2013/09/03

Cerpen Lingkungan



Terwujud Harmony
Oleh: Novia Indriyani

Bilal terlahir dari keluarga yang sangat kaya. Orang tuanya sangat protektif padanya. Setiap hari yang ia lakukan adalah belajar dan menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada di rumahnya. Kedua orang tuanya sangat menyayanginya, apapun yang Bilal inginkan selalu dipenuhi oleh mereka kecuali  urusan pertemanan dan percintaan Bilal. Dia diperbolehkan jatuh cinta setelah ia lulus kuliah. Orang tuanya juga melarang agar Bilal tidak terlalu akrab dalam berteman. Bilal tidak pernah bermain di luar rumah. Karena orang tua Bilal memang tidak menginginkan hal itu. Bagi bilal kebiasaannya selama ini tidak terlalu bermasalah untuknya. Seperti sepulang sekolah ia istirahat, belajar kemudian bermain games.

Karena Bilal rajin belajar nilai-nilainya di sekolah pun selalu membanggakan, ia juga selalu menjadi juara umum. Kebiasaannya bermain games dan menyendiri itu bukan tanpa alasan. Itu berlangsung setelah kejadian perkelahian Bilal dengan temannya sewaktu SD. Dari situlah orang tua Bilal mulai melarang Bilal untuk tidak bermain di luar dan dilarang untuk tidak terlalu bersosialisasi dengan teman sebayanya. Sampai orang tuanya membelikan Bilal gadget untuk menemani hari-hari Bilal.

Tahun ajaran baru masuk perguruan tinggi pun tiba. Bilal diterima di salah satu Universitas ternama di Jakarta. Saat perkuliahan tiba seperti biasa, bila sedang menunggu  dosen datang atau bila sedang istirahat, Bilal menghabiskan waktunya untuk duduk di sudut kelas sambil memainkan gadget-nya untuk bermain games. Kebiasaan ini memang mulai membosankan, tapi Bilal hanya bisa menikmatinya. Sampai suatu hari ada seorang gadis tomboy yang menghampirinya di sudut kelas sambil bertanya, “hey lo Bilal kan si anak orang kaya itu ?”. tanyanya sambil meledek. Anak satu kelas memang tahu Bilal adalah  anak orang kaya, bahkan dia dipanggil dengan sebutan “cowo gadget” karena kebiasaannya yang suka sekali bermain games yang ada di gadget-nya itu.

“Kamu anak baru itu kan ?” Bilal bertanya sinis. Gadis tomboy itu menjawab “yap” sambil berkata “eh lo gak bosen apa tiap kali ada waktu kosong yang lo lakuin cuma duduk dipojokan sambil main games”. Bilal pun hanya terdiam mendengar perkataan gadis tomboy itu. “ko diem ? kenalin gue Bunga”. Gadis tomboy itu menyebutkan namanya sambil mengulurkan tangan. Bilal pun meraih uluran tangan Bunga sambil menyebutkan namanya. Entah apa yang ada di hati Bilal saat ia berjabat tangan dengan Bunga. Yang pasti Bilal belum pernah merasakan perasaan seperti itu sebelumnya.

Setelah perkenalan itu mereka pun berteman. Karena Bunga merasa risih dengan kebiasaan menyendiri dan permainan games yang ada di i-pad Bilal itu, Bunga pun memberikan tantangan kepada Bilal agar dia  bisa menghentikan kebiasaannya bermain games. Bila Bilal bisa melakuan itu, Bunga berjanji akan memberikan Bilal hadiah. Dengan tegasnya Bilal pun menerima tantangan dari Bunga.

Akhirnya Bilal pun berhasil menghentikan kebiasaannya itu, bahkan semua games yang ada di gadget-nya dihapus. Bunga pun mengakui kemenangan Bilal, dan Bunga menepati janjinya pada Bilal. Hadiahnya adalah Bilal diajak jalan-jalan ke puncak tepatnya ke kebun strawberry. Di sana Bilal diajak menanam pohon strawberry oleh Bunga. Setelah itu Bilal di ajak untuk melihat pemandangan yang indah dan merasakan udara yang sejuk juga melihat pohon-pohon yang rindang. Pemandangan dan suasana yang belum pernah dirasakan dan dilihat oleh Bilal sebelumnya.

Sambil memandangi bukit dan gunung-gunung yang kokoh berdiri, Bunga bercerita tentang alam kepada Bilal. Betapa indahnya semua ciptaan Tuhan, dan sayang sekali bila kita melewatkannya begitu saja. Tidak terasa langit pun mulai gelap, mereka pun pulang. Bilal sangat senang hari itu, ia menyesal mengapa baru sekarang ia dipertemukan oleh Bunga. Bunga yang memberikan warna pelangi Dalam hidup Bilal. Dan Bilal berpikir hidup itu bukan hanya dengan kemewahan dan kesendirian. Walaupun kita merasa nyaman saat sendiri dan tidak butuh orang lain, tapi tidak dapat dipungkiri bahwa manusia hidup butuh sahabat dan juga lingkungan yang bersahabat seperti alam. Tiba-tiba Bunga mengatakan ia akan mengajak Bilal naik ke puncak gunung yang mereka pandangi tadi. Bilal pun tersenyum senang.

Setibanya di rumah, orang tua Bilal  sedang duduk di atas kursi dengan cemas. Dan Bilal pun dimarahi oleh orang tuanya, Bilal pun menceritakan apa yang terjadi pada kedua orang tuanya. Sampai pada akhirnya orang tua Bilal melarangnya untuk tidak bermain lagi dengan Bunga. Karena semenjak perkenalannya dengan Bunga, Bilal jadi sering pulang ke rumah lewat dari jam yang sudah ditentukan oleh orang tuanya yaitu jam lima sore. Padahal berkat Bunga Bilal jadi terbuka pada lingkungan, entah itu dengan orang lain ataupun dengan lingkungan yang ada disekitarnya. Dan ayah berkata bila Bilal masih berhubungan dengan Bunga, maka kuliah Bilal akan dipindahkan ke Malang.

Keesokan harinya seperti biasa Bunga selalu mengejutkan Bilal bila Bilal sedang melamun. Melihat wajah temannya yang sangat suntuk, Bunga pun menghiburnya dengan cara menjelek-jelekkan wajah Bunga agar Bilal tersenyum. Bunga pun berhasil membuat Bilal tersenyum. Tapi Bilal tidak mau menceritakan apa yang terjadi padanya.

Jam kuliah pun telah usai, Bilal langsung bergegas keluar kelas tanpa berpamitan pada Bunga. Bilal langsung menuju mobilnya yang memang supirnya sudah menunggu dalam mobil itu. Malam harinya handphone Bilal berbunyi, ternyata Bunga yang menelpon. Bilal sangat senang mendengar suara Bunga walau hanya lewat telepon genggam. Bunga menelpon untuk menepati janjinya yaitu mengajak Bilal naik gunung bersama teman-teman Bunga yang lain. Mendengar ajakan Bunga, Bilal langsung menyetujuinya, tanpa memikirkan resiko yang akan ia terima bila orang tuanya tahu.

Malam itu juga Bilal langsung bergegas mempersiapkan segala sesuatunya dengan bantuan Bunga melalui telepon. Bunga memberi tahu apa saja yang harus dibawa. Keesokan harinya di pagi buta Bilal pergi dari rumah tanpa berpamitan pada kedua orang tuanya. Tanpa rasa bersalah Bilal melewati dinginnya pagi itu dengan berjalan kaki menuju rumah Bunga yang memang tidak terlalu jauh dari rumahnya. Sesampainya di rumah Bunga, semua teman-teman Bunga sudah berkumpul ada tujuh orang teman Bunga yang terdiri dari tiga wanita dan empat pria. Lagi-lagi Bunga membawa Bilal pada situasi dan suasana yang memang tidak pernah Bilal alami. Serunya perkumpulan seperti itu, tidak ada lagi rasa bosan karena permainan games yang itu-itu saja.

Perjalanan yang melelahkan, kini mereka berada di puncak gunung. Bunga senang bisa menepati janjinya pada Bilal. Setelah dua hari berada di atas gunung akhirnya mereka kembali ke rumah. Orang tua Bilal marah besar mengetahui hal itu, dan tidak segan-segan orang tua Bilal langsung mengurus surat kepindahan kuliah Bilal di Malang. Bilal sangat sedih, namun apa boleh buat dia tidak bisa berbuat apa-apa. Bilal berangkat dua hari setelah orang tuanya mengurus semuanya. Tanpa berpamitan pada Bunga dan mengucapkan terima kasih karena telah memberikan warna pertemanan, lingkungan hidup juga mensyukuri indahnya semua ciptaan Tuhan. Semua itu tak sempat ia ucapkan pada Bunga.

Kini Bilal menjalani hari-harinya sendiri lagi dan ia mulai men-download kembali games yang sudah cukup lama tidak ia mainkan. Karena orang tuanya yang menginginkan Bilal agar fokus pada pendidikannya dan tidak bermain-main. Itu yang membuat Bilal sangat dilarang berhubungan dengan Bunga, sampai harus pindah kuliah. Semuanya terasa kosong dan sepi. Bilal tinggal bersama paman dan bibinya yang setiap saat bisa saja melaporkan kejadian yang Bilal lakukan pada orang tuanya. Sampai pada batas kesepiannya karena tidak ada lagi Bunga yang menemani hari-hari Bilal. Akhirnya Bilal memutuskan untuk mengurus kebun apel yang ada di belakang rumah pamannya setelah pulang kuliah. Berharap dengan begitu Bilal akan selalu merasa bahwa Bunga ada di sampingnya, seperti saat mereka menanam bibit di kebun strawberry waktu itu. Dan Bilal berjanji pada dirinya sendiri bila dia pulang ke Jakarta nanti, dia akan langsung menemui Bunga walaupun orang tuanya melarang. Karena Bilal merasa dia benar-benar menyayangi Bunga.






Tidak ada komentar: