2013/06/22

Modifikasi dongeng Sangkuriang dengan Gaya Kilas Balik




Diceritakan kembali Oleh Winda Juliana



           
Siang itu ketika memandangi alam ditengah teriknya sengatan sinar matahari.Dayang Sumbi teringat anaknya.Timbul perasaan menyesal karena dia telah mengusir Sangkuriang.Maka Dayang Sumbi selalu memohon kepada Dewa untuk mempertemukan mereka kembali.
Beberapa tahun kemudian …
Setelah bertahun-tahun lamanya Jaka(Sangkuriang) berniat untuk mengembara dan mencari tahu masa lalunya. Maka pergilah Ia kemana kakinya melangkah. Hingga akhirnya tibalah Sangkuriang di tepi hutan, disana Ia bertemu dengan seoang wanita yang sangat cantik dan Jaka terpesona. Ternyata wanita itu adalah Dayang Sumbi.Merekapun berkenalan dan saling jatuh cinta.
Suatu hari Jaka hendak pergi berburu “Nyai, hari ini akang hendak pergi berburu”, kata Jaka “maukah kau mengikatkan ikat kepalaku?”
“baiklah kang,” kata Dayang Sumbi.
Maka Jaka merendahkan tubuhnya supaya Dayang Sumbi bisa mengikatkan ikat kepalanya.Tiba-tiba Dayang Sumbi melihat bekas luka di kepala Jaka.Dia sangat kaget karena luka itu persis berada ditempat dia pernah memukul anaknya. Dayang Sumbi mulai curiga bahwa Jaka tidak lain adalah Sangkuriang  anaknya sendiri.
Apalagi setelah diperhatikan Jaka sangat mirip dengan wajahnya sendiri. Maka Dayang Sumbi pun bertanya:
“kenapa ada bekas luka di kepalamu, kang?”
“akang juga tidak tahu,” kata Jaka.  “seingatku luka itu sudah ada sejak akang masih kecil, akang memang tidak ingat masa lalu akang. Guruku berkata bahwa dia menemukanku sedang pingsan dan terluka parah.Sayang, saat itu akang tidak bisa mengingat masa lalu akang, oleh sebab itu guru memanggil akang dengan sebutan Jaka”.
Lalu Dayang Sumbi teringat suatu ketika saat Dayang Sumbi yang sedang menanak nasi. Dayang Sumbi kaget  ketika melihta Sangkuriang pulang hanya seorang diiri, lalu Dayang Sumbi bertanya “dimana Tumang?”
“Aku membunuhnya bu,” kata Sangkuriang.
Tadi saat berburu di hutan, aku melihat  seekor kijang emas. Aku menyuruh Tumang mengejarnya tapi anehnya Tumang yang biasanya menurut, kali ini tidak mau bergerak dari tempatnya meskipun aku telah mengancamnya. Tak sengaja ana panah yang dipakai untuk mengancam Tumang terlepas dari busurnya dan mengenai Tumang hingga tewas.
Dayang Sumbi sangat terkejut dan marah sehingga memukul kepaa Sangkuriang dengan sendok nasi yang sedang dipegangnya hingga berdarah. Sangkuriang berulang kali memohon ampun, namun Dayang Sumbi malah mengusirnya,.Sangkuriang pun pergi meninggalkan ibunya.

Dayang Sumbi terhentak dari  ingatan lalunya.
Mendengar hal itu Dayang Sumbi semakin yakin bahwa Jaka adalah Sangkuriang. Maka dia pun berusaha meyakinkan Sangkuriang .namun Sangkuriang tidak percaya. Menurutnya, mana mungkin ibunya yang sudah terpisah sekian lamanya mih tetap muda dan cantik seperti sekarang ini.
Sumbi pun teringat akan doa yang selalu ia panjatkan setiap hari, Dayang Sumbi selalu berdoa siang dan malam, hingga suatu hari dewa berkenan mengabulkan permintaannya.
“aku akan memberimu kecantikan yang abadi supaya wajahmu tidak berubah sampai kapanpun, dan anakmu akan mengenalimu saat kalian berjumpa.”
Tapi Sangkuriang tetap tidak percaya. Karena Sangkuriang tetap tidak percaya dan tetap ingin menikahi Dayang Sumbi,  maka Dayang Sumbi mengajukpersyaratan.
“Apapun persyaratnnya aku pasti akan sanggup memenuhinya” kata Sangkuriang
“kau harus bisa membuatkanku sebuah danau dan sebuah perahu tempat kita berbulan madu nanti” kata Dayang Sumbi.
“hanya itu?” jawab Sangkuriang…
“ya, tapi sebelum fajar menyingsing kau harus sudah menyelesaikannya.” jawab Sumbi.
“baiklah!” kata Sangkuriang “kau akan melihatnya besok pagi”
Mendengar permintaan Dayang Sumbi, Sangkuriang teringat akan mendiang gurunya yang telah mengajarinya ilmu bela diri dan kesaktian sehingga Sangkuriang bisa memerintahkan jin dan dedemit..
Malam harinya Sangkuriang memanggil jin dan dedemit untuk membantunya. Tidak sulit bagi para mahluk gaib itu untuk melaksanakannya.Mereka dengan mudah menggali tanah dan menyusun batu-batu besar untuk membendung aliran air sehingga terbentuk sebuah danau.Lalu mereka mulai menebang hutan dan membuat perahu.
Dayang Sumbi yang diam-diam mengintip pekerjaan Sangkuriang was-was melihat sebentar lagi danau dan perahu tersebut akan selesai. Maka dia berlari ke desa terdekat untuk meminta pertolongan. Kemudian Dayang Sumbi dan masyarakat di desa tersebut menggelar kain  sutera merah disebelah timur dan ramai bercengkrama sehingga membangunkan ayam yang lalu mulai berkokok . melihat warna merah dan suara ayam berkokok , mengira bahwa fajar akan segera terbit. Mereka ketakutan sehingga cepat-cepat melarikan diir meninggalkan perahu yang hampir jadi.
Sangkuriang sangat marah mengetahui dirinya telah tertipu.Maka dengan kekuatannya dia menendang perahu yang dibuatnya hingga perahu itu terbang dan jatuh trebalik.Sejak itu perahu itu berubah menjadi gunung yang sampai sekarang dikenal dengan Gunung Tangkuban Perahu. (dalam bahasa Sunda Tangkuban Perahu artinya Perahu yang terbalik.



1 komentar:

Anonim mengatakan...

Ba
Gus