HENDRI
ADINATA
Sekitar pukul tujuh malam tepatnya sabtu malam minggu aku
merapihkan rambut dan berdandan sopan selayaknya berpakaian untuk pergi ke
suatu resepsi pernikahan dua insan manusia .
Aku bergegas karena
jaraknya agak jauh supaya nanti kekika pulang tidak kemalaman. Undangan memang
sudah seminggu yang lalu dikabarkan, desa itu terletak di ujung wilayah gunung
sindur, kota Bogor pinggiran.
Tiba
di acara resepsi pernikahan, terdengar suara aluan musik yang syahdu di
telingaku, lalu kuhampiri pengantin serta mengucapkan selamat menempuh hidup
baru. Aku duduk di meja tamu, makanan kecil dan minuman tertata di atas meja dan
sembari ku cicipi satu persatu tanpa ku sadari
perut aku sudah mulai mengenyang. Tidak berapa lama aku duduk ada beberapa
gadis yang datang dengan teman-temannya, tapi ada seorang gadis ketika aku
melihat ke pandangannya terlihat gadis itu tersenyum nampak kecantikannya yang
masih alami dalam dirinya.
Melihat
gadis itu aku ingin berkenalan langsung kepadanya. Akupun memberanikan diri dan
bertanya kepada orang yang duduk di sampingku.
Permisi, gadis yang memakai kaos dan celana levis hitam
itu, sambil mengarahkan pandanganku ke depan,. Siapakah nama gadis itu?
Lalu
orang itu menjawab, oh dia, namanya Anggi kawan..
Dan aku bertanya lagi, tinggal dimana dia?
Dan aku bertanya lagi, tinggal dimana dia?
Lalu
dia menjawab, Dia tinggal daerah sini juga.
Oh, pikir aku. Makasih ya,..
Oh, pikir aku. Makasih ya,..
Orang-orang sudah mulai pergi meninggalkan tempat pesta. Menunggu
agak sepi sambil berbincang-bincang kepada seseorang yang berada di sampingku. Gadis
yang aku maksud duduk di bangku yang tidak jauh duduk dari tempat dudukku,
gadis itu bersama kelima temannya sedang asyik berbincang-bincang juga. Gadis
itu ternyata anak pak RT desa ini.
Jam sebelas malam aku menghampiri gadis yang berambut
panjang dan langsung berkenalan sambil berbincang-bincang dan akhirnya aku
memutuskan untuk saling tukar nomer handphone. Entah kenapa pertama kali
melihat gadis itu perasaan hatiku semakin yakin kalau dia jodohku kelak, gejolak
cinta yang muncul dengan cepat, dan melekat di hati.
Lalu
aku bertanya, siapakah namamu? Sengaja aku ingin tahu namanya, padahal aku
sudah tahu.
Gadis
itu menjawab, Anggi Kak.. kemudian gadis itu bertanya, kalau kak siapa?
Akupun memberitahukan
namaku. Hendri, neng dan menceritakan alamatku dimana.
Boleh ya nanti kalau aku main ke rumah neng.
Boleh ya nanti kalau aku main ke rumah neng.
Gadis itu membalas pertanyaan ku, boleh atuh kak,
pintu rumah neng selalu terbuka buat kakak.
Hatiku
semakin yakin bahwa kelak aku bisa singgah
ke hatinya. Rasanya ingin terburu-buru aku sampaikan kepadanya, karena perasaan
cinta yang tumbuh saat pandangan pertama. Namun aku urungkan niatku, ah tidak
mungkin langsung ku utarakan begitu saja, aku harus mengenal gadis itu lebih
dalam dan keluarganya.
Malam
sudah larut aku meninggalkan gadis itu lewat perkenalan singkat. Sebelum berpisah
aku menitipkan pesan kepada si gadis,.
Nanti
kakak telpon neng ya.
Gadis
itu menyambut pertanyaanku dengan tersenyum, ya kak, ditunggu ya!
Keesokan
harinya aku menghubungi telepon gadis, ia menjawab dan berkata..
Hallo
, pa kabar kak?
Aku
menjawab. Hallo juga, Alhamdulillah baik, kalo neng gimana?
Lalu
gadis itu menjawab, Alhamdulillah baik juga..
Waktu
itu aku dan gadis banyak hal yang dibicarakan, saling bertanya dan sepertinya karakter
kami hampir sama, pikirku..
Malam
kamis aku janjian main ke rumahnya, rasanya kalau berada di sampingnya terasa
nyaman. Aku dan gadis duduk di depan
teras depan rumahnya, cuaca semakin dingin hembusan angin malam membuat
tubuh gadis menggigil, Kulepaskan jaketku dan ku selimuti gadis agar tidak
kedinginan dan kami melanjutkan obrolan, tidak terasa malam sudah larut, dan
aku berpamitan untuk pulang ke rumah.
Malam
minggu selanjutnya aku kembali main ke rumahnya dan mengajak dia ke luar rumah
untuk bermalam mingguan berduaan. Aku dan gadis mampir ke tempat warung tenda
lesehan untuk dinner. Suasana semakin berkesan dan indah karena malam karena
sepanjang sore sampai malam tidak turun hujan. Selesai dinner aku mengantarkan
gadis pulang ke rumahnya.
Hah
pikirku, ku tembak saja gadis, kalo lama-lama tar ada yang duluan nembak. Nanti
aku bisa patah hati kalo sampai gak jadi pacarnya.
Aku
ucapkan cinta yang sudah dua minggu aku simpan, kini tiba aku sampaikan.
Neng,
sejak pertama aku melihat kamu bahkan sampai sekarang aku cinta sama neng,
maukah neng menjadi tempat pelabuhan hatiku..
Gadis
itu menjawab, ea akang, Neng teh juga cinta sama akang.
Aku
mencoba bertanya kembali, Yang benar atuh neng? Yakin neng mau menerima cinta akang.
Si
gadis menjawab, bener akang, neng teh cinta sama akang
Aku
mendengar jawaban gadis itu sampai yang kedua merasa yakin kalau gadis
benar-benar juga cinta sama aku.
Setelah
kami jadian, aku menjadi tahu banyak karakter dan sifatnya bahwa gadis itu sangat
pengertian kepadaku. Pikirku kelak akan
kupinang dan moga-moga kami berjodoh.
Setelah
lebaran Idul Fitri aku mengajak gadis liburan pergi ke pantai Anyer, Banten
bersama dengan teman-temannya menggunakan kendaraan bis berukuran besar.
Sepulang dari Anyer sampai di rumah gadis, aku berpamitan untuk pulang, tapi
Ibu si gadis menyarankan untuk menginap saja. Namun aku menolaknya supaya pulang
saja.
Di
tengah perjalanan menuju pulang ke rumah aku mendapatkan musibah kecelakaan
ringan yang menimpa anggota tubuhku, namun motor yang aku kendarakan hancur dan
tidak bisa digunakan kembali, sesampainya di rumah aku mengabarkan gadis lewat
pesan sms. Bahwa aku mendapat musibah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar