2013/12/29

Soft News




                                 Pahlawan Kebersihan Kampus


Pagi yang cerah di Universitas Pamulang, dengan semangat dan senyuman saya berjalan dari tempat parkir menuju lantai enam, di mana letak kelas saya berada, suasana terasa sangat sepi, karena waktu masih menunjukan 7:20 yang saya lihat di tangan kiri, ternyata masih terlalu pagi untuk langsung masuk ke kelas. Sepanjang perjalanan menuju lantai enam, saya tidak pernah menggunakan lift. Karena bagi saya itu berbahaya, sebab bangunan yang sepenuhnya belum selesai dan lift pun juga terlihat dalam peroses pengerjaan. Tetapi mahasiswa dan para dosen sudah menggunakannya. Untuk itulah saya lebih memilih berjalan kaki menaiki tangga hingga lantai enam.
Dalam perjalanan saya berpapasan dengan beberapa orang yang berpakaian seragam yang terlihat rapi dengan membawa beberapa alat kebersihan sapu, pengki serta lap yang menempel di kantong bagian belakang celananya. Saya dengan senyum menyapa hanya untuk bilang permisi karena saya melewati bagian lantai yang sedang dibersihkan. Bagi saya sapaan dan senyuman kepada petugas kebersihan yang bekerja di kampus tempat saya belajar merupakan sesuatu nilai yang penting. Karena merekalah yang membuat kenyamanan dan kebersihan di sekitar ruangan tempat saya melakukan aktifitas di kampus. Dan mereka juga yang saya temui hampir setiap hari sebelum masuk ke dalam kelas.
Karena belum waktunya masuk saya sempat berbincang dengan salah satu petugas kebersihan di gedung E Universitas Pamulang, dengan seragam berwarna gelap kehitaman serta rambut tertata rapi saya berbincang dengan Ari yang belum setahun dia bekerja sebagai petugas kebersihan UNPAM. Masuk jam 7:00, sebelum berangkat bekerja Ari biasa melakukan ritual dengan secangkir kopi dan rokok, karena baginya menikmati kopi sambil merokok sebelum bekerja dapat membuatnya semangat. karena di dalam kampus ritual seprti itu dilarang, tututrnya. Ari biasa merokok empat batang dalam sehari tapi bisa juga lebih. Pokonya sehabis makan itu wajib baginya. Karena pekerjaan sebagai petugas kebersihan merupakan pekerjaan pokok nya dan merupakan sumber penghasilan hidupnya, Ari pun tak sayang apabila uangnya dia sisihkan untuk membeli rokok, dia pun sering melakukan jam istirahat tanpa makan. Dia lebih memilih hanya untuk menikmati rokok dan minum kopi. Karena uangnya tidak selalu cukup untuk membeli makan, rokok dan kopi, Ari pun lebih memilih untuk tidak makan. Dengan bekerja delapan jam serta istirahat satu jam dalam satu hari.
 Ari selalu menikmati pekerjaan yang di awali dengan menyalakan AC di semua ruangan lantai 5 di mana dia mendapatkan jadwal pekerjaannya, kemudian memeriksa kamar mandi, membersihkannya dan memberi pewangi ruangan, lalu membersihkan tempat sampah, setelah itu Ari mulai menyusuri setiap ruangan untuk menyapu kemudian di pel, setelah semua terlihat bersih pekerjaan nya pun masih belum berakhir dia harus terus melihat bagian mana yang kotor dan harus dibersihkan untuk itulah sapu dan pengki serta lap selalu dibawanya. Dia beranggapan pekerjaan seperti ini pada awalnya merupakan pekerjaan yang memalukan, tetapi karena harus membantu orang tua, Ari pun harus terus bekerja, setiap hari dia hanya melakukan kegiatan yang selalu sama yaitu bersih-bersih.
Dia berpikir bagaimana kalau petugas kebersihan seperti aku ini tidak ada pasti sampah berantakan di mana-mana, aku hanya ingin dihargai hanya itu saja yang aku harapkan dari para mahasiswa, tuturnya. Bagi Ari, mahasiswa memandang keberadaan para petugas kebersihan itu tidak ada, tidak terlalu penting. misalnya saja pada saat aku membersihkan lantai dengan mengepel setidaknyakan mereka tahu lantainya masih basah, apabila mereka mengangkap aku ini ada, pasti mereka meminta maaf atau izin untuk dilewati lantainya. Tetapi mereka lebih memilih jalan seperti tidak ada orang yang sedang membersihkan lantai, terkadang aku kesal ingin memarahinya, tegasnya. Setelah saya melihat jam tangan ternyata waktu menunjukan 7:35 saya pun segera mengakhiri perbincangan dengan Ari, dengan senyuman terimakasih dan sapaan semangat.
Kemudiaan saya bergegas masuk kedalam kelas. Setelah pelajara selesai tepat pukul 9:00 saya segera meninggalkan kelas, yang terpikirkan saat itu adalah bagaimana suka dukanya petugas kebersihan di gedung A Universitas Pamulang, yaitu gedung utama UNPAM, karena di sana terlihat lebih ramai. Saya pun berencana ingin ke gedung A tersebut sesampainya saya di sana, yang saya temui adalah kenalan saya sewaktu masih menempati gedung A ini, dia sebagai petugas kebersihan sama halnya seperti Ari tetapi warna pakaiannlah yang berbeda, di gedung A,gedung utama UNPAM ini petugas kebersihan mengenakan pakaian biru-biru yang terlihat lebih ceria dan berwarna.
Saya pun menyapanya Nurhasan namanya yang lebih di kenal sebagai Hasan dia adalah orang asli Pamulang yang sudah bekerja sebagai petugas kebersihan UNPAM selama tiga tahun, sebelumnya Hasan adalah seorang pegawai rumah makan karena tempat pekerjaannya yang jauh akhirnya Hasan lebih memilih meninggalkan pekerjaannya dan beralih sebagai petugas kebersihan di UNPAM yang dekat dari tempat tinggalnya. Baginya pekerjaan yang menetap dengan gaji setiap bulan merupakan berkah tersendiri, karena dia menyadari dengan lulusan SMP sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang menetap. Untuk itulah pekerjaan sebagai petugas kebersihan di jalaninnya dengan penuh semangat dan kebaikan, karena orang tua dan teman-temannya yang membuat hari-hari Hasan bersemangat dan karena kebersihan merupakan bagian dari iman yang membuatnya bekerja dengan penuh kebaikan.
Setiap pagi Hasan memulai pekerjaannya dengan membersihkan ruangan dosen di lantai satu kemudian berlanjut di ruangan Rektorat lantai dua. Hari-harinya bagitu berat, Hasan bekerja dua belas jam dalam sehari, lebih panjang waktu bekerjanya dibandingkan Ari yang bekerja delapan jam di gedung E UNPAM. Bagi Hasan pekerjaan itu sudah menjadi bagian hidupnya karena sudah terbiasa dan dia merasa selalu bersemangat dalam bekerja, karena dia selalu berkata, kalau bukan karena orang tua dan teman-teman di sini yang baik kepada ku, Aku tidak mungkin sampai tiga tahun bekerja di UNPAM ini, tuturnya. Itulah sebabnya dukungan sangat aku butuhkan untuk terus semangat bekerja, bagian terberat aku bekerja di sini apabila ada kegiatan di gedung Rektorat, kalu ada seminar atau ada acara luar kampus, aku bisa sehariaan berada di UNPAM, ujarnya. Karena Hasanlah yang bertanggungjawab atas kebersihan gedung Rektorat.
Tugas itu mungkin cukup berat baginya tetapi menurutnya dengan deberi kepercayaan untuk menjaga kebersihan ruangan dosen dan Rektorat membuatnya dikenal oleh sebagian atasan UNPAM yang membuatnya bangga. Karena dia merasa diakui akan keberadaannya sebagai petugas kebersihan, Hasan selain ramah dia juga mudah bergaul sehingga kami yang pernah memakai jasanya sewaktu mengadakan seminar diruangan Rektorat merasa senang karena kebersihan dan kenyamanan selalu tercipta dalam berlangsungnya acara hingga selesai. Untuk itulah nama Hasan bagi saya merupakan contoh petugas kebersihan yang harus diteladani karena semangat dan kebaikannya menciptakan kebersihan di Universitas Pamulang.

Untuk para mahasiswa Universitas Pamulang janganlah suka merokok di dalam kelas ataupun di kamar mandi, karena bekas rokok yang tidak dibuang pada tempatnya dapat membuat kecurigaan dari yayasan. Dan untuk sampah buanglah pada tempatnya. Kalian ini ada di lingkungan kampus jadi aturan dan kebersihan haruslah dijaga kami sebagai petugas kebersihan tidak bisa mengawasi sampah satu-persatu jadi mohonlah untuk para mahasiswa untuk sadar diri akan keberadaan sampah yang harus di buang pada tempatnya. Itulah tuturan Hasan sebelum mengakhiri perbincangan kita berdua siang itu, dengan senyuman sayapun hanya bisa bilang terimakasih dan ucapan semangat untuk Hasan.

Angle           :  Petugas kebersihan UNPAM

Narasumber :  Ariyadi petugas kebersihan UNPAM Gedung E 
                       Nurhasan petugas kebersihan UNPAM Gedung A

1 komentar:

Ruang Kata-kata mengatakan...

Masih seperti deskripsi dan narasi. Hindari penggunaan saya dalam tulisan. Pelajari cara mengutip.