DUNIA ANAK, DUNIA SASTRA
Ditulis oleh seorang
dosen di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP),
buku ini membahas mengenai nilai-nilai moral yang dapat diajarkan kepada anak melalui sastra.
Bukan sekedar nilai moral melainkan nilai edukasi dan imajinasi yang harus dikembangkan oleh anak sedini mungkin.
buku ini membahas mengenai nilai-nilai moral yang dapat diajarkan kepada anak melalui sastra.
Bukan sekedar nilai moral melainkan nilai edukasi dan imajinasi yang harus dikembangkan oleh anak sedini mungkin.
Oleh Mala Nopita Sari
Mendongeng
memang merupakan cara yang paling ampuh untuk memperkenalkan sastra kepada
anak. Kebiasaan mendongeng atau bercerita kepada anak membuat anak memiliki
kemampuan yang luas dan juga berwawasan. Pemahaman karya sastra juga tidak
terlepas dari kegiatan membaca, karena membaca merupakan langkah awal dalam
memahami karya sastra.
Dunia Anak dalam Sastra Anak
Sebagai
seorang pengarang dan pengajar, ia prihatin mengenai perkembangan keterampilan
anak saat ini. Keterampilan anak saat ini terbatas, karena memang buku-buku
yang disajikan mengenai anak relatif sedikit. Anak yang penuh dengan dunia
imajinasinya sangat terwakili dengan sastra. Lewat sastra anak dapat mengetahui
dunia yang indah, lucu, sederhana dan nilai pendidikan yang menyenangkan.
Cerita merupakan peran yang sangat penting untuk menambah nilai moral dalam
diri anak.
Kenyataan
mengenai cerita sering terjadi ketika setiap malam orang tua yang mendongeng
dan bercerita kepada anaknya sebagai pengantar tidur. Hal seperti ini bertujuan
untuk meningkatkan budi pekerti terhadap anak. Orang tua lebih senang
mengajarkan anak-anaknya mengenai buku-buku bacaan sejak dini. Seperti contoh
“membaca” kebiasaan membaca merupakan kunci untuk menguasai ilmu pengetahuan
apapun, karena segala ilmu pengetahuan hanya bisa dipelajari dengan membaca
(hlm 2). Demikian pula bahasa yang dipergunakan dalam sastra anak, bahasa yang
memang harus dipahami oleh anak. Pesan yang disampaikan pun harus nilai-nilai
moral dan pendidikan yang disesuaikan pada tingkat perkembangan dan pemahaman
anak (hlm 5).
Penulis
juga menunjukkan bahwa anak bisa memahami dunia cerita (sastra), ketika anak
berusia dua sampai tiga tahun, yang pada usia ini anak sudah bisa mulai masuk
lembaga pendidikan. Disinilah secara formal anak-anak dikenalkan kepada cerita,
walaupun masih dipadukan dengan gambar-gambar. Dengan pengenalan pada karya
sastra, maka kemampuan berbahasa anak, baik dalam kemampuan kosakata dan bahasa
akan berkembang pesat. Aspek lainnya karena bahasa dalam sastra adalah bahasa
yang sifatnya kreatif, misalnya ada permainan bunyi pada puisi dan pantun. Maka
dengan membaca inteks karya sastra anak semakin kreatif berbahasanya (hlm 50).
Pendekatan
sastra yang dilakukan penulis mengenai mimetik,
pragmatik, ekspresif, dan objektif akan mampu membingkai antara pengarang,
karya sasta dan juga pembaca. Setiap pendekatan tidaklah bisa berdiri sendiri
karena secara keseluruhan pendekatan itu saling berhubungan.
Dunia Anak, Imajinasi Anak
Pengelompokan
terhadap beberapa jenis karya sastra anak terjadi karena memang jumlahnya yang
sangat beragam. Pengelompokan itu terjadi menjadi puisi, fiksi dan drama. Puisi
anak yang memang sangat berbeda dengan puisi dewasa, puisi yang memiliki
kesederhanaan, pendek dan juga penuh irama. Fiksi anak berhubungan dengan
kehidupan anak yang menceritakan mengenai persahabatan dan kerjasama. Komik
anak juga merupakan karya imajinatif yang bermediakan bahasa dan juga
gambar-gambar. Gambar juga merupakan media belajar yang sangat baik bagi anak
karena memang imajinasi anak yang sangat kuat membuat kreativitas anak semakin
bertambah.
Memang
cerita merupakan nilai yang paling efektif bagi anak baik dalam bentuk puisi,
fiksi dan juga drama, seperti yang tertulis di sampul belakang. Menulis cerita
anak harus memiliki ide yang kreatif misalkan mengenai peristiwa-peristiwa yang
terjadi di sekeliling kita. Menulis sebuah cerita janganlah ditunda-tunda jika
memang sudah mengetahui bahan yang ingin dibahas sebaiknya segera
menuliskannya. Banyak yang belum mengerti bahwa menulis sebuah karya sastra
mengenai anak sangatlah mengasikan dan juga memiiki hiburan tersendiri. Karena
kita akan menemukan seberapa jauh kreatifitas dan juga imajinasi kita terhadap
sebuah tulisan.
Buku
tipis berwarna sampul hitam dan hijau ini sangat menarik dan perlu dibaca. Ini
akan membuat anda memahami bagaimana sesungguhnya dunia anak dan karakter yang
dimiliki oleh setiap anak. Imajinasi yang tertanam dalam diri anak perlu diasah
lagi dengan kemampuan membaca dan juga bercerita, karena membaca dapat membuat
anak menjadi lebih paham lalu dia dapat berimajinasi dengan bacaan-bacaanya.
Dengan
latar belakang sebagai mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, membuat penulis paham mengenai hubungan antara dunia anak dan juga
sastra. Dalam keterampialn berbahasa: menyimak, berbicara, membaca dan menulis
itu merupakan bekal anak dalam memahami sastra. Dengan menyimak anak bisa
tertarik untuk mendengarkan cerita atau dongeng, dengan kemampuan berbicaranya
anak dapt bercerita tentang pengalaman sehari-harinya, dengan kemampuan membaca
anak sudah bisa memahamu cerita-cerita dari buku-buku sastra dan dengan menulis
anak sudah bisa mengarang dan membuat cerita. Imajinasi anak harus dikembangkan
sedini mungkin.
MALA NOPITA SARI
Fakultas Sastra
Jurusan Sastra Indonesia
Universitas Pamulang
Jurusan Sastra Indonesia
Universitas Pamulang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar