Dongeng dengan gaya
kilas-balik
Legenda
Lara jonggrang
Di
ceritakan kembali oleh
Noviyanti
Kini Wajah cantik nan mempesona lara jonggrang sudah
tak terlihat lagi setelah mendapat kutukan dari bondowoso yang pada saat itu
gagal mempersuntingnya, sehari-hari bondowoso hanya terlihat termenung dalam
sepi berbeda pada saat belum mengenal lara jonggrang, terlihat ia menyesali
atas segala perbuatannya terhadap para gadis desa dan terutama lara jonggrang
karena telah mengutuk para gadis menjadi candi dan arca,“aku menyesal atas
perbuatan picik ku ini,kini lara jonggrang tak kan pernah terlihat cantik nan
nyata dalam pandangan ku lagi” ujarnya dalam penuh penyesalan.
Namun semua sudah terlanjur, karena kutukan
bondowoso telah menjadikan lara jonggrang benda mati berbentuk arca, yang tak
bisa di perlakukan bagai manusia. Meski awalnya seluruh penghuni seisi istana
kerajaan merasa takut dan seakan geram dengan gaya penguasaan yang dilakukan
bondowoso kepada bawahanny, tetapi mereka tetap perduli dan merasa kasihan
dengan keadaan bondowoso yang tak terlihat tegar seperti dulu, terdengar
bisikan halus dari salah satu pekerja laki-laki dari istana kepada pekerja
lainnya, “benar nyatanya,tuan bondowoso masih merasa amat kehilangan lara
jonggrang dan menyesali segala perbuatannya dulu”,
dengan segala keberanian salah satu pekerja istana
itupun sedikit mengungkapkan sebuah kata membangun untuk bondowoso, ”maaf tuan,
bukan maksud hamba lancang kepada tuan”, dengan segala sikap berbeda yang di
tunjukan bondowoso saat itu, ia mencoba mendengarkan perkataan bawahannya
dengan menatap baik wajah orang itu, “tak baik tuan berlama-lama dalam
keterpurukan seperti ini,yang lalu sudahlah biar berlalu, kini tuan harus hidup
lebih baik demi kejayaan istana perambanan ini lagi” ujarnya, dengan sedikit
masih merasa segan kepada bondowoso dengan tak sedikitpun ia berbicara mengenai
masa lalunya bersama lara jonggrang karena takut bonsowoso mengeluarkan
amarahnya,
Bondowoso tetap menghiraukan nasihat dari pekerjanya
tersebut, itu adalah sebuah bentuk sisa-sisa kerasnya sikap bondowoso sedari
dulu, tetapi dia saat ia termenung, ia segera sadar dan mencoba melupakan apa
yang pernah yang ia lakukan dulu terhadap orang-orang terdekatnya,ia mencoba
keluar istana di kawal oleh kedua penjaga istana,”sudah terlalu lama hidupku tak
terarah seperti ini, kini waktunya aku bangkit kembali”katanya dalam hati.
Bondowoso memang seorang yang sangat keras,dan
berpendirian, tetapi di sisi lain ia mempunyai hati yang lembut dan jiwa yang
tenang, terbukti tempat yang ia tuju untuk menghilangkan rasa kejenuhannya
adalah sebuah danau yang tenang tak jauh dari istana prambanan, sesaat ia
sampai di danau tersebut, ia melihat sesosok wanita yang amat mirip dengan lara
jonggrang, ia menghampiri dan mengajak berkenalan, wanita itu bernama larasati,
ia pun mengindahkan proses perkenalan tersebut,
Bondowoso meminta agar larasati ikut ke istana
kerajaan dan bersedia untuk menikah dengannya, tak di sangka ia pun menerima
dan takut menolaknya, kali ini tanpa persyaratan, entah apa yanga ada dalam
pikirannya. Larasati teringat dengan kejadian yang menghebohkan pada masa lalu
bandung bondowoso terhadap lara jonggrang bahwa :
Lara Jonggrang juga takut
menolak pinangan itu. Namun demikian, dia tidak akan menerimanya begitu saja.
Dia mau kawin dengan Bandung Bondowoso asalkan syarat-syaratnya dipenuhi.
Syaratnya ialah supaya dia dibuatkan seribu candi dan dua sumur yang dalam.
Semuanya harus selesai dalam waktu semalam. Bandung Bondowoso menyanggupinya,
meskipun agak keberatan. Dia minta bantuan ayahnya sendiri, orang sakti yang
mempunyai balatentara roh-roh halus.
Pada hari yang ditentukan,
Bandung Bondowoso beserta pengikutnya dan roh-roh halus mulai membangun candi
yang besar jumlahnya itu. Sangatlah mengherankan cara dan kecepatan mereka
bekerja. Sesudah jam empat pagi hanya tinggal lima buah candi yang harus
disiapkan. Di samping itu sumurnya pun sudah hampir selesai.
Seluruh penghuni Istana
Prambanan menjadi kebingungan karena mereka yakin bahwa semua syarat Lara
Jonggrang akan terpenuhi. Apa yang harus diperbuat? Segera gadis-gadis
dibangunkan dan disuruh menumbuk padi di lesung serta menaburkan bunga yang
harum baunya. Mendengar bunyi lesung dan mencium bau bunga-bungaan yang harum,
roh-roh halus menghentikan pekerjaan mereka karena mereka kira hari sudah
siang. Pembuatan candi kurang sebuah, tetapi apa hendak dikata, roh halus
berhenti mengerjakan tugasnya dan tanpa bantuan mereka tidak mungkin Bandung
Bondowoso menyelesaikannya.
kemudian keesokan harinya waktu Bandung
Bondowoso mengetahui bahwa usahanya gagal, bukan main marahnya. Dia mengutuk
para gadis di sekitar Prambanan — tidak akan ada orang yang mau memperistri
mereka sampai mereka menjadi perawan tua. Sedangkan Lara Jonggrang sendiri
dikutuk menjadi arca. Arca tersebut terdapat dalam ruang candi yang besar yang
sampai sekarang dinamai candi Lara Jonggrang. Candi-candi yang ada di dekatnya
disebut Candi Sewu yang artinya seribu.
Begitu terlintas di benak hati
sang gadis cantik nan polos bernama larasati mengenai kejadian yang menimpa
lara jonggrang pada waktu dulu , ia takut peristiwa itu terulang kembali pada
dirinya, ia bertanya kepada bondowoso “apa engkau akan memperlakukan aku sama
seperti engkau memperlakukan lara jonggrang”? apa yang engkau sedang pikirkan
larasati?” sudah cukup keterpurukan ku selama ini, aku hampir mati karena
kehilangan orang yang aku inginkan dahulu karena perbuatan bodoh ku”,ujarnya
dengan suara keras namun mencoba untuk memberikan pengertian terhadap
larasati,”kini aku telah menemukanmu, benih-benih cinta ku pada mu melebihi
cintaku pada lara jonggrang dahulu”, mendengar ucapan bandung bondowoso itupun
larasati luluh dan mulai merasakan cinta yang di rasakan bondowoso terhadapnya,
terlebih lagi sikap bondowoso berubah menjadi seorang yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar