2014/01/28

Soft News Review Buku


Menulis artikel dan tajuk rencana
Panduan Praktis Penulis & Jurnalis profesional


Ditulis oleh COMMUNITY RELATION  kelompok penerbit ini meluncurkan dua buku komunikasi dengan konsep dan aplikasi yang berbeda dengan buku yang diterbitkan sebelumnya. Sebagai bukti kepedulian dan komitmen kami untuk mengisi kekosongan buku komunikasi. Meskipun hal ini terdengar sangat sepele, tetapi hal atau topik ini merupakan hal yang penting bagi keseharian kita. Di balik ini pasti ada kemauan yang kuat untuk membagi pencerahannya kepada masyarakat sehingga masih ada waktu untuk sedikit-demi sedikit merubah cara berkomunikasi yang baik dan benar. 

 
OLEH Noerma Ningsih
Menulis itu penting. Menulis bahkan erat kaitannya dengan
peradaban. Yang pada hakikatnya berkomunikasi adalah aktifitas sehari-hari. Dengan bahasa sehari-hari dan diberi ilustrasi di sana-sini sehingga mudah dipahami oleh pembaca, dengan berbagai teori dan materi yang ada sehingga kita bisa memahaminya, dengan hati yang tenang, situasi yang aman, karena ini juga faktor pendukung kita ketika kita sedang fokus dalam satu masalah dengan situasi nasional dan global, bertaburan data dan catatan kaki sumber bacaan yang membuat kita menjadi lebih jelas. 
Mahal Jadi Murah
Sebagai penerus bangsa kedua perusahaan dengan visi dan misi membumingkan ilmu komunikasi dan pengetahuan yang luas untuk membangun kehidupan bersama di Negara yang sengit ini yang memiliki masyarakat tingkat egois yang tinggi, sehingga mereka hanya mementingkan kebutuhan mereka sendiri tanpa memperdulikan orang lain dalam pergaulan antar bangsa, buku ini hadir dengan pendekatan teoritis komunikasi.
Kemampuan ini sangat penting supaya tidak menjadi kelinci yang pura-pura tidak sombong lagi merasa iba melihat kura-kura berjalan sangat pelan karena anggota tubuhnya yang pendek dan gemuk. Seperti pengalamannya sendiri ketika masih merasa egois berdasarkan doktrin masing-masing, lalu berusaha berlari kencang untuk membela diri sendiri,tapi malah mati.
Ambillah contoh tentang “artikel” seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang bersifat aktual dan atau controversial dengan tujuan untuk memberitahu (informatif). Artikel yang ditulis tidak mesti terikat adapun artikel yang ditulis dengan artikel bebas artikel ini bisa ditulis kapan saja, dimana saja, siapa saja dan apa saja subtopik yang disajikan dalam artikel ini, asal tidak memusingkan pembaca dalam tulisan artikelnya,yang dihadapkan pada “tantangan baru dalam menulis” (hlm.02). Akhirnya yang terjadi adalah stres yang membuahkan hasil yang baik, sehingga kita bisa memahami sebuah artikel.
Demikian pula kemampuan menemukan berbagai padanan karakter penulis, ada yang seperti burung unta (mau melihat realitas), tikus (berlari kencang mencari jalan keluar), dan babi hutan (selalu melawan dan menyeruduk apa yang ada didepan). Untuk memisahkan secara tegas antara berita dan opini maka tajuk rencana, karikatur, pojok, artikel, dan surat pembaca ditempatkan dalam satu halaman khusus. Memang itulah yang sering kita temui dalam isi suatu artikel atau tulisan (hlm 02).
Penulis juga menunjukkan standar dasar untuk menilai potensi seseorang sebenarnya sangat sederhana, bukan pada ijazah, tapi kerajinan untuk hadir tepat waktu. Hal kecil yang menunjukkan sikap orang yang merasa hidup ini tidak hanya untuk mampir minum kpi saja, karena ditujukan untuk umum, maka bahasa jurnalistik harus sederhana, mudah dipahami, ringan dibaca, tidak membuat kening berkerut apalagi sampai membuat kepala menjadi berdenyut (hlm 131).
Kekuatan penulis dalam memilih metafora membuat yang susah menjadi gampang dipahami. Kemampuan ini pada gilirannya nanti akan membantu ketika mau menyediakan waktu untuk “piket” di kantor kami pada saat koreksi akhir buku ini. Mudah-mudahan kerja sama yang baik ini akan terus berlanjut di masa depan.

Menjalani Hidup
Orang yang melihat hidup ini semata-mata untuk menjalani kehidupan hidup ( to be), bukan untuk mencapai pangkat dan kekayaan  (to have), akan tetapi merupakan syarat mutlak untuk memimpin organisasi, apalagi yang sumber daya manusianya, lebih kuat berkat kemajuan teknologi komunikasi, semakin padat dengan orang yang berpendidikan. Semangatnya tidak seperti hujan yang mampu membuat banjir di mana-mana, teapi ketika orang-orang tersebut mampu dikalahkan oleh pendatang baru maka ia secara perlahan akan surut, hanya meninggalkan nama yang secara perlahan akan ikut surut pula. Namun, bak mata air yang mengalir terus tak pernah berhenti meski di musim kemarau.
Keberanian berpikir positif, mengambil contoh entah dari mana datangnya, dengan adanya undang-undang dan syarat-syarat yang tertulis pada sampul belakang bagian dalam, membedakan dengan cara pandang orang yang pada umumnya yang setiap kali bertemu dengan gagasan baru dari luar, selalu bertentangan “meskipun terbiasa” tanpa ada tindak lanjut. Padahal, budaya Indonesia adalah buah dari perjalanan panjang silang budaya yang sudah berlangsung ribuan tahun. Banyak yang belum sadar bahwa apa yang menjadi milik kita saat ini sebenarnya seperti ketika kita memperhatikan dengan cermat bunga kemboja yang memiliki kelopak dengan angka genap, disitulah kita menaruh harapan yang baik, sehingga semua berjalan apa adanya, tanpa harapan tak ada kehidupan!
Buku tipis, kecil, dan isi tebal ini menarik dan perlu dibaca. Ini akan menjadi inspirasi untuk kita karena memberitahu kita tentang bagaimana menulis dan berkomunikasi antar sesama, yang menjadi inspirasi semua pembaca yang nantinya akan menjadi pemimpin masa depan. Bahwa setelah mengalami pendidikan formal masih ada tahap berikutnya yang sama pentingnya, yang mampu menemukan “duri didalam batang”. Hal yang substansif dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak akan seperti bunga teratai yang kecil potnya “hanya berisik dengan suara-suara bohongnya tetapi ketika dilihat isinya kosong”.
Dengan latar belakang pendidikan ilmu komunikasi, juga bergelut dalam bidang praktis komunikasi. Meskipun ia menimba ilmu tinggi di negaranya sendiri, bahwa ia mampu memberikan kesan kepada kita bahwa kita juga bisa dan mampu menjadi seperti beliau menjadi penulis dan pemimpin Negara yang bijaksana, mampu memberikan berbagai karya kita kepada orang lain. Dalam dunia yang semakin dipenuhi masalah di mana tidak ada satupun pihak yang memiliki ssemua sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan sendiri sehingga harus bekerja sama lintas golongan dan disiplin ilmu, mengapa tidak mulai dari dri kita sendiri dan mulai dari sekarang yang harus memiliki tujuan untuk kehidupan yang lebih baik.
Kalau dalam kehidupan kita haru bisa memilih dan pintar berkeritik, dengan menulis kita bisa luapkan segala hal yang sedang kita rasakan sehingga kita bisa merasa sedikit terbantu dengan adanya menulis artikel ini, agar kita bisa menjalani hidup ini dengan positif, terbuka, dan dipadukan dengan rasa seperti kata orang bijak, jangan menyerah seperti kancil yang kelaparan. Kebenaran akan muncul dan karya-karya tulispun akan berkembang dengan sendirinya meskipun banyak hal yang harus kita hadapi. Seperti saat matahari dihalangi kabut yang tebal karena akan turunnya hujan, seperti itulah tanda-tanda dalam kehidupan.
NOERMA NINGSIH
Pelajar Sastra  
Fakultas Sastra Indonesia
Mahasiswa Universitas Pamulang

Tidak ada komentar: