2013/06/29

CERITA PENDEK, KISAH CINTA



HENDRI ADINATA

            Sekitar pukul tujuh malam tepatnya sabtu malam minggu aku merapihkan rambut dan berdandan sopan selayaknya berpakaian untuk pergi ke suatu resepsi pernikahan dua insan manusia .
Aku bergegas karena jaraknya agak jauh supaya nanti kekika pulang tidak kemalaman. Undangan memang sudah seminggu yang lalu dikabarkan, desa itu terletak di ujung wilayah gunung sindur, kota Bogor pinggiran.
Tiba di acara resepsi pernikahan, terdengar suara aluan musik yang syahdu di telingaku, lalu kuhampiri pengantin serta mengucapkan selamat menempuh hidup baru. Aku duduk di meja tamu, makanan kecil dan minuman tertata di atas meja dan sembari ku cicipi  satu persatu tanpa ku sadari perut aku sudah mulai mengenyang. Tidak berapa lama aku duduk ada beberapa gadis yang datang dengan teman-temannya, tapi ada seorang gadis ketika aku melihat ke pandangannya terlihat gadis itu tersenyum nampak kecantikannya yang masih alami dalam dirinya.
Melihat gadis itu aku ingin berkenalan langsung kepadanya. Akupun memberanikan diri dan bertanya kepada orang yang duduk di sampingku.
            Permisi, gadis yang memakai kaos dan celana levis hitam itu, sambil mengarahkan pandanganku ke depan,. Siapakah nama gadis itu?
            Lalu orang itu menjawab, oh dia, namanya Anggi kawan..
            Dan aku bertanya lagi, tinggal dimana dia?
            Lalu dia menjawab, Dia tinggal daerah sini juga.
            Oh, pikir aku. Makasih ya,..
            Orang-orang sudah mulai pergi meninggalkan tempat pesta. Menunggu agak sepi sambil berbincang-bincang kepada seseorang yang berada di sampingku. Gadis yang aku maksud duduk di bangku yang tidak jauh duduk dari tempat dudukku, gadis itu bersama kelima temannya sedang asyik berbincang-bincang juga. Gadis itu ternyata anak pak RT desa ini.
            Jam sebelas malam aku menghampiri gadis yang berambut panjang dan langsung berkenalan sambil berbincang-bincang dan akhirnya aku memutuskan untuk saling tukar nomer handphone. Entah kenapa pertama kali melihat gadis itu perasaan hatiku semakin yakin kalau dia jodohku kelak, gejolak cinta yang muncul dengan cepat, dan melekat di hati.
Lalu aku bertanya, siapakah namamu? Sengaja aku ingin tahu namanya, padahal aku sudah tahu.
Gadis itu menjawab, Anggi Kak.. kemudian gadis itu bertanya, kalau kak siapa?
Akupun memberitahukan namaku. Hendri, neng dan menceritakan alamatku dimana.
Boleh ya nanti kalau aku main ke rumah neng.

Gadis itu membalas pertanyaan ku, boleh atuh kak, pintu rumah neng selalu terbuka buat kakak.

Hatiku  semakin yakin bahwa kelak aku bisa singgah ke hatinya. Rasanya ingin terburu-buru aku sampaikan kepadanya, karena perasaan cinta yang tumbuh saat pandangan pertama. Namun aku urungkan niatku, ah tidak mungkin langsung ku utarakan begitu saja, aku harus mengenal gadis itu lebih dalam dan keluarganya.
Malam sudah larut aku meninggalkan gadis itu lewat perkenalan singkat. Sebelum berpisah aku menitipkan pesan kepada si gadis,.
Nanti kakak telpon neng ya.
Gadis itu menyambut pertanyaanku dengan tersenyum, ya kak, ditunggu ya!
Keesokan harinya aku menghubungi telepon gadis, ia menjawab dan berkata..
Hallo , pa kabar kak?
Aku menjawab. Hallo juga, Alhamdulillah baik, kalo neng gimana?
Lalu gadis itu menjawab, Alhamdulillah baik juga..
Waktu itu aku dan gadis banyak hal yang dibicarakan, saling bertanya dan sepertinya karakter kami hampir sama, pikirku..
Malam kamis aku janjian main ke rumahnya, rasanya kalau berada di sampingnya terasa nyaman. Aku dan gadis duduk di depan  teras depan rumahnya, cuaca semakin dingin hembusan angin malam membuat tubuh gadis menggigil, Kulepaskan jaketku dan ku selimuti gadis agar tidak kedinginan dan kami melanjutkan obrolan, tidak terasa malam sudah larut, dan aku berpamitan untuk pulang ke rumah.
Malam minggu selanjutnya aku kembali main ke rumahnya dan mengajak dia ke luar rumah untuk bermalam mingguan berduaan. Aku dan gadis mampir ke tempat warung tenda lesehan untuk dinner. Suasana semakin berkesan dan indah karena malam karena sepanjang sore sampai malam tidak turun hujan. Selesai dinner aku mengantarkan gadis pulang ke rumahnya.
Hah pikirku, ku tembak saja gadis, kalo lama-lama tar ada yang duluan nembak. Nanti aku bisa patah hati kalo sampai gak jadi pacarnya.
Aku ucapkan cinta yang sudah dua minggu aku simpan, kini tiba aku sampaikan.
Neng, sejak pertama aku melihat kamu bahkan sampai sekarang aku cinta sama neng, maukah neng menjadi tempat pelabuhan hatiku..
Gadis itu menjawab, ea akang, Neng teh juga cinta sama akang.
Aku mencoba bertanya kembali, Yang benar atuh  neng? Yakin neng mau menerima cinta akang.
Si gadis menjawab, bener akang, neng teh cinta sama akang
Aku mendengar jawaban gadis itu sampai yang kedua merasa yakin kalau gadis benar-benar juga cinta sama aku.
Setelah kami jadian, aku menjadi tahu banyak karakter dan sifatnya bahwa gadis itu sangat pengertian kepadaku.  Pikirku kelak akan kupinang dan moga-moga kami berjodoh.
Setelah lebaran Idul Fitri aku mengajak gadis liburan pergi ke pantai Anyer, Banten bersama dengan teman-temannya menggunakan kendaraan bis berukuran besar. Sepulang dari Anyer sampai di rumah gadis, aku berpamitan untuk pulang, tapi Ibu si gadis menyarankan untuk menginap saja. Namun aku menolaknya supaya pulang saja.
Di tengah perjalanan menuju pulang ke rumah aku mendapatkan musibah kecelakaan ringan yang menimpa anggota tubuhku, namun motor yang aku kendarakan hancur dan tidak bisa digunakan kembali, sesampainya di rumah aku mengabarkan gadis lewat pesan sms. Bahwa aku mendapat musibah.

1 komentar:

Ruang Kata-kata mengatakan...

Ini curhat beneran ya? :p Setidaknya saya tahu dinnernya di lesehan hehehe

Oke, pelajari lagi teknik percakapan ya