Diceritakan kembali Oleh Winda
Juliana
Siang
itu ketika memandangi alam ditengah teriknya sengatan sinar matahari.Dayang
Sumbi teringat anaknya.Timbul perasaan menyesal karena dia telah mengusir Sangkuriang.Maka
Dayang Sumbi selalu memohon kepada Dewa untuk mempertemukan mereka kembali.
Beberapa tahun kemudian …
Setelah
bertahun-tahun lamanya Jaka(Sangkuriang) berniat untuk mengembara dan mencari
tahu masa lalunya. Maka pergilah Ia kemana kakinya melangkah. Hingga akhirnya
tibalah Sangkuriang di tepi hutan, disana Ia bertemu dengan seoang wanita yang
sangat cantik dan Jaka terpesona. Ternyata wanita itu adalah Dayang
Sumbi.Merekapun berkenalan dan saling jatuh cinta.
Suatu hari Jaka hendak pergi berburu
“Nyai, hari ini akang hendak pergi berburu”, kata Jaka “maukah kau mengikatkan
ikat kepalaku?”
“baiklah kang,” kata Dayang Sumbi.
Maka
Jaka merendahkan tubuhnya supaya Dayang Sumbi bisa mengikatkan ikat
kepalanya.Tiba-tiba Dayang Sumbi melihat bekas luka di kepala Jaka.Dia sangat
kaget karena luka itu persis berada ditempat dia pernah memukul anaknya. Dayang
Sumbi mulai curiga bahwa Jaka tidak lain adalah Sangkuriang anaknya sendiri.
Apalagi setelah diperhatikan Jaka sangat
mirip dengan wajahnya sendiri. Maka Dayang Sumbi pun bertanya:
“kenapa ada bekas luka di kepalamu,
kang?”
“akang juga tidak tahu,” kata Jaka. “seingatku luka itu sudah ada sejak akang
masih kecil, akang memang tidak ingat masa lalu akang. Guruku berkata bahwa dia
menemukanku sedang pingsan dan terluka parah.Sayang, saat itu akang tidak bisa
mengingat masa lalu akang, oleh sebab itu guru memanggil akang dengan sebutan
Jaka”.
Lalu Dayang Sumbi teringat suatu ketika
saat Dayang Sumbi yang sedang menanak nasi. Dayang Sumbi kaget ketika melihta Sangkuriang pulang hanya
seorang diiri, lalu Dayang Sumbi bertanya “dimana Tumang?”
“Aku membunuhnya bu,” kata Sangkuriang.
Tadi saat berburu di hutan, aku
melihat seekor kijang emas. Aku menyuruh
Tumang mengejarnya tapi anehnya Tumang yang biasanya menurut, kali ini tidak
mau bergerak dari tempatnya meskipun aku telah mengancamnya. Tak sengaja ana
panah yang dipakai untuk mengancam Tumang terlepas dari busurnya dan mengenai
Tumang hingga tewas.
Dayang Sumbi sangat terkejut dan marah
sehingga memukul kepaa Sangkuriang dengan sendok nasi yang sedang dipegangnya
hingga berdarah. Sangkuriang berulang kali memohon ampun, namun Dayang Sumbi
malah mengusirnya,.Sangkuriang pun pergi meninggalkan ibunya.
Dayang
Sumbi terhentak dari ingatan lalunya.
Mendengar
hal itu Dayang Sumbi semakin yakin bahwa Jaka adalah Sangkuriang. Maka dia pun
berusaha meyakinkan Sangkuriang .namun Sangkuriang tidak percaya. Menurutnya,
mana mungkin ibunya yang sudah terpisah sekian lamanya mih tetap muda dan
cantik seperti sekarang ini.
Sumbi pun teringat akan doa yang selalu
ia panjatkan setiap hari, Dayang Sumbi selalu berdoa siang dan malam, hingga
suatu hari dewa berkenan mengabulkan permintaannya.
“aku akan memberimu kecantikan yang
abadi supaya wajahmu tidak berubah sampai kapanpun, dan anakmu akan mengenalimu
saat kalian berjumpa.”
Tapi Sangkuriang tetap tidak percaya.
Karena Sangkuriang tetap tidak percaya dan tetap ingin menikahi Dayang
Sumbi, maka Dayang Sumbi
mengajukpersyaratan.
“Apapun persyaratnnya aku pasti akan
sanggup memenuhinya” kata Sangkuriang
“kau harus bisa membuatkanku sebuah
danau dan sebuah perahu tempat kita berbulan madu nanti” kata Dayang Sumbi.
“hanya itu?” jawab Sangkuriang…
“ya, tapi sebelum fajar menyingsing kau
harus sudah menyelesaikannya.” jawab Sumbi.
“baiklah!” kata Sangkuriang “kau akan
melihatnya besok pagi”
Mendengar permintaan Dayang Sumbi,
Sangkuriang teringat akan mendiang gurunya yang telah mengajarinya ilmu bela
diri dan kesaktian sehingga Sangkuriang bisa memerintahkan jin dan dedemit..
Malam harinya Sangkuriang memanggil jin
dan dedemit untuk membantunya. Tidak sulit bagi para mahluk gaib itu untuk
melaksanakannya.Mereka dengan mudah menggali tanah dan menyusun batu-batu besar
untuk membendung aliran air sehingga terbentuk sebuah danau.Lalu mereka mulai
menebang hutan dan membuat perahu.
Dayang
Sumbi yang diam-diam mengintip pekerjaan Sangkuriang was-was melihat sebentar
lagi danau dan perahu tersebut akan selesai. Maka dia berlari ke desa terdekat
untuk meminta pertolongan. Kemudian Dayang Sumbi dan masyarakat di desa
tersebut menggelar kain sutera merah
disebelah timur dan ramai bercengkrama sehingga membangunkan ayam yang lalu
mulai berkokok . melihat warna merah dan suara ayam berkokok , mengira bahwa
fajar akan segera terbit. Mereka ketakutan sehingga cepat-cepat melarikan diir
meninggalkan perahu yang hampir jadi.
Sangkuriang
sangat marah mengetahui dirinya telah tertipu.Maka dengan kekuatannya dia
menendang perahu yang dibuatnya hingga perahu itu terbang dan jatuh trebalik.Sejak
itu perahu itu berubah menjadi gunung yang sampai sekarang dikenal dengan
Gunung Tangkuban Perahu. (dalam bahasa Sunda Tangkuban Perahu artinya Perahu
yang terbalik.
1 komentar:
Ba
Gus
Posting Komentar