2013/06/14

Dongeng Dengan Model Kilas-Balik



Dongeng Timun Emas

(Diceritakan kembali oleh Marya Ulfa)

Dari kejauhan terdengarlah Suara gemuruh dan hentakan kaki Sang Raksasa untuk menagih janji kepada Mbok Sarni, tetapi karena rasa sayangnya dan tidak mau kehilangan Timun Emas, Mbok Sarni mencari alasan agar Timun Emas tidak dibawa oleh Sang Raksasa. Lalu Mbok Sarni berkata kepada raksasa, “Wahai raksasa, datanglah kesini dua tahun lagi. Semakin dewasa anak ini, maka semakin enak untuk di santap”. Sang Raksasa menyetujui dan meninggalkan rumah mbok Sarni.
Ingatannya pun kembali ke masa dua tahun silam, dimana mbok Sarni kebingungan mencari akal agar Timun Emas anaknya tidak dibawa pergi oleh Sang Raksasa, akhirnya dia pergi mencari Pertapa sakti di atas gunung, dan dibawanya juga Timun Emas bersama dia menemui Pertapa itu. Sesampainya di sana Timun Emas menceritakan maksud kedatangannya, setelah itu Sang Pertapa memberinya tiga buah bungkusan kecil yang isinya biji mentimun, jarum, dan terasi. Disuruhnya melempar satu per satu bungkusan itu sewaktu di kejar oleh Sang Raksasa.
Pagi buta pohon-pohon masih samar-samar terlihat, Sang mentari masih malu-malu menampakan bias cahayanya. Hari ini tiba dimana Sang Raksasa datang untuk menagih janji. Sang Raksasa bertanya kepada Mbok Sarni tentang keberadaan Timun Emas, tetapi Mbok Sarni tidak mau memberitahukannya. Karena takut ibunya akan dilukai oleh Sang Raksasa, maka Timun Emas menunjukan diri kepada Sang Raksasa. Lalu dia berkata “Aku di sini raksasa, tangkaplah aku jika kau bisa !!! ”, teriak timun emas.
Sebelum peristiwa itu terjadi, dahulu sewaktu Mbok Sarni mencari kayu di hutan Ia bertemu dengan seorang raksasa sakti, yang berjanji dalam waktu singat Mbok sarni akan diberikan seorang anak, tetapi dengan syarat setelah sepuluh tahun anak tersebut harus di persembahkan kepada Sang Raksasa. Mbok Sarni pun menyetujui perjanjian itu, dan dia di beri biji mentimun oleh Raksasa.
Sesampainya di rumah biji mentimun itu di tanam, dan setelah dua minggu, mentimun itu nampak berbuah sangat lebat dan ada salah satu mentimun yang berbuah sangat besar. Lalu dibelahnya buah itu oleh Mbok Sarni tanpa di sangka ternyata di dalamnya ada seorang bayi wanita cantik jelita. Kemudian bayi itu diberi nama Timun Emas.
            Sekarang Timun Emas harus bersiap berlari sekencang-kencangnya untuk menghindari kejaran Sang Raksasa, tapi dengan cepat Raksasa pun bisa mengejarnya. Hampir saja Timun Emas tertangkap oleh Sang Raksasa, Timun Emas teringat akan bekal yang diberikan Sang Pertapa padanya dan segera melemparkan isi di dalam bungkusan itu. Setelah jatuh ke tanah, bungkusan tersebut berubah menjadi tanaman timun yang lebat dan besar-besar, sehingga membuat Raksasa tergoda untuk memakannya dan lupa terhadap Timun Emas. Akhirnya setelah Raksasa sadar, Ia pun mulai mengejar timun emas kembali.

             Timun Emas kembali melempar bungkusan kedua yang berisi jarum, tiba–tiba saja hutan itu berubah menjadi hutan berduri yang di tumbuhi jarum-jarum besar, jarum-jarum itu mengenai kaki Sang Raksasa . kakinya terluka dan Ia pun meraung-raung kesakitan. Sang Raksasa itu semakin murka karena merasa dipermainkan, namun karena kesaktiannya Raksasa pun berhasil melewati hutan jarum tersebut dan kembali mengejar Timun Emas.
            Kali ini Timun Emas tidak boleh menganggap enteng kekuatan Sang Raksasa, Timun Emas terus berlari walaupun ia tak yakin bisa lolos dari kejaran Sang Raksasa. Bekal yang dimilikinya pun tinggal satu, yaitu terasi. Tanpa pikir panjang Timun Emas segera melemparkan bungkusan ketiga. Seketika hutan itu berubah menjadi lautan lumpur yang mendidih. Sang Raksasa tidak berdaya menghindar, karena lautan lumpur itu membuat tubuhnya semakin tersedot kedalam dan tenggelam. Akhirnya Sang Raksasa terperangkap dalam lumpur yang mendidih, hingga ia mati. Dengan kejadian tersebut Timun Emas selamat dari Sang Raksasa, ia pun bersyukur kepada Tuhan. Akhirnya Timun Emas kembali ke rumah Mbok Sarni dan hidup bahagia.


3 komentar:

wadahpenasatra mengatakan...

ceritanya hampir mirip sma cerita aslinya. modifikasinya di bagian yang mananya sabil???.. (heheh).

wadahpenasatra mengatakan...

hehehe

Ruang Kata-kata mengatakan...

Sebenarnya fokusnya pd kilas balik, tp memang akan lbh baik kalau ada kejutan. Sip, teruskan ya!

untuk yg komentar dgn akun "wadah pena sastra jgn lupa pakai namanya" :)