KISAH KASIH ASMARA
Diceritakan oleh
Nurkomariah
Nama
ku Kasih Tungga Dewi. Menurut teman-teman ku aku merupakan tipe anak yang
periang, walaupun banyak sekali masalah yang menerpa hidup ku, terutama masalah
percintaan. Tak tahu kenapa Dewi Fortuna tidak memihak pada ku, selalu rasa
sakit yang aku rasakan ketika menjalin hubungan dengan seorang laki-laki.
Awal
perkenalan ku dengannya bisa dikatakan tidak wajar, kami bertemu di sebuah
pasar, dimana pada saat itu aku sedang mengantar ibu ku berbelanja bulanan. Ini
awal kisah pertemuan ku dengan dirinya.
Mungkin
banyak orang yang mengatakan jodoh, beberapa minggu belakangan ini aku selalu
bertemu dengannya, entah apalah itu namanya yang terpenting aku senang ketika
melihatnya. Dan suatu ketika pada saat aku sedang makan di sebuah Mall
dibilangan Tangerang Selatan, aku bertemu dengannya. Pada saat itu hati ku
berdegub sangat kencang rasanya jantung ini mau meledak, dan dia pun menyapaku
dengan senyum ramahnya.
“Hy”.
Sapa dia dengan nada sangat lembut dengan senyum simpul yang dia berikan untuk
ku.
Bodohnya
aku mengapa disaat dia menyapa ku, aku malah bengong menatap wajahnya yang
begitu tampan dimataku.
“Eh
hy”. Jawab ku singkat, karena malu cuma kata itu yang bisa aku ucapkan.
“Kenalkan
namaku Juna”. Ujarnya
Dia
mulai memperkenalkan dirinya dan mengulurkan tangan pada ku sebagai tanda
perkenalan
“Nama
ku Kasih Tunggal Dewi, tapi kamu cukup panggil saja Kasih”. Jawab ku sambil
menenangkan hati ku yang tidak karuan ini
Ternyata
Juna seorang lelaki yang tampan, baik dan menurut ku dia sosok pria idaman
semua wanita. Termasuk diri ku.
Tak
terasa hampir tiga jam aku dan Juna mengobrol, entah apa yang kami sedang
bicarakan tapi tak penting bagi ku, yang terpenting aku nyaman dan senang bisa
bertemu dengan Juna.
“Sudah
sore, sepertinya aku harus pulang”. Kataku, padahal dalam hati ku tak ingin ku
akhiri pertemuan ini.
“Oh
iya tidak kerasa kita mengobrol hampir tiga jam, maaf ya kalau waktu kamu
terbuang hanya untuk menemani ku mengobrol”.
Jawabnya dengan penuh kharisma.
Aku
pun langsung menjawab. “Oh iya tidak apa-apa aku senang bisa kenal sama kamu”.
“Lain
kali boleh kita bertemu lagi? Hmm apa aku boleh minta nomer handphone mu, siapa
tahu ada hal penting atau apalah itu”. Pintanya dengan sopan.
“Oh
iya boleh 08577....”. jawab ku langsung
Setelah
pertemuan itu wajahnya selalu
terbayang-bayang dalam benak ku, apa ini cinta, tapi terlalu dini untuk
menyimpulkan perasaan ku saat ini.
Hampir
tiga Minggu aku menunggu dia menghubungi ku atau sekedar mengirim pesan
singkat, tapi itu semua tidak dia lakukan. Dia sama sekali tidak menghubungi ku
atau sekedar memberi kabar pun tidak. Tapi satu bulan lamanya aku menunggu,
tiba-tiba hanphone ku berbunyi bertanda pesan masuk, tanpa berbasa-basi
langsung ku bukan pesan itu dan ku baca. Aku berharap Juna yang sms aku saat
ini, benar dugaan ku ternyata Juna yang sms aku.
“Hy Kasih apa kabar?”. Isi pesan
dari Juna
Aku pun tak ragu untuk membalas
pesan dari Juna.
“Kabar ku baik, kabar kamu
bagaimana?”. Jawab ku basa-basi
“Boleh
tidak kapan-kapan kita bertemu lagi, tapi kalau kamu mau dan tidak sibuk?”.
Tanyanya.
“Hmm boleh banget,
kapan?”. Tanya ku balik
“Bagaimana Sabtu malam
ini, bisa?”. Tanyanya.
“Oke, sampai ketemu
nanti malam”. Jawabku.
Saat
setelah aku dapat pesan darinya kenapa hat ini begitu senang seakan-akan aku
sedang jatuh cinta. Cinta, apa mungkin ini cinta. Oh Tuhan, apa benar aku jatuh
cinta pada Juna, kalau benar ini perasaan cinta, tapi mengapa harus dengan Juna
orang yang baru aku kenal. Dan aku pun langsung menepis semua persaan ini.
Tepat
jam empat sore aku mulai memilah dan memilih baju apa yang mau aku pakai nanti
malam untu bertemu dengan Juna, aku mau Juna terpesona melihat melihat ku malam
ini. Aku pun langsung mengeluarkan koleksi baju-baju terbaik ku tapi rasanya
baju yang ku punya sudah ketinggalan zaman, maklum aku bukan tipe perempuan
yang mengikuti perkembangan pashion saat ini. Setelah ku pilih-pilih akhirnya
pilihan ku jatuh pada baju dress berwarna cokelat muda, dan dilengkapi dengan
ikat pinggang yang mempermanis dress ini. Waktu pun berjalan begitu sangat
cepat sudah jam tujuh tepat aku mulai berdandan dan mengenakan pakaian yang ku
pilih tadi dan menggunakan sepatu berhak tidak terlalu tinggi dengan warna
senada dengan baju yang ku kenakan. Setelah itu aku mulai merapihkan rambutku,
sengaja aku biarkan rambut ku terurai lepas, agar terlihat lebih natural dan
tak lupa juga aku memakai lipp gloss untuk menambah percaya diriku.
Tak
lama kemudian terdengar suara orang yang mengetuk pintu depan rumah ku, itu
ternyata Juna. Hati ku sunggu sangat senang bercampur malu, karena aku baru
pertama kali keluar rumah pada malam hari dan malam pula.
“Kamu cantik sekali Kasih?”. Puji
Juna.
Dengan wajah memerah aku pun
langsung menjawab
“Terimakasih
Juna!!”. Jawab ku singkat, karena aku bingung
harus mengatakan apa.
Lalu
kami berdua langsung berpamitan pada orang tua ku dan kami langsung pergi.
Setelah kami memasuki mobil dan Juna langsung menyalahkan mesin mobil lalu kita
mulai pergi. Seketika rasa senang ini langsung menyelimuti hati ini apa lagi
saat Juna memutarkan sebuah lagu yang super-super romantis. Lampu merah pun
terasa cepat sekali berubah warna menjadi hijau kalau aku lewatkan semua ini
dengan Juna.
Kami
pun di sebuah lestoran siap saji dan kami langsung duduk dan memesan beberapa
makanan dan minuman. Juna pun memulai pembicaraan.
“Kasih
sebenarnya aku sudah lama memperhatikan kamu, tapi aku malu untuk berkenalan
dengan mu”. Kata Juna.
“Lah
kamu malu kenapa Juna aku orangnya engga sombong ko..hee!!!”. jawab ku untu
memecahkan ketegangan saat ini.
Cukup
lama kami bercerita, sampai tak terasa waktu sudah sangat larut, ini tandanya
aku harus cepat pulang. Dan kami pun bergegas untuk pulang.
Sesampainya
di rumah kenapa perasaan ku tak karuan seperti ini, hati ku sangat teramat
senag semua ini seperti mimpi bagi ku, tapi mimpi yang begitu sangat nyata.
Setelah
pertemuan itu kami makin sering bertemu dan semua ini berjalan cukup lancar.
Mulai dari pertemuan pertama hingga sekarang. Yang aku rasa Cuma rasa senang
dan nyaman ketika berada didekatnya.
Tapi
setelah kamikenal sekitar enam bulan lamanya, tiba-tiba ada yang berubah dari
sikap Juna, dia begitu sangat berbeda dari yang ku kenal, sekarang dia menjadi
seorang lelaki yang sangat egois, mudah marah dan sudah tidak perhatian lagi.
Entah apa yang merasuki jiwanya sehingga dia bisa tega berbuat itu pada ku.
Karena
aku merasa penasaran mengapa dia bisa berbuat seperti ini, akhirnya aku mulai
mencari informasi tentang dia dari beberapa temannya yang ku kenal. Pada
awalnya mereka semua tidak mau bercerita siapa juna itu sebenarnya, tapi aku
terus mendesak mereka dan setelah aku mendesak mereka, akhirnya mereka
bercerita semua tentang Juna pada ku.
Setelah
mereka semua bercerita, aku menangkap satu kesimpulan bahwa Juna itu sudah
mempunya seorang istri. Pada saat aku mengetahui bahwa Juna sudah mempunyai
seorang istri, betapa sakit hatiku, aku sangat malu pada diri ku sendiri, aku
merasa menjadi orang yang paling bodoh, mau saja aku dipermainkan seorang
lelaki yang tidak jelas asal usulnya.
Hati
ku begitu sangat hancur, orang yang begitu ku sayangi, aku percaya tega berbuat
seperti ini pada ku. Untuk saat ini aku hanya bisa berharap semoga kisah asmara
ku ini tak akan terulang lagi...
---------TAMAT-----------
1 komentar:
ikhh sadis juga si juna,hee :p
sama kaya si masu,hahaa....
Posting Komentar