Cintaku Nusantaraku
(Tuti Apriliyani)
Masjid
Islamic Center Tajung Priok, siang ini suasananya yang sangat panas. Aku pun
langsung turun dari angkot 106, angkot yang telah mengantarkan aku dari
terminal Tanjung Priok sampai ke Masjid Islamic Center.
“Ficka
rumahnya yang mana?” Tanya ku kepada keponakanku
“Pokoknya
yang gerbangnya yang warna hijau dan pas di tikungan dan namanya
sekolah….Sambil garuk-garuk kepala “Ficka lupa nama sekolahnya mba”
“Terus
gimana dong” kata ku
“Gak
papa mba nanti Ficka tau ko kalau udah nglewatin”
Hmmm dari pada panas-panas begini
kita langsung pulang ke rumah mending mampir dulu aja ke masjid Islamic Center
lagian kan ini waktunya shalat dhuhur, jadi kita shalat dhuhur aja di masjid
Islamic ini, setelah shalat nanti kita minta jemput aja sama mama kamu Fic? “Ok
deh” jawab Ficka.
Kita pun langsung mengambil air
wudhu ke tempat wudhu. Masjid yang begitu besar dan tanpa tiang, tempat
wudhunya pun sangat besar, sangat membingungkan untuk yang baru pertama kali ke
masjid ini. Kita pun segera shalat dhuhur karena imam pun sudah mulai
takbirratul ihram.
Selesai shalat kita pun segera
membereskan barang bawaannya dan menelphon mamanya Ficka suruh jemput kita di
Masjid Islamic, “dari pada naik becak mending minta jemput aja lagian kan ada
motor nganggur”, pikir saya. Ficka pun menelphon mamanya. Tapi kini mamanya
Ficka tidak bisa jemput karena sedang sibuk dengan pekerjaannya, akhirnya kita
pun naik becak supaya muat berdua dan bisa bawa barang-barang dari pada ojek
muatnya Cuma satu orang dah itu gak bisa bawa barang lagi.
kita pun naik becak, jalannya yang
sangat pelan karena jalanannya pada bolong, sehingga sampai ke tempat tujuan
kini memakan waktu satu jam. Di sepanjang perjalan Ficka pun mencoba
mengingat-ingat rumahnya, akhirnya sudah sampai lima belas menit ia
mengingat-ingat ia pun jadi ingat. Oh ya mba namanya itu Sekolah Nusantara, dan
aku pun langsung bilang ke abang becak, SMK Nusantara ya bang?.
Sesampainya
di SMK Nusantara aku pun langsung
menurunkan barang-barang bawaannya dan aku bawa sendiri, sedangkan Ficka bawa
tas mungilnya yang dari tadi berada di punggungnya. Ficka pun langsung lari
karena ia pingin cepat-cepat bertemu ibunya dan adiknya yang sangat lucu.
“Ficka,
Fickaaaaaa” kata ku sambil triak, karena aku belum tau jalannya, Ficka pun
tidak menghiraukan ia malah lari dengan cepat.
Di
depan kantor guru kini ku lihat ada seorang pemuda yang sedang duduk di kursi
dan memakai kaos hitam, berbadan tinggi, putih dan tampaknya ia sedang
mendengarkan music karena di telinganya ku lihat ada headset. Karena Ficka
meninggalkan aku dan aku tidak tahu kantinnya yang mana akhirnya aku pun
mencoba bertanya kepada pemuda itu.
“Maaf
ka mau tanya kantin di sekolah ini mana ya? Tanyaku.
“Lurus
terus aja nanti pas ada belokan sebelah kanan kamu belok aja” jawabnya. Aku pun
langsung jalan ke arah yang dikatakan pemuda itu tadi.
Waktu
pun berjalan sangat cepat, tiba-tiba sudah jam lima sore, perasaan baru berbincang-bincang
dengan keluarga, orang-orang yang bekerja di sekolah ini pun mulai pada minta
makan dan kini aku dan tante ku mulai sibuk menyiapkan makanan.
Ketika
aku nganterin makanan ternyata itu pemuda yang tadi sedang duduk di depan ruang
guru. Dan dia pun langsung menegur aku dan mengulurkan tangannya, hmmm mau tidak
mau aku pun juga mengulurkan tangan untuk berjabat tangan, hanya menyebut
namaku dan namanya aku pun langsung pergi untuk membantu tante.
Ali
nama pemuda itu, dan aku pun menanyakannya kepada tante
“Ali
itu kerja di sekolah ini?”
“Gak,
dia mah asisten guru sini dan anak kesayannya guru juga” jawab tante
“Tapi
kan ini hari libur kenapa dia masuk?” kata ku
“Iya,
di suruh Bapak kepala sekolah kan beliau juga hari ini masuk”
Selesailah
pemuda itu makan, kebetulan aku sedang menonton tv di ruang tv dia pun langsung
bilang makasih mba Uti. Eh tiba-tiba tante yang jawab sama-sama mas Ali, “Ali
ko tau namanya Uti” kata tante kepada Ali
“Tau
dong aku kan punya indra keenam hehe” jawab Ali
“Bohong dah tan orang kita sudah
kenalan tadi hehe” kata ku
Setelah
beberapa lama kemudian Ali pun pergi dan tante ku selalu bilang “kayanya ada
yang lagi pdkt nih”
“apaan
si tan bilang makasih aja masa pdkt” kata ku sambil nada sedikit marah
“Gak
papa ti, kan dia itu ganteng, tinggi, putih kaya lagi hehe cocok tau ti untuk
kamu” kata tante
“Yaelah
tan cocok dikira aku nyobain baju, tante aja kalau tante mau sama brondong
hehe” samnbil pergi ke kamar mandi.
Hari
ini, hari Sabtu dan tepatnya malam minggu. Hari yang membosankan tidak pergi
kemana-mana, yang biasanya aku pergi bareng bersama temen-temen SMP, kini di
Jakarta belum ada temen sama sekali, hmmm maklumlah baru tiga hari di Jakarta,
pikirku. Aktivitas di malam minggu ini hanya menonton tv bareng sama ponakan,
om dan tente.
Mungkin
karena orang menganggapnya rumah ini hanya kantin di dalam sekolah padahal
kantin ini tidak hanya berupa kantin tetapi untuk tempat tinggal juga bisa
disebut juga dengan rumah J. Rumah yang biasanya tidak ada tamu di
malam hari, malam minggu tepat pada pukul delapan malam kini telah ada yang
mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Tente pun segera menjawab salam tersebut
dan bilang buka aja gak di kunci, tamu itu pun segera membuka pintunya dan
langsung berkata Utinya ada tan?
Oh
Ali toh ternyata kirain tamu siapa malam-malam, ada nih lagi nonton tv
Aku
pun langsung nyamperin, dan berkata ada yang bisa saya bantu?
Ali
pun menjawab dengan senyum. Senyumnya ya ampun manis banget kata ku dalam hati
Dan
akhirnya kita pun ngobrol bersama.
Semenjak malam minggu itu aku jadi
kenal lebih dekat dengan Ali, gak disangka ternyata tidak hanya fisiknya yang
bagus tapi hatinya pun juga bagus. Malam minggu yang tadinya menjenuhkan tapi
kini telah berubah. Aku pun sangat bangga dengan diriku sendiri karena ada yang
bisa diajak curhat baik sedang susah maupun senang J
1 komentar:
Tambahkan deskripsi yg kuat, konflik dan klimaks juga blm nampak. Lanjutkan! hehe
Posting Komentar