dalam kamar kecil ini mereka menemukan jendela terbuka yang hanya cukuo untuk di lewati tubuh manusia. Mereka melarikan diri dari kawalan polisi sangar yang niscaya akan membawa mereka ke penjara.
Rudi Soedjarwo sutradara film ini, adalah salah satu sutradara muda yang termasuk paling produktif akhir-akhir ini. Semenjak kemunculan film pertamanya, Bintang Jatuh, di tahun 2000, ia membuat semakin banyak film yang jarak penciptaannya tidak terlalu jauh. Mendadak dangdut adalah salah satu dari sepuluh film yang masuk seleksi penjurian Festival Film Indonesia (FFI)  pada tahun 2006, dan film ini juga masuk dalam seleksi yang dilakukan oleh MTV Movie Awards 2006.
Petris (Titi Kamal), seorang penyanyi pop terkenal. Ia dikagumi bukan hanya karena suara merdunya, tapi juga lirik-lirik penuh makna yang ia ciptakan. Kendati pintar, Petris sombong bukan main. Ia mempekerjakan kakaknya, Yulia (Kinaryosih), sebagai manajer. Petris memperlakukan kakaknya bak seorang babu yang bisa seenaknya disuruh-suruh.

Suatu kali, usai memperlihatkan sikap menyebalkan lewat sebuah wawancara radio, Yulia mengambil jalan pintas menuju rumahnya. Sial, rupanya polisi sedang merazia. Sialnya lagi, pacar Yulia, Gerry yang semobil bareng mereka, membawa narkoba. Sebelum disatroni polisi, Gerry kabur. Tak ayal lagi Petris dan Yulia jadi tersangka pemilik narkoba itu. Keduanya digiring ke kantor polisi.

Lantaran ngeri pada ancaman hukuman mati buat pemilik narkoba, Petris dan Yulia nekat kabur. Keduanya terdampar di sebuah perkampungan di pinggiran Jakarta. Tak ada yang mengenali Petris sebagai penyanyi pop ternama. Petris heran. Yulia cuma berujar pendek, “Nggak semua orang nonton MTV.”


Oke, nggak semua orang menonton MTV. Tapi, rasanya semua orang menonton infotainment. Walau tak pernah melihat video klip seorang artis, tak mungkin mereka tak pernah melihat seorang artis ternama muncul di infotainment.
Meski banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia, tidak banyak ulasan atau analisis kritis yang dibuat mengenai film ini. Sebagian besar tulisan yang membahas film ini berwujud tulisan popular maupun ulasan informative dalam surat kabar dan majalah. Eric sasono menganggap bahwa ketiadaan erotisme dalam film ini adalah persoalan yang serius, karena “goyang para penyanyi organ tunggal sampai saat ini masih membuat goyang ngebor inul tampak seperti tarian qasidahan” (2007).
Konsentrasi pada erotisme akan menjungkirbalikan visi film ini untuk menjadikan dangdut sebagai arena negoisasi dan penciptaan pemaknaaan yang berbeda. Ruang perkampungan miskin akan kembali identic dengan hal-hal yang tidak pada tempatnya, seperti misalnya kekerasan dan pelecehan seksual.
Eric sasono gagal untuk melihat betapa kompleksnya factor ruang mempengaruhi pembentukan identitas dan representasi Patrice; ia tidak berhaisl menemukan betapa justru daktor ruang inilah yang mengubahsecara total konsep identitas yang di pegang oleh Patrice.  Pembahasan karakter tokoh Patrice tidak bias dipisahkan dari kompleksitas pengaruh ruang tersebut.
Film ini menarik untuk dikaji karena berhasil menggambarkan bagaimana pergeseran identitas individu dalam konteks perkotaan di satu pihak sulit terjadi dan di pihak lain pada saat yang sama bias terjadi dengan mudah. Disamping itu, kemamuan individu untuk berpindah dengan mudah dari satu konteks  yang lain dalam ruang lingkup perkotaan menjadi kekuatan positif bagi individu tersebut maupun masyarakat dimana ia berada.
GOEGRAFI BUDAYA, REPRESENTASI DAN IDENTITAS
Identitas dibentuk oleh konotasi-konotasi yang muncul ketika manusia hidup pada suatu tempat atau lokasi tertentu. Dengan demikian, geografi budaya membahas bagaimana ruang dan tempat dibentuk oleh- serta membentuh – kepercayaan beserta nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat yang menghuni suatu tempat tertentu, yang dengan sendirinya membentuk identitas masyarakat.
Geografi budaya percaya bahwa tempat bukanlah sesuatu yang bersifat independen atau terpisah dari manusia. Justru, tempat tercipta sebagai produk dari kondisi-kondisi sosial tertentu yang menciotakan tempat tersebut (Giles dan Middleton 1999 : 105). Selain iterprestasi budaya, perlulah memahami representasi dan identitas mengenai representasi.
Representasi membentuk individu serta menciptakan identitas kolektif suatu masyarakat karena didalam representasi inilah makna diciptakan. Dengan adanya system representasi, penciptaan makna dan pembentukan identitas menjadi semakin jalin menjalin karena salam system representasilah keterhubungan ini terjadi.
Identitas adalah mutni produk dari konstruksi sosial. Identitas selayanknya dipahami sebagai sesuatu yang bersifat tetap dan tidak berubah, namun sebagai “an emotionally charged description of ourselves” (Barker 2000:166). Dengan demikian identitas bersifat sementara karena identisas bias berubah bergantung pada konteks dimana individu berada. Dalam pembentukan identitas ada dua proses yang terjadi, yaitu penolakan dan penerimaan karena identitas berarti menolak hal-hal yang bertentangan dan merangkul hal-hal yang sesuai dengan identitas tersebut.
IDENTITAS, REPRESENTASI, DAN PEMAKNAAN DALAM MENDADAK DANGDUT
Film mendadak dangdut diawali dengan adegan Patrice menyanyikan lagu pop, yang dikenal luas oleh public. Dia percaya bahwa identitas dirinya sebagai penyanyi pop dan segala fasilitas dan kemudahan yang bias ia nikmati merupakan dua hal yang tidak terpisahkan.  Hal yang menarik terjadi dalam adegan berikutnya. Patrice dan Yulia berusaha melarikan diri dari kejaran polisi. Mereka berdua berlari memasuki perkampungan padat penduduk sampai akhirnya tiba dan berhenti di sebuah pertigaan.
Bila kita amati seksama, mereka berdua berlari memasuki perkampungan yang semakin ke dalam semakin buruk dan tidak teratur kondisinya. Hal ini seolah-olah memberi petunjuk pada kita bahwa kini Patrice dan Yulia memasuki suatu wilayah baru yang akan menjurus ke hal-hal yang semakin negative berkenaan dengan identitas mereka.
Identitas Patrice menjadi tidak berate diperkampungan dimana Patrice dan Yulia melarikan diri dari kejaran polisi. Hanya tinggal dirinya sendiri dan Yulia yang masih percaya akan identitas Patrice sebagai oenyanyi Pop. Bahkan Rizal pun sama sekali tidak mengenal Patrice sebagai penyanyi Pop terkenal.
Dalam fil ini, Rudi Soejarwo tidak memperlihatkan adanya tatapan laki-laki yang intens terhadap sosok Patrice. Bahkan tatapan laki-laki bias dikatakan absen dalam film ini. Ketika tatapan laki-laki ditempat-tempat elir justru seringkali menelan bulat-bulat tubuh perempuan dan bahkan digunakan sebagai sarana untuk mencari uang karena tatapan ini mampu menyuguhkan kenikmatan yang intensif bagi mereka yang memiliki uang. Rudi tidak memberi kesempatan pada laki-laki untuk meletakkan perempuan dalam posisi subordinat melalui tatapan mereka.

Tidak ada komentar: