Du……….um….. du……….um Du…….um itu lah stom
kapal ketika tiba di pelabuhan, semua oaring bersiap-siap untuk keluar. Kapal
pun berhenti nakado dan awak kapal melemparkan tali ke darmaga dan tangga pun
mulai diturunkan. Satu persatu mulai turun dari kapal termasuk aku, aku yang
sudah lama meninggalkan kota kelahiran ku, dengan hangat mnnghirup udara di
sekitar darmaga yaitu darmaga Ipi Ende salah satu darmaga yang ada di kotaEnde.
Di tengah-tengah keramaian aku meliahat
seorang wanita yang sedang sibuk, mondar-mandir di pelabuhan itu. Pandangan ku selalu
mengarahkannya, dalam hati kecil ku, aku berkata “kok dia mirip sekali dengan wanita
yang aku cintai” namun aku berusaha untuk mendekatinya. Tapi dengan kondisi yang begitu rame sehingga
pandangan ku tertutup, wanita itu pun hilang di tengah-tengah keramaian.
Aku pun pergi menuju ke angkot,
ternyata wanita tadi yang aku melihat di kerumunan orang banyak sedang duduk di
sudut darmaga. Wanita yang mirip dengan kekasih ku membuat aku penasaran untuk menemuinya.
Ketika aku menghampirinya dan berdri
di depannya, oh ternyata wanita ini adalah kekasihku. Begitu kagetnya dia melihat
ku. Dengan tergesah-gesah dia pergi melarikan dariku, aku mengejarnya, di depan
gerbang aku mendapatkannya.
Aku merangkulnya dan bertanya kenapa kamu
lari dari ku? Apasalahku dan kenepa kamu melihatku seperti kamu melihat seorang
penjahat yang mengaksiakan niat jahatnya.
Fitra sudah lima tahun kita pacaran tapi mengapa kamu begitu takut melihat
ku. Tanya ku kepadanya.
Bibir yang penuh dengan air mata,
bergemetar dia menceritakan “sayang maafkan aku, aku terpaksa menyembunyikan ini
dari mu, aku tidak mau membuat kamu kecewa dan putus asa. Aku tau begitu sakitnya
hati setelah lima tahun berpacaran.”
Fitra menambahkan.
Aku semakin penasaran, dalam hati aku
bertanya sebenarnya ada apa dengan Fitra.
Dia pun melanjutkan ceritanya “sayang! Aku masih mencintai mu tapi apa boleh
buat kalau cinta kita tak mungkin selamanya.
Mendengar perkataan itu aku langsung memotong omongannya “aku masih mencintai
mu Fitra dan aku tidak peduli apa yang terjadi dengan ku.
Tapi Fitra adalah seorang gadis yang selalu menuruti orang tuanya, dengan suaranya
yang lembut dia berkata: “sayang! Kalau kamu saying sama aku minta tolong mengertilah
dengan ku, saat ini aku benar-benar bingung, meninggalkan pria yang aku cintai
demi keinginan orang tua ku. Fitra menambahkannya.
Orang tua dan keluarga ku sudah menjodohkan
ku dengan laki-laki lain, laki-laki itu adalah anaknya om aku sendiri. Aku menolak perjodohan itu, karena aku masih memiliki
mu, tapi orang tua ku memaksa dan berkata kami tidak akan merestui mu kalau kamu
menikah dengan laki-laki lain. Dan
mereka mengancam ku bila aku menikah dengan laki-laki lain mereka tak menganggapa
ku sebagai anaknya. Fitra melanjutkan ceritanya.
Oh…….. dengan suara lembut aku
bertanya: “keneapa orang tua kamu harus menjodohkan kamu denga anak om mu?”
orang tua ku menginginkan agar hubungan darah anatra keluarga aku dan keluarga om
ku tetep bersatu. JawabFitra
Hati ku begitu sakit mendengerkan cerita
itu. Dengan terpaksa aku mengiklaskanya untuk mencintai laki-laki lain. Oke lah Fit aku iklas, aku mengerti apa yang
kamu rasakan, semoga kamu bahagia. Kata ku sambil menatap wajahnya. Dan kami pun memutuskan agar di antara kami
tetap saling berkomunikasi. Dan mulai saat
itu hubungan kami putus dan tidak lama dia menikah dengan laki-laki pilihan
orang tuanya.