2013/09/12

cerpen tentang lingkungan


PEWARIS TUNGGAL
Malam yang  penuh dengan  kegelapan,  seorang wanita hamil yang bernama Natalia sedang duduk di beranda rumah sambil mengelus-elus perutnya.  Hujan badai dan angin yang begitu kencang membuat hati  Natalia ketakutan  Tak lama kemudian petir menyambar pohon kayu di sekitar rumahnya.  Wanita itupun terkejut dan terjatuh sampai perutnya terbentur di babatuan, darah mengalir melalui cela-cela pahanya, sampai ia harus dilarikan ke rumah sakit.
Kekurangan peralatan medis dan tenaga dokter, terpaksa bayi yang ada di dalam kandungan tidak bisa diselamatkan.  Duka dan lara menyelimuti hati yang terluka.  ketika Natalia masih terbaring di ruang rawat tiba-tiba datanglah seorang dokter dan memanggil Tommy, “ istri Natalia” Tommypun pergi ke ruangan dokter.
Ketika Tommy menemui dokter dan  memberitau bahwa istrinya tak dapat lagi menghasilkan anak karena dalam proses operasi mengeluarkan bayi yang telah meninggal di dalam kandungan ibu Natali, kami telah menemukan bahwa ada beberapa masalah dengan kandungannya. “Kata dokter itu” kami dari beberapa dokter telah sepakati untuk  mencopot kandungan tersebut dan saya mohon saudara merahasiakan itu dari pasien karena pasien belum terlalu pulih, saya takut terjadi apa-apa denganya. Dokter menmbahkan.
Ditengah pembicaraan antara dokter dengan Tommy datanglah ibu Natalia berdiri di depan pintu, dan ia mendengarkan pembicaraan mereka.  Disaat tommy berbalik muka ia melihat istrinya sedang menangis di depan pintu.
Tommy kamu tak usah lagi sembunyi masalah ini dari aku, karena apa yang kamu bicarakan telah aku dengar, dan aku pasrah apa yang telah terjadi dengan diriku ini. “kata Natalia sambil menangis”.
Sebelum pulang ke rumah Tommy dan Natali bersapakat untuk menyembunyikan rahasia ini dari keluraga besar karena mereka takut betepa kecewahnya ayah dan ibu yang telah menantikan kedatangan cucu mereka.
Wanita yang sudah lama menikah dengan Tommy Wangge dari keluaraga besar Ambros Wangga.  Keluarga  yang sangat terpengaruh di kota Ende, kota yang berada di tengah-tengah pulau Flores terpaksa bersedih mengingat dirinya tak bisa menghasilkan momongan bagi keluarga Wangge.  Tangis yang tak bisa menahan dari hari ke hari mengingat anak yang telah pergi mendahuluinya.
Menahan rasa sakit, rahasia  yang telah mereka sembunyi dari keluaragan besarnya membuat hati Natalia merasa berdosa karena telah menipu semua keluarga besar Wangge, hari demi hari ia terus berpikir dengan cara apa sehingga dia bisa memberikan keluarga ini seorang anak, tapi itu tak mungkin karna kandungannya telah dicopot.
Dengan sepeda bututnya dia mengelilingi kota yang tak beguti jauh dari tempat tinggalnya untuk menghibur diri sekaligus mencari solusi bagaimana cara mendaptkan anak lagi.  Sampailah dia di sebuah toko majalah mulailah ia membukanya satu persatu dan membaca majalah itu, tapi tak ada hasil yang ia inginkan agar mendapat momongan lagi dari rahimnya sendiri, Natalia pun putus asa dan ia langsung pergi meninggalkan ruangan itu, sesampai di depan pintu ia melihat penjual Koran keliling melewati di depannya sambil berteriak Koran…Koran…ko…r…a…n.  kebetulan halaman awal Koran itu mengisi berita tentang olah raga sepak bola dan ia salah satu wanita yang menggemari olah raga sepak bola itu.
Natalia pun memanggil tukang Koran dan mebelinya, duduklah ia di samping pintu toko majalah itu, dan memulai membaca Koran yang ia beli tadi.  Setelah selesai membaca berita sepak bola ia membuka halaman berikutnya dan di halaman itu memberitakan lelaki menikah lagi demi mencari pewaris tunggal karena istrinya tak memberikan anak.
Ketika selesai membaca dengen tergesah-gesah ia melipat Koran dan pergi dari tempat itu.  Akan tetapi ia tidak menemui suaminya di rumah dan ia menelpon suaminya agar menemui ia di sebuah taman yaitu taman Ria sebuah taman yang berada di pesisir pantai.
Dengan ombak yang begitu kencang dan suasana begitu sepih Natalia duduk menunggu suaminya seorang diri, tak lama kemudian Tommy datang dan menghampirinya.  Ketika Tommy duduk karena mereka sangat menantikan”,sambil bicara Natalia langsung menyodorkan Koran ke suaminya.  Kamu harus menikah lagi, Natalia menambahkan gumamnya.
Mendenger perkataan itu Tommy begitu terkejut dan ia langsung menarik napas panjang sambil berkata, istriku! aku tak mungkin menikah lagi dengan orang lain karena aku begitu cinta sama kamu dan hanya kamu satu-satunya untukku.  Kita bisa mengadopsi anak sebagai anak kita, Tommy menambahkan.
Tapi aku tak bisa menahan diri melihat keluarga ini menaruh harapan dari aku sedangkan aku tak bisa memberikan anak, dan tak bisa memberikan harapan yang tak pasti ini sedangkan ayah dan ibumu sangat menginginkan cucu serta sebagai pewaris keluarga ini.  Kata Natalia sambil memandang wajah suaminya.
Wajah Natalia penuh dengan airmata dan kesedihan yang menyelimutinya karena suaminya terus-terus menolak permintaannya.  Melihat wajah Natalia penuh dengan airmata Tommy langsung berkata baiklah sayang aku akan menikah lagi tapi di antara aku dan kamu tidak ada perceraian.
Suatau hari Tommy pergi ke suatu kota, ketika di perjalanan Tommy berpapasan dengan teman SMAnya dulu, dia menceritakan semua masalahnya.  Ketika mendengar curhatan Tommy temannya merasa terharu dan dia pun langsung memberikan arahan, kawan sebaiknya kamu jangan menikah lagi, dulu tetanggaku pernah mengalami masalah yang sama mungkin masalah kamu ini lebih rumit dibandingkan dengan dia.
Dulu tetangga aku pernah membayar seorang pelacur dari penyanyi coffe, mereka jadi kontrak tanpa ikatan pernikahan, dan perempuan itu dibayar sesuai perjanjian yang telah mereka sepakati.  Kalau bung mau aku akan memberikan nomor handphone beberapa wanita yang bekerja sebagai perempuan pelacur.  Tommy pun menerima tawaran dari temannya itu.
Ketika selesai pembicaraan Tommy pamit pulang sampai di perjalanan dia ketemu dengan seorang wanita yang sedang mabuk keluar dari coffe.  Wanita itu berdiri di tengah-tengah jalan dan menghentikan mobil, rasa takut dan gelisah terpaksa Tommy memberhentikan mobilnya dan menaikan wanita itu ke dalam mobilnya.
Mulut yang penuh dengan bauh alcohol, wanita itu mendekati Tommy dan menawarkan dirinya, dan berkata kalau kamu mau biar membayarku hanya dengan harga seratus ribu sekali main.  Aku bukan hanya mencari kepuasan akan tetapi aku ingin mencari wanita yang bisa memberikan aku anak.  Kata Tommy dengan sedikit gugup.  Apa? Kamu ingin mendapatkan anak dari rahim seorang pelacur? Kata wanita itu sangat heran.  Kenapa tidak? Bukan semua wanita itu bisa melahirkan dan kenapa aku harus malu mendapatkan anak dari Rahim seorang pelacur yang penting anak itu darah dagingku sendiri.
Wanita itu sedikit kesal dia begitu marah dengan kelakuan Tommy, tapi Tommy selalu berkata sopan kepadanya.  Apa kamu sungguh-sungguh mendapatkan anak dari rahim seorang pelacur? Kata wanita itu sambil menatap wajah Tommy.  Aku serius, aku tidak bohong.  jawab Tommy.  Kenapa kamu sangat menginginkan itu? Tanya wanita itu.  Nona aku sudah menikah dan istriku tidak bisa memberikan anak.  Jawab Tommy.  Apa karena istri kamu mandul? Tanya pelacur itu.  Bukan, istriku mengalami kecelakaan kecil ketika kandungannya berusia tujuh bulan.  Jawab Tommy.  Mendengar cerita dari Tommy pelacur itu merasa terharu.
Ketika pelacur itu hendak turun dia berkata kalau kaka serius janganlah denganku, aku akan kenalin kamu ke temanku dia lebih cantik dan lebih mudah empat tahun dariku.  Kalau kamu mau ketemu sekarang nanti kamu telephone aja atau kamu bisa datang langsung ke solafide tempat dia bekerja, dan wanita itu namanya Monika.
Meski dengan perasaan yang begitu sulit untuk membiarkan tubuhnya di sentuh oleh wanita lain, Tommy harus terpaksa melaksanakan itu semua demi permintaan istrinya.  Tommy mengambil handphone dan menelphon wanita yang dimaksudkan oleh pelacur tadi.
Kring….kring…kring tanda panggilan masukk dari handphone Monika, tanpa adanya pelanggan Monika segera mengangkat handphonenya.  Tanpa basah basih Tommy langsung mengatakan bahwa aku ingin bertemu denganmu nona, dan aku siap untuk mebayarmu asalkan kamu siap membantuku.  Kata Tommy lewat telephone.
Mendengar perkataan itu Monika begitu senang karena Tommy siap membayar berapa saja yang ia minta.  Tanpa bersabar dan rasa ingin tahu Monika langsung menanyakan dalam masalah apa yang harus ku bantu? Tapi Tommy hanya menjawab dengan kalimat sederhana, aku ingin bertemu denganmu dan masalah nanti aku bicarakan disaat kita ketemu.  Dan aku mau kalau bisa ini malam kita langsung ketemu.  Tommy menambahkan.
Tapi aku belum kenal kamu dan aku tak mungkin mempercayai begitu saja, jawab Monika dengan sedikit menutipi kebohongannya.  Aku akan kesena dengan mengendarai mobil Accord berwarna silver  dan aku minta kamu  menunggu aku di depan gerbang, kata Tommy kepadanya.
Tidak lama kemudian Tomy tiba di tempat itu, dia memarkir mobilnya di pinggir jalan.  Ketika mobilnya diparkir dia melihat sosok seorang wanita yang sedang membuka pintu gerbang. Wanita dengan penampilannya yang begitu sederhana dan sedikit dekil membuat Tommy tidak percaya kalau perempuan yang dia maksud tadi adalah wanita itu.
Dengan sedikit keraguan Tommy terpaksa harus menunggu di dalam mobilnya.  Sekitar sepuluh menit lamanya Tommy kembali menelphone dan menanyakan keberadaan wanita itu.  Nona kamu di mana? Kok sudah sepuluh menit aku menunggumu tapi kamu tak kunjung datang?  Aku ada di gerbang dan sudah sepuluh menit lamanya aku juga menunggumu.  Jawab Monika.  Jadi dari tadi yang berdiri di gerbang itu adalah kamu? Tanya Tommy.  Ya, jawab Monika.
Segeralah Tommy menemui Monika yang sedeng berdiri di depan gerbang, dan mengajaknya ke mobil, dan pergilah mereka meninggalkan tempat itu.  Dengan rasa malu Tommy memandang Monika dan bertanya, suadah berapa lama nona bekerja sebagai wanita penghibur? Jawab Monika sudah dua tahun lebih aku bekrja sebagai PSK.  Dan belum satu orang pun yang berani membayarku lebih, dan tidak pernah membawaku keluar. Melihat penampilanya yang tak enak dipandang Tommy segara membawa Monika ke salon.
Ketika sampai di depan salon monika begitu heran karena berlawanan apa yang dia bayangkan, kata Monika kepada Tommy, Tom kok kita kesini bukannya kita harus nginap di hotel? Jawab tommy kepadanya nona aku ingin kamu membantuku dan untuk saat ini janganlah kamu banyak bertanya.  Dan kamu jangan banyak berkomentar ketika kita sudah berada di dalam salon nanti.
Setelah pulang dari salon Tommy dan Monika langsung menuju ke Hotel yang jaraknya begitu jauh dengan tempat tinggalnya, dan kebetulan hotel itu Tommy akan melakukan pertemuan dengan rekan bisnisnya.  Ketika tiba di dalam kamar Monika tampaknya begitu menggoda dan langsung dia membuka celana dan bajunya lalu menggodai Tommy, akan tetapi Tommy hanya mengatakan maaf aku lagi tidak enak badan.
Monika tampaknya begitu kesal, dan ia begitu marah. Tommy diam-diam mendekatinya dan berkata; Nona aku bawa kesini bukan hanya untuk menampiaskan nafsu birahiku, akan tetapi aku ingin kamu mau mebantuku, kata Tommy dengan lemah lembut.  Lalu Monika menjawab mau bayar berapa agar aku bisa membantu kamu? Kata Monika dengan sedit sombong.  Aku akan mebayarmu tiga ratus juta asalkan kamu bisa memberikan aku anak. Jawab Tommy.   Woooooow tiga ratus juta? Kata Monika dalam hati.
Tommy melanjutkan pembicaraannnya aku akan memberikan lebih kalau kamu berhasil memberikan aku anak.  Aku mau tapi, tapi apa alasanya sehingga kamu sangat menginginkan anak dari aku? Tanya Monika. Tak sepantasnya kamu mendapatkan anak dari seorang pelacur. Monika menambahkan.  Istriku sangat menginginkanya dan semua ini atas kemauan istriku. Jawab Tommy.  Sudah dua tahun kami menikah, disaat istriku sedang hamil tujuh bulan dia mendapatkan kecelakaan dan terpaksa anak yang di dalam kandungannya tak diselamatkan.  Dan kandungan istriku terpaksa diangkat agar mencegah keselamatan istriku sender.  Tommy menjelaskannya.
Mendengar penjelasan Tommy, Monika merasa sedih dan berdiam sejenak, lalu dengan nada yang halus ia berkata sungguh mulia hati istrimu, dan aku mau kamu mengenal aku dengan istrimu. Hati Tommy merasa senang ketika Monika ingin ketemu dengan istrinya, dan Tommy langsung menelpon Natalia bahwa Monika setujuh dan dia siap untuk membantu kita.
Sebelum Tommy meninggalkan hotel itu, Tommy memberikan uang kepada Monika dan berkata besok kita akan ketemu di bandara karena kita harus tinggalkan kota ini, serta aku akan mengenali istriku di kamu.
Keesokan harinya berangkatlah Tommy dan istrinya ke bandara, sebelum keberangkatan Tommy pamit sama ayah dan ibunya.  Ayah aku akan pergi ke  Australia karena ada urusan penting dalam bisnis perusahan kita dan aku akan membawa istriku karena aku sangat lama berada di Australia.
Setelah pamit Tommy dan istrinya segera naik mobil dan menuju ke bandara. Setibanya di bandara Natalia bertanya kepada Tommy; Tom di mana Monika kok dia belum tiba juga sih?  Ketika se.lesai bertanya datanglah Monika dari arah barat lalu Tommy mengatakan kepada istrinya itu Monika dia sedang menujui kesini.
Ketika sampai di Australia mereka tinggal di apartemen miliknya. Suatu saat Tommy keluar untuk acara pertemuan dengan rekan-rekan bisnisnya, sedangkan Natalia dan Monika pergi ke super market untuk berbelanja peralatan serta makanan.  Disaat mau pulang ke apartemen, Natalia membicarakan dengan Monika katanya; sebentar lagi Tommy datang menjemput kita dan aku mau kamu dan Tommy pulang sendirian karena Tommy tidak akan tidur denganmu kalau aku masih di sana. Ketikaka Tommy datang nanti kamu bilang saja kalau aku pergi ke Bank.
Tak lama kemudian Tommy datang, ketika barang-barang dinaikan ke mobil Tommy bertanya di mana Natalia? Natalia pergi ke Bank dan dia bilang kita pulang duluan.  Tommy begitu panik ketika hari sudah malam Natalia tak kunjung datang.  Tak lama kemudian Natlia mengirim pesan bahwa ini malam dia menginap di hotel dan dia tidak bisa pulang kerena jalanan sudah tutup.  Karena begitu kesepian Tommy pun tidur dengan Monika.
Pada pagi harinya Natalia baru pulang ke apartemen, sesampai di apartemen Tommy dan Natalia baru bangun dari tidur.  dua bulan lamanya Monika tiadak perna datang bulan disaat  konsultasi dengan dokter ternyata Monika positif hamil, mendengar berita itu hati Tommy dan Natalia sangat senang. 
Setelah masuk usia tujuh bulan mereka mengabarkan ke ayah dan ibunya bahwa mereka belum pulang karena Natalia sedang hamil dan dokter melarang agar jaga pulang kata Tommy dalam telephone.  Mendengar berita itu ayah dan ibunya sangat senang dan mereka ingin sekali ketemu dengan calon cucu mereka walaupun masih dalam kandungan. Tapi Tommy melarang agar ayah dan ibunya tidak usah menyusul mereka ke Australia.
Ketika Monika melahirkan dan mendapatkan anak laki-laki  mereka semua sangat senang, tetapi Monika tidak tegah harus menyerahkan anak itu kepada Tommy dan Natalia. Tetapi Tommy dengan suaranya yang lembut.  Kamu dan bayi ini tidak akan terpisah kamu bisa datang setiap saat asalkan kamu mau.  Monika aku sudah menanggap kamu sebagai adikku, aku mohon kamu memberikan anak itu dan kamu bisa tinggal bersama kami.  Kata Natlia sambil menangis. Pulanglah mereka ke kampung dan anak mereka mendapatkan berkat dari ayahnya.  Ayah dan ibunya sangat senang karena sudah lama merindukan kedatangan cucu mereka.  Dan Monika pun tinggal bersama dalam satu rumah dengan Tommy dan Natalia.

Tidak ada komentar: