Menulis artikel dan tajuk rencana
Panduan Praktis Penulis & Jurnalis
profesional
Ditulis
oleh COMMUNITY RELATION kelompok
penerbit ini meluncurkan dua buku komunikasi dengan konsep dan aplikasi yang
berbeda dengan buku yang diterbitkan sebelumnya. Sebagai bukti kepedulian dan
komitmen kami untuk mengisi kekosongan buku komunikasi. Meskipun hal ini
terdengar sangat sepele, tetapi hal atau topik ini merupakan hal yang penting
bagi keseharian kita. Di balik ini pasti ada kemauan yang kuat untuk membagi
pencerahannya kepada masyarakat sehingga masih ada waktu untuk sedikit-demi
sedikit merubah cara berkomunikasi yang baik dan benar.
OLEH Noerma Ningsih
Menulis
itu penting. Menulis bahkan erat kaitannya dengan
peradaban.
Yang pada hakikatnya berkomunikasi adalah aktifitas sehari-hari. Dengan bahasa
sehari-hari dan diberi ilustrasi di sana-sini sehingga mudah dipahami oleh
pembaca, dengan berbagai teori dan materi yang ada sehingga kita bisa
memahaminya, dengan hati yang tenang, situasi yang aman, karena ini juga faktor
pendukung kita ketika kita sedang fokus dalam satu masalah dengan situasi
nasional dan global, bertaburan data dan catatan kaki sumber bacaan yang
membuat kita menjadi lebih jelas.
Mahal
Jadi Murah
Sebagai
penerus bangsa kedua perusahaan dengan visi dan misi membumingkan ilmu
komunikasi dan pengetahuan yang luas untuk membangun kehidupan bersama di
Negara yang sengit ini yang memiliki masyarakat tingkat egois yang tinggi,
sehingga mereka hanya mementingkan kebutuhan mereka sendiri tanpa memperdulikan
orang lain dalam pergaulan antar bangsa, buku ini hadir dengan pendekatan
teoritis komunikasi.
Kemampuan
ini sangat penting supaya tidak menjadi kelinci yang pura-pura tidak sombong
lagi merasa iba melihat kura-kura berjalan sangat pelan karena anggota tubuhnya
yang pendek dan gemuk. Seperti pengalamannya sendiri ketika masih merasa egois
berdasarkan doktrin masing-masing, lalu berusaha berlari kencang untuk membela
diri sendiri,tapi malah mati.
Ambillah
contoh tentang “artikel” seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu
yang bersifat aktual dan atau controversial dengan tujuan untuk memberitahu
(informatif). Artikel yang ditulis tidak mesti terikat adapun artikel yang
ditulis dengan artikel bebas artikel ini bisa ditulis kapan saja, dimana saja,
siapa saja dan apa saja subtopik yang disajikan dalam artikel ini, asal tidak
memusingkan pembaca dalam tulisan artikelnya,yang dihadapkan pada “tantangan
baru dalam menulis” (hlm.02). Akhirnya yang terjadi adalah stres yang
membuahkan hasil yang baik, sehingga kita bisa memahami sebuah artikel.
Demikian
pula kemampuan menemukan berbagai padanan karakter penulis, ada yang seperti
burung unta (mau melihat realitas), tikus (berlari kencang mencari jalan
keluar), dan babi hutan (selalu melawan dan menyeruduk apa yang ada didepan).
Untuk memisahkan secara tegas antara berita dan opini maka tajuk rencana,
karikatur, pojok, artikel, dan surat pembaca ditempatkan dalam satu halaman
khusus. Memang itulah yang sering kita temui dalam isi suatu artikel atau
tulisan (hlm 02).
Penulis
juga menunjukkan standar dasar untuk menilai potensi seseorang sebenarnya
sangat sederhana, bukan pada ijazah, tapi kerajinan untuk hadir tepat waktu.
Hal kecil yang menunjukkan sikap orang yang merasa hidup ini tidak hanya untuk
mampir minum kpi saja, karena ditujukan untuk umum, maka bahasa jurnalistik
harus sederhana, mudah dipahami, ringan dibaca, tidak membuat kening berkerut
apalagi sampai membuat kepala menjadi berdenyut (hlm 131).
Kekuatan
penulis dalam memilih metafora membuat yang susah menjadi gampang dipahami.
Kemampuan ini pada gilirannya nanti akan membantu ketika mau menyediakan waktu
untuk “piket” di kantor kami pada saat koreksi akhir buku ini. Mudah-mudahan
kerja sama yang baik ini akan terus berlanjut di masa depan.
Menjalani Hidup
Orang
yang melihat hidup ini semata-mata untuk menjalani kehidupan hidup ( to be), bukan untuk mencapai pangkat dan
kekayaan (to have), akan tetapi merupakan syarat
mutlak untuk memimpin organisasi, apalagi yang sumber daya manusianya, lebih
kuat berkat kemajuan teknologi komunikasi, semakin padat dengan orang yang
berpendidikan. Semangatnya tidak seperti hujan yang mampu membuat banjir di
mana-mana, teapi ketika orang-orang tersebut mampu dikalahkan oleh pendatang
baru maka ia secara perlahan akan surut, hanya meninggalkan nama yang secara
perlahan akan ikut surut pula. Namun, bak mata air yang mengalir terus tak
pernah berhenti meski di musim kemarau.
Keberanian
berpikir positif, mengambil contoh entah dari mana datangnya, dengan adanya
undang-undang dan syarat-syarat yang tertulis pada sampul belakang bagian
dalam, membedakan dengan cara pandang orang yang pada umumnya yang setiap kali
bertemu dengan gagasan baru dari luar, selalu bertentangan “meskipun terbiasa”
tanpa ada tindak lanjut. Padahal, budaya Indonesia adalah buah dari perjalanan
panjang silang budaya yang sudah berlangsung ribuan tahun. Banyak yang belum
sadar bahwa apa yang menjadi milik kita saat ini sebenarnya seperti ketika kita
memperhatikan dengan cermat bunga kemboja yang memiliki kelopak dengan angka
genap, disitulah kita menaruh harapan yang baik, sehingga semua berjalan apa
adanya, tanpa harapan tak ada kehidupan!
Buku
tipis, kecil, dan isi tebal ini menarik dan perlu dibaca. Ini akan menjadi
inspirasi untuk kita karena memberitahu kita tentang bagaimana menulis dan berkomunikasi
antar sesama, yang menjadi inspirasi semua pembaca yang nantinya akan menjadi
pemimpin masa depan. Bahwa setelah mengalami pendidikan formal masih ada tahap berikutnya
yang sama pentingnya, yang mampu menemukan “duri didalam batang”. Hal yang
substansif dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak akan seperti bunga
teratai yang kecil potnya “hanya berisik dengan suara-suara bohongnya tetapi
ketika dilihat isinya kosong”.
Dengan
latar belakang pendidikan ilmu komunikasi, juga bergelut dalam bidang praktis
komunikasi. Meskipun ia menimba ilmu tinggi di negaranya sendiri, bahwa ia
mampu memberikan kesan kepada kita bahwa kita juga bisa dan mampu menjadi
seperti beliau menjadi penulis dan pemimpin Negara yang bijaksana, mampu
memberikan berbagai karya kita kepada orang lain. Dalam dunia yang semakin
dipenuhi masalah di mana tidak ada satupun pihak yang memiliki ssemua sumber
daya yang diperlukan untuk menyelesaikan sendiri sehingga harus bekerja sama
lintas golongan dan disiplin ilmu, mengapa tidak mulai dari dri kita sendiri
dan mulai dari sekarang yang harus memiliki tujuan untuk kehidupan yang lebih
baik.
Kalau
dalam kehidupan kita haru bisa memilih dan pintar berkeritik, dengan menulis
kita bisa luapkan segala hal yang sedang kita rasakan sehingga kita bisa merasa
sedikit terbantu dengan adanya menulis artikel ini, agar kita bisa menjalani
hidup ini dengan positif, terbuka, dan dipadukan dengan rasa seperti kata orang
bijak, jangan menyerah seperti kancil yang kelaparan. Kebenaran akan muncul dan
karya-karya tulispun akan berkembang dengan sendirinya meskipun banyak hal yang
harus kita hadapi. Seperti saat matahari dihalangi kabut yang tebal karena akan
turunnya hujan, seperti itulah tanda-tanda dalam kehidupan.
NOERMA
NINGSIH
Pelajar Sastra
Fakultas Sastra
Indonesia
Mahasiswa Universitas
Pamulang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar