2013/06/24

dongeng dengan gaya kilas-balik



Dongeng dengan gaya kilas-balik 
Legenda Lara jonggrang
Di ceritakan kembali oleh
Noviyanti

Kini Wajah cantik nan mempesona lara jonggrang sudah tak terlihat lagi setelah mendapat kutukan dari bondowoso yang pada saat itu gagal mempersuntingnya, sehari-hari bondowoso hanya terlihat termenung dalam sepi berbeda pada saat belum mengenal lara jonggrang, terlihat ia menyesali atas segala perbuatannya terhadap para gadis desa dan terutama lara jonggrang karena telah mengutuk para gadis menjadi candi dan arca,“aku menyesal atas perbuatan picik ku ini,kini lara jonggrang tak kan pernah terlihat cantik nan nyata dalam pandangan ku lagi” ujarnya dalam penuh penyesalan.
Namun semua sudah terlanjur, karena kutukan bondowoso telah menjadikan lara jonggrang benda mati berbentuk arca, yang tak bisa di perlakukan bagai manusia. Meski awalnya seluruh penghuni seisi istana kerajaan merasa takut dan seakan geram dengan gaya penguasaan yang dilakukan bondowoso kepada bawahanny, tetapi mereka tetap perduli dan merasa kasihan dengan keadaan bondowoso yang tak terlihat tegar seperti dulu, terdengar bisikan halus dari salah satu pekerja laki-laki dari istana kepada pekerja lainnya, “benar nyatanya,tuan bondowoso masih merasa amat kehilangan lara jonggrang dan menyesali segala perbuatannya dulu”,
dengan segala keberanian salah satu pekerja istana itupun sedikit mengungkapkan sebuah kata membangun untuk bondowoso, ”maaf tuan, bukan maksud hamba lancang kepada tuan”, dengan segala sikap berbeda yang di tunjukan bondowoso saat itu, ia mencoba mendengarkan perkataan bawahannya dengan menatap baik wajah orang itu, “tak baik tuan berlama-lama dalam keterpurukan seperti ini,yang lalu sudahlah biar berlalu, kini tuan harus hidup lebih baik demi kejayaan istana perambanan ini lagi” ujarnya, dengan sedikit masih merasa segan kepada bondowoso dengan tak sedikitpun ia berbicara mengenai masa lalunya bersama lara jonggrang karena takut bonsowoso mengeluarkan amarahnya,
Bondowoso tetap menghiraukan nasihat dari pekerjanya tersebut, itu adalah sebuah bentuk sisa-sisa kerasnya sikap bondowoso sedari dulu, tetapi dia saat ia termenung, ia segera sadar dan mencoba melupakan apa yang pernah yang ia lakukan dulu terhadap orang-orang terdekatnya,ia mencoba keluar istana di kawal oleh kedua penjaga istana,”sudah terlalu lama hidupku tak terarah seperti ini, kini waktunya aku bangkit kembali”katanya dalam hati.
Bondowoso memang seorang yang sangat keras,dan berpendirian, tetapi di sisi lain ia mempunyai hati yang lembut dan jiwa yang tenang, terbukti tempat yang ia tuju untuk menghilangkan rasa kejenuhannya adalah sebuah danau yang tenang tak jauh dari istana prambanan, sesaat ia sampai di danau tersebut, ia melihat sesosok wanita yang amat mirip dengan lara jonggrang, ia menghampiri dan mengajak berkenalan, wanita itu bernama larasati, ia pun mengindahkan proses perkenalan tersebut,
Bondowoso meminta agar larasati ikut ke istana kerajaan dan bersedia untuk menikah dengannya, tak di sangka ia pun menerima dan takut menolaknya, kali ini tanpa persyaratan, entah apa yanga ada dalam pikirannya. Larasati teringat dengan kejadian yang menghebohkan pada masa lalu bandung bondowoso terhadap lara jonggrang bahwa :
Lara Jonggrang juga takut menolak pinangan itu. Namun demikian, dia tidak akan menerimanya begitu saja. Dia mau kawin dengan Bandung Bondowoso asalkan syarat-syaratnya dipenuhi. Syaratnya ialah supaya dia dibuatkan seribu candi dan dua sumur yang dalam. Semuanya harus selesai dalam waktu semalam. Bandung Bondowoso menyanggupinya, meskipun agak keberatan. Dia minta bantuan ayahnya sendiri, orang sakti yang mempunyai balatentara roh-roh halus.
Pada hari yang ditentukan, Bandung Bondowoso beserta pengikutnya dan roh-roh halus mulai membangun candi yang besar jumlahnya itu. Sangatlah mengherankan cara dan kecepatan mereka bekerja. Sesudah jam empat pagi hanya tinggal lima buah candi yang harus disiapkan. Di samping itu sumurnya pun sudah hampir selesai.
Seluruh penghuni Istana Prambanan menjadi kebingungan karena mereka yakin bahwa semua syarat Lara Jonggrang akan terpenuhi. Apa yang harus diperbuat? Segera gadis-gadis dibangunkan dan disuruh menumbuk padi di lesung serta menaburkan bunga yang harum baunya. Mendengar bunyi lesung dan mencium bau bunga-bungaan yang harum, roh-roh halus menghentikan pekerjaan mereka karena mereka kira hari sudah siang. Pembuatan candi kurang sebuah, tetapi apa hendak dikata, roh halus berhenti mengerjakan tugasnya dan tanpa bantuan mereka tidak mungkin Bandung Bondowoso menyelesaikannya.
 kemudian keesokan harinya waktu Bandung Bondowoso mengetahui bahwa usahanya gagal, bukan main marahnya. Dia mengutuk para gadis di sekitar Prambanan — tidak akan ada orang yang mau memperistri mereka sampai mereka menjadi perawan tua. Sedangkan Lara Jonggrang sendiri dikutuk menjadi arca. Arca tersebut terdapat dalam ruang candi yang besar yang sampai sekarang dinamai candi Lara Jonggrang. Candi-candi yang ada di dekatnya disebut Candi Sewu yang artinya seribu.
Begitu terlintas di benak hati sang gadis cantik nan polos bernama larasati mengenai kejadian yang menimpa lara jonggrang pada waktu dulu , ia takut peristiwa itu terulang kembali pada dirinya, ia bertanya kepada bondowoso “apa engkau akan memperlakukan aku sama seperti engkau memperlakukan lara jonggrang”? apa yang engkau sedang pikirkan larasati?” sudah cukup keterpurukan ku selama ini, aku hampir mati karena kehilangan orang yang aku inginkan dahulu karena perbuatan bodoh ku”,ujarnya dengan suara keras namun mencoba untuk memberikan pengertian terhadap larasati,”kini aku telah menemukanmu, benih-benih cinta ku pada mu melebihi cintaku pada lara jonggrang dahulu”, mendengar ucapan bandung bondowoso itupun larasati luluh dan mulai merasakan cinta yang di rasakan bondowoso terhadapnya, terlebih lagi sikap bondowoso berubah menjadi seorang yang lebih baik.

Tidak ada komentar: