Misbah Priagung Nursalim
MAHASISWA
1000 PRESTASI
Sejak
SMA, Misbah Priagung Nursalim aktif dalam berbagai organisasi baik dalam ruang
lingkup sekolahnya maupun di masyarakat. Pengalaman organisasinya diiringi
dengan hobi menulisnya. Kegiatan positif seperti itu terus dijalaninya hingga
ke perguruan tinggi.
OLEH
AYU SAFITRIA
Saat saya mengunjunginya,
mahasiswa kelahiran Cilacap, 17 Januari 1991 itu sedang duduk di bangku
kelasnya terlihat serius membaca sebuah novel karya Okky Madasari. Menggunakan
kemeja bergaris warna biru tua dan memakai kacamata seperti biasanya.
Misbah sangat gemar
membaca, kegemarannya itu dituangkannya dalam kegiatan positif dengan menulis
karya-karya tulis. Sejak September 2010, mahasiswa jurusan Sastra Indonesia ini
mengaku telah banyak mengirimkan karya tulisnya ke berbagai media. Penolakan
sering dialaminya namun, tak sedikit karyanya dimuat di media cetak seperti
koran KOMPAS dan koran SINDO. “Gak
main yang skala lokal soalnya gak ada
duitnya” ujarnya.
Melakukan kegiatan yang
positif itu baginya selain menguji kemampuan dan menambah pengalaman, kegiatan
memanfaatkan kemampuan itu sebagai ajangnya menambah uang saku karena jika
karyanya dimuat, beberapa jumlah rupiah pun didapatnya mulai dari 800 ribu didapatnya
dari koran SINDO dan 1,5 juta dari harian KOMPAS.
Jenis karya tulis yang
sering dikirimnya ke media cetak adalah artikel opini, dirinya sering menulis
tentang “Suara Mahasiswa” yang menurutnya sangat asik untuk dibahas melihat
dirinya adalah seorang mahasiswa. “Lebih enak koran SINDO yang memang mempunyai
halaman khusus mahasiswa,” ujarnya, beberapa hari lalu.
Tidak hanya itu,
mahasiswa semester akhir ini aktif di berbagai organisasi yang ruang lingkupnya
pada bidang akademik dan di lingkungan masyarakat. Sejak duduk di bangku SMA
dirinya pernah menjabat sebagai ketua MPK (Majelis Perwakilan Kelas), IASN
(Ikatan Alumni SMKN Nusawungu), FORDIMAS (Forum Diskusi Masyarakat). “Forum
Diskusi Masyarakat itu merupakan induk dari organisasi PKS, tapi saya yang
mendirikannya bersama teman-teman,” ujarnya.
Segudang pengalamannya
itu dikembangkannya hingga kini di
perguruan tinggi menjabat sebagai ketua HIMA Sastra Indonesia pada 2013 lalu.
Misbah mengakui, semua hal itu tidak mudah menjalaninya. Ia harus membangun
sebuah organisasi dari awal hingga berusaha mengembangkannya, menyadarkan
banyak mahasiswa yang acap kali menilai apa yang dilakukannya sebagai hal yang
berlebihan.
Selain hobi menulis dan
pengalaman organisasinya, banyak perusahaan yang menghargai usaha dan
prestasinya itu. Misbah pun banyak
mendapatkan biaya bantuan studi berupa beasiswa diantaranya beasiswa
kampus UNPAM senilai 2,1 juta, beasiswa dari YAMAHA senilai 4,2 juta, beasiswa
dari JAMSOSTEK senilai 1,5 juta dan beasiswa dari PERTAMINA. Tak hanya karya,
pengalaman organisasi dan beasiswa tetapi dirinya juga adalah mahasiswa yang
aktif dan rajin di kelasnya, tak jarang dia mendapatkan nilai IPK yang
memuaskan. Sudah selayaknya Misbah ini mendapat julukan mahasiswa dengan seribu
prestasi.
1 komentar:
Cukup baik, bisa ditambahkan tulisan yang pernah dipublikasikan.
Posting Komentar