Pahlawan Kebersihan Kampus
Pagi
yang cerah di Universitas Pamulang, dengan semangat dan senyuman saya berjalan
dari tempat parkir menuju lantai enam, di mana letak kelas saya berada, suasana
terasa sangat sepi, karena waktu masih menunjukan 7:20 yang saya lihat di
tangan kiri, ternyata masih terlalu pagi untuk langsung masuk ke kelas.
Sepanjang perjalanan menuju lantai enam, saya tidak pernah menggunakan lift.
Karena bagi saya itu berbahaya, sebab bangunan yang sepenuhnya belum selesai
dan lift pun juga terlihat dalam peroses pengerjaan. Tetapi mahasiswa dan para
dosen sudah menggunakannya. Untuk itulah saya lebih memilih berjalan kaki
menaiki tangga hingga lantai enam.
Dalam
perjalanan saya berpapasan dengan beberapa orang yang berpakaian seragam yang
terlihat rapi dengan membawa beberapa alat kebersihan sapu, pengki serta lap
yang menempel di kantong bagian belakang celananya. Saya dengan senyum menyapa
hanya untuk bilang permisi karena saya melewati bagian lantai yang sedang
dibersihkan. Bagi saya sapaan dan senyuman kepada petugas kebersihan yang
bekerja di kampus tempat saya belajar merupakan sesuatu nilai yang penting.
Karena merekalah yang membuat kenyamanan dan kebersihan di sekitar ruangan
tempat saya melakukan aktifitas di kampus. Dan mereka juga yang saya temui
hampir setiap hari sebelum masuk ke dalam kelas.
Karena
belum waktunya masuk saya sempat berbincang dengan salah satu petugas
kebersihan di gedung E Universitas Pamulang, dengan seragam berwarna gelap
kehitaman serta rambut tertata rapi saya berbincang dengan Ari yang belum
setahun dia bekerja sebagai petugas kebersihan UNPAM. Masuk jam 7:00, sebelum
berangkat bekerja Ari biasa melakukan ritual dengan secangkir kopi dan rokok,
karena baginya menikmati kopi sambil merokok sebelum bekerja dapat membuatnya
semangat. karena di dalam kampus ritual seprti itu dilarang, tututrnya. Ari
biasa merokok empat batang dalam sehari tapi bisa juga lebih. Pokonya sehabis
makan itu wajib baginya. Karena pekerjaan sebagai petugas kebersihan merupakan
pekerjaan pokok nya dan merupakan sumber penghasilan hidupnya, Ari pun tak
sayang apabila uangnya dia sisihkan untuk membeli rokok, dia pun sering
melakukan jam istirahat tanpa makan. Dia lebih memilih hanya untuk menikmati
rokok dan minum kopi. Karena uangnya tidak selalu cukup untuk membeli makan,
rokok dan kopi, Ari pun lebih memilih untuk tidak makan. Dengan bekerja delapan
jam serta istirahat satu jam dalam satu hari.
Ari selalu menikmati pekerjaan yang di awali
dengan menyalakan AC di semua ruangan lantai 5 di mana dia mendapatkan jadwal
pekerjaannya, kemudian memeriksa kamar mandi, membersihkannya dan memberi
pewangi ruangan, lalu membersihkan tempat sampah, setelah itu Ari mulai
menyusuri setiap ruangan untuk menyapu kemudian di pel, setelah semua terlihat
bersih pekerjaan nya pun masih belum berakhir dia harus terus melihat bagian
mana yang kotor dan harus dibersihkan untuk itulah sapu dan pengki serta lap
selalu dibawanya. Dia beranggapan pekerjaan seperti ini pada awalnya merupakan
pekerjaan yang memalukan, tetapi karena harus membantu orang tua, Ari pun harus
terus bekerja, setiap hari dia hanya melakukan kegiatan yang selalu sama yaitu
bersih-bersih.
Dia
berpikir bagaimana kalau petugas kebersihan seperti aku ini tidak ada pasti
sampah berantakan di mana-mana, aku hanya ingin dihargai hanya itu saja yang
aku harapkan dari para mahasiswa, tuturnya. Bagi Ari, mahasiswa memandang
keberadaan para petugas kebersihan itu tidak ada, tidak terlalu penting. misalnya
saja pada saat aku membersihkan lantai dengan mengepel setidaknyakan mereka
tahu lantainya masih basah, apabila mereka mengangkap aku ini ada, pasti mereka
meminta maaf atau izin untuk dilewati lantainya. Tetapi mereka lebih memilih
jalan seperti tidak ada orang yang sedang membersihkan lantai, terkadang aku
kesal ingin memarahinya, tegasnya. Setelah saya melihat jam tangan ternyata
waktu menunjukan 7:35 saya pun segera mengakhiri perbincangan dengan Ari,
dengan senyuman terimakasih dan sapaan semangat.
Kemudiaan
saya bergegas masuk kedalam kelas. Setelah pelajara selesai tepat pukul 9:00
saya segera meninggalkan kelas, yang terpikirkan saat itu adalah bagaimana suka
dukanya petugas kebersihan di gedung A Universitas Pamulang, yaitu gedung utama
UNPAM, karena di sana terlihat lebih ramai. Saya pun berencana ingin ke gedung
A tersebut sesampainya saya di sana, yang saya temui adalah kenalan saya
sewaktu masih menempati gedung A ini, dia sebagai petugas kebersihan sama
halnya seperti Ari tetapi warna pakaiannlah yang berbeda, di gedung A,gedung
utama UNPAM ini petugas kebersihan mengenakan pakaian biru-biru yang terlihat
lebih ceria dan berwarna.
Saya
pun menyapanya Nurhasan namanya yang lebih di kenal sebagai Hasan dia adalah
orang asli Pamulang yang sudah bekerja sebagai petugas kebersihan UNPAM selama
tiga tahun, sebelumnya Hasan adalah seorang pegawai rumah makan karena tempat
pekerjaannya yang jauh akhirnya Hasan lebih memilih meninggalkan pekerjaannya
dan beralih sebagai petugas kebersihan di UNPAM yang dekat dari tempat
tinggalnya. Baginya pekerjaan yang menetap dengan gaji setiap bulan merupakan
berkah tersendiri, karena dia menyadari dengan lulusan SMP sulit untuk
mendapatkan pekerjaan yang menetap. Untuk itulah pekerjaan sebagai petugas
kebersihan di jalaninnya dengan penuh semangat dan kebaikan, karena orang tua
dan teman-temannya yang membuat hari-hari Hasan bersemangat dan karena
kebersihan merupakan bagian dari iman yang membuatnya bekerja dengan penuh
kebaikan.
Setiap
pagi Hasan memulai pekerjaannya dengan membersihkan ruangan dosen di lantai
satu kemudian berlanjut di ruangan Rektorat lantai dua. Hari-harinya bagitu
berat, Hasan bekerja dua belas jam dalam sehari, lebih panjang waktu bekerjanya
dibandingkan Ari yang bekerja delapan jam di gedung E UNPAM. Bagi Hasan
pekerjaan itu sudah menjadi bagian hidupnya karena sudah terbiasa dan dia
merasa selalu bersemangat dalam bekerja, karena dia selalu berkata, kalau bukan
karena orang tua dan teman-teman di sini yang baik kepada ku, Aku tidak mungkin
sampai tiga tahun bekerja di UNPAM ini, tuturnya. Itulah sebabnya dukungan
sangat aku butuhkan untuk terus semangat bekerja, bagian terberat aku bekerja
di sini apabila ada kegiatan di gedung Rektorat, kalu ada seminar atau ada
acara luar kampus, aku bisa sehariaan berada di UNPAM, ujarnya. Karena Hasanlah
yang bertanggungjawab atas kebersihan gedung Rektorat.
Tugas
itu mungkin cukup berat baginya tetapi menurutnya dengan deberi kepercayaan
untuk menjaga kebersihan ruangan dosen dan Rektorat membuatnya dikenal oleh
sebagian atasan UNPAM yang membuatnya bangga. Karena dia merasa diakui akan
keberadaannya sebagai petugas kebersihan, Hasan selain ramah dia juga mudah
bergaul sehingga kami yang pernah memakai jasanya sewaktu mengadakan seminar
diruangan Rektorat merasa senang karena kebersihan dan kenyamanan selalu tercipta
dalam berlangsungnya acara hingga selesai. Untuk itulah nama Hasan bagi saya
merupakan contoh petugas kebersihan yang harus diteladani karena semangat dan
kebaikannya menciptakan kebersihan di Universitas Pamulang.
Untuk
para mahasiswa Universitas Pamulang janganlah suka merokok di dalam kelas
ataupun di kamar mandi, karena bekas rokok yang tidak dibuang pada tempatnya
dapat membuat kecurigaan dari yayasan. Dan untuk sampah buanglah pada
tempatnya. Kalian ini ada di lingkungan kampus jadi aturan dan kebersihan
haruslah dijaga kami sebagai petugas kebersihan tidak bisa mengawasi sampah
satu-persatu jadi mohonlah untuk para mahasiswa untuk sadar diri akan
keberadaan sampah yang harus di buang pada tempatnya. Itulah tuturan Hasan
sebelum mengakhiri perbincangan kita berdua siang itu, dengan senyuman sayapun
hanya bisa bilang terimakasih dan ucapan semangat untuk Hasan.
Angle : Petugas kebersihan UNPAM
Narasumber : Ariyadi petugas kebersihan UNPAM Gedung E
Nurhasan petugas kebersihan UNPAM Gedung A
1 komentar:
Masih seperti deskripsi dan narasi. Hindari penggunaan saya dalam tulisan. Pelajari cara mengutip.
Posting Komentar