2013/06/28

cerita pendek cinta pitung dan dona


Pitung dan Dona
Di Tulis Oleh: Noerma Ningsih
Siang itu pitung sedang latihan drama bersama teman-temannya. Pitung ini bukanlah pitung yang biasa dikenal sebagai jagoan betawi, memang pitung ini keturunan betawi dan rumah ia pun berada di daerah betawi, tetapi ia tidak memiliki keahlian apapun, meskipun ia telah di sekolahkan di sekolah silat tetap saja ia belum bisa menyerang lawan, ia hanya bisa menangis dan meminta ampun saja ketika di serang oleh lawan. Peter adalah musuh pitung, peter merupakan keturunan dari bangsa Belanda. Dona juga merupakan keturunan bangsa Belanda. Peter dan dona sudah lama berpacaran, pitung sangat cemburu melihat mereka berdua. Pitung selalu berkhayal bahwa ia akan mendapatkan dona dengan cepat. Tetapi dona menyukai sosok seorang laki-laki yang gagah dan jago silat, tidak lembek dan cengeng. Saat itu ada pementasan drama di sekolahnya dan pitung ditunjuk sebagai jagoan betawi oleh gurunya, “karena dari namanya saja pitung pasti ia akan bisa berperan dalam drama ini”, pikir sang guru. Tetapi kenyataan nya saat latihan pitung tidak bisa berbuat apa-apa karena ia melihat dona, wanita yang ia cintai dan pitung pun langsung berkhayal dalam khayalan nya itu “saat itu dona di culik oleh para penjajah Belanda, dan tiba-tiba pitung datang menolong dona untuk melepaskan jeratannya dari para penjajah Belanda, akhirnya pitung pun berhasil mengalahkan para penjajah Belanda itu, dan dona pun sangat senang dan berterima kasih sekali kepada pitung karena pitung telah menolong dona. Tetapi itu semua hanya khayalan, ketika ia tersadar ternyata pitung sedang di tembak oleh peter dengan mainan tembak-tembakan anak kecil yang terbuat dari karet. Ia pun ditertawakan oleh teman-temannya, tetapi pitung hanya diam saja tidak berani melawan peter, pak guru pun kesal melihat kejadian itu, akhirnya pak guru pun langsung membubarkan latihan ini, dan mengancam pitung bahwa peran ia akan di ganti oleh orang lain yang lebih pandai dalam acting. Pitung pun tetap terdiam saja. Peter,dona, dan kedua temannya tertawa lepas. Siti yang saat itu dekat dengan pitung memberikan semangat kepada pitung, siti merupakan sahabat pitung dari kecil, rumah mereka pun tidak begitu jauh. Diam-diam siti memendam perasaan cintanya kepada pitung, tetapi siti tidak ingin menunjukkan kepada pitung bahwa siti suka kepadanya, siti selalu memberikan makanan kepada keluarga pitung, dan keluarga pitung pun menerima dengan senang hati. Pitung yang sudah tidak mempunyai ayah ini, kini dia hanya tinggal berdua saja dengan ibu nya di rumah. Keesokan harinya pitung berangkat ke sekolah, tibanya ia di sekolah peter dan teman-temannya menjaili pitung dengan menyiram pitung diam-diam mereka menyiram pitung dengan senangnya seperti sedang menyiram bunga-bunga yang ada di taman sekolah. Tapi pitung hanya diam saja tidak berani melawan. Tak lama kemudian siti datang dan melihat kejadian itu, siti pun langsung lari menolong pitung yang sedang kedinginan. Siti pun ikut basah baju seragam sekolahnya karena ia melindungi pitung dari belakang, saat itu juga peter dan teman-temannya menghentikan aksinya itu. “akh dasar lo sit ganggu gue aja”. Ucap peter saat melihat siti datang. “dasar yah emang kalian ini gak pernah puas menyakiti pitung”. Ucap siti sambil mengusap air yang sedang mengalir di wajahnya. “ma..ma..makasih ye sit lu udah nolongin gue”. Ucap pitung sambil kedinginan. “iye tung sama-sama”. Ucap siti sambil mengajak pitung pergi. Setiba nya pitung di rumah ibu pitung pun kaget melihat pitung basah kuyup, “ya ampun tung kenape lu, ko bisa basah kuyup gini?”. Ujar ibu nya pitung sambil mengambil kan pitung handuk karena pitung sudah menggigil. “aye tadi di siram enya sama si peter ame temen-temennye segale, padahal aye kaga saleh ape-ape”. Ucap pitung sambil ketakutan. “ya allah tung pan gue udah bilang elu kudu lebih giat lagi latihan silatnye, elu si pake acara males-males segala, rasain dah tuh akibatnye kalaw elu kaga dengerin omongan nya elu sih mau ajeh si dijailin ame temen-temen lu sendiri”. Ucap ibu pitung yang sangat marah. “iya udeh nya jangan diperpanjang gitu, cape aye dengernye”. Ucap pitung yang merasa sangat kesal. Setiap hari pitung saat datang ke sekolah ia selalu di jaili oleh peter dan teman-temannya, pitung pun tidak bisa berbuat apa-apa selain diam dan pasrah. Sudah berbagai cara ia lakukan agar menjadi manusia yang kuat, tapi tidak ada yang berhasil. Hingga sampai suatu hari pitung di usir dari rumah nya oleh ibu nya karena pitung tidak pernah berani melawan penjahat, dan sepeda peninggalan almarhum ayahnya pun kini rusak ia hanya diam saja padahal itu ulah peter dan kawan-kawannya yang senang sekali menjaili pitung, dengan perasaan tega tak tega ibunya mengusir pitung dari rumahnya. Pitung pun menerima saja dengan tabah. Ia juga bingung mau pergi kemana ?. ketika pitung sudah merasa capek berjalan pitung beristirahat dibawah pohon yang besar, ketika ia merasa nyaman duduk dibawah pohon itu sambil berfikir, tiba-tiba rasa kantuk pun datang, pitung pun tertidur dengan pulas tiba-tiba di dalam mimipinya pitung bermimipi, ada seorang pria yang memakai baju merah, celana merah, peci merah, dan sarung berwarna merah yang ia kalungkan di lehernya. Laki-laki itu mengajari pitung ilmu bela diri, dan setelah sekian lama pitung latihan ketika itu pula pitung di titipkan sabuk berwarna hijau tua, cincin batu berwarna biru tua, dan juga golok. Dan lelaki itu pun berpesan kepada pitung “pitung kekuatan itu bukan berasal dari sabuk ini tetapi berasal dari hatimu sendiri, ingat itu pitung lindungi ibumu”. Setelah berpesan seperti itu tiba-tiba laki-laki itu pun menghilang dari hadapannya. Dan pitung pun langsung terbangun, ketika ia terbangun tiba-tiba ia melihat ada sabuk yang melekat di pinggangnya, dan juga golok yang berada di belakang pinggangnya, dan juga cincin yang melingkar di jari manis nya. Ia pun heran dan kaget. Tapi ia tidak mau fikir panjang ia ingin segera pulang ke rumahnya, ingin memberitahu kepada ibunya. Ketika di tengah perjalanan ternyata ibu nya sedang di ancam oleh para pencopet, pencopet yang sudah berkali-kali mencopet ibu pitung ini sampai-sampai kalung peninggalan almarhum ayah nya pitung pun di ambil oleh para pencopet itu. Sekarang pitung sudah tidak takut lagi kepada para pencopet itumeskipun sedikit ragu untuk melawan mereka tetapi pitung harus berani demi merebut kembali kalung kesayangan ibu nya itu. Akhirnya mereka pun berkelahi dan pitung berhasil mengalahkan para pencopet itu, dan kini uang mereka berhasil di ambil kembali, kalung yang mereka ambil ternyata sudah mereka jual dan sekarang yang ada hanyalah uang, hasil penjualan kalung emas itu. Ibu pitung pun tidak percaya dengan semua ini, tetapi ibu pitung sekarang sangat bangga kepada pitung karena sekarang ia sudah bisa melawan para pencopet itu, dan melindungi ibu nya itu. Sekarang pun pitung sudah tidak di ajili lagi oleh peter, karena pitung sekarang sudah bisa melawan peter dan teman-temannya itu. Dona pun sekarang jatuh cinta kepada pitung karena pitung sudah tidak pengecut lagi, sekarang pitung adalah sosok lelaki yang gagah, pintar, baik, dan juga tidak sombong. Peter pun langsung di putuskan oleh dono dan dona sekarang merajut cinta dengan pitung. Ketika dona dan pitung sedang asyik berpacaran di taman sekalah peter dan ke-dua temannya menantang pitung untu bertarung memperebutkan dona dalam perjanjiannya itu yang menang akan mendapatkan dona dan yang kalah harus menjauhi dan melupakan dona. Dan mereka berdua berbicara kepada ayah dona yaitu bapak jarot, dan ayah dona pun setuju mereka di beri waktu satu hari untuk latihan, pitung dan peter pun mengiyah kan perjanjian itu, padahal dona berkali-kali mencoba menghalangi pitung, tetapi pitung tetap kukuh pada pendiriannya. Keesokan hari ketika di sekolah ada segerumung anak sekolah yang sedang bergosip bahwa besok akan di adakan pertarungan antara pitung dan peter, tidak sengaja siti mendengar pembicaraan mereka, siti langsung mencari pitung, untuk mencegah hal buruk nya itu, tapi tetap saja pitung pun ingin melanjutkan pertarungan itu. Pitung bilang “ini demi harga diri gue siti”. “harga diri lu bilang, pitung gue gak mau lu kenapa-napa, gue mohon lu jangan bertarung yah”. Siti pun sangat memohon sekali pada pitung, tetapi pitung meninggalkan siti begitu saja seperti tidak perduli dengan apa yang di bicarakan oleh siti. Malam pun tiba ketika itu peter dan kawan-kawan nya masuk kedalam pitung mereka berniat untuk mengambil sabuk pitung, karena mereka bertiga sebelumnya sudah curiga kepada pitung, karena semenjak pitung memakai sabuk itu pitung terlihat sangat jago, peter pun tidak mau kalah saat pertarungan besok. Akhirnya peter dan kawan-kawan pun berhasil mengambil sabuk sakti nya pitung. Ketika pitung hendak berangkat unk bertarung pitung pun mencari sabuk itu dengan panic dan berteriak menanyakan sabuk itu kepada ibu nya tetapi sayangnya ibu pitung tidak mengetahui tentang sabuk sakti itu. Pitung pun hampir putus asa dan ia pun langsung bergegas lari kea rah pohon itu,dan tiba-tiba saja ia memiliki fikiran untuk memakai pakaian serba merah, seperti yang di kenakan oleh lelaki yang ada di mimpi nya itu. Saat pertandingan di mulai pitung pun datang pada hitungan ke delapan, karena sebelum hitungan itu di mulai perjanjian nya jika hitungan kesepuluh pitung tidak datang maka ia akan dianggap kalah, tetapi untung nya pitung langgsung datang ia mengenakan pakaian serba merah, pitung pun berkali-kali jatuh akibat pukulan peter saat pukulan ketiga pitung pun tidak bisa bangun dan dihitung sampai sepuluh saat hitungan kesembilan pitung pun langsung bangun karena di deretan kursi penonton laki-laki itu tiba-tiba datang. Dan pitug pun langsung berdiri untuk mengalahkan peter, dan betul saja sekali pitung memukul peter tidak bisa bangun sampai hitungan ke sepuluh, dan akhirnya yang menjadi pemenang nya adalah pitung dan pitung pun kini bisa berpacaran beabs tanpa ada gangguan lagi dari peter. Tetapi siti pun sedih dan ia pun langsung lari keluar dari ruang pertarunagan itu, ia sedih karena orang yang ia cintai sekarang telah menjadi milik orang lain. Dona dan ibu pitung pun langsung menghampiri pitung untuk memberikan selamatkepada pitung, tetapi pitung saat itu mencari siti, karena setelah pitung selesai bertarung kenapa tiba-tiba siti tidak ada pitung pun spontan menanyakan siti kepada dona. Dan dona pun tidak menyadari bahwa siti sudah pergi. Doan dan pitung pun bergegas pergi untuk mencari siti tetapi mereka berdua tidak berhasil menemukan siti. Dan ternyata siti sudah jauh dari sekolh nya karena siti dari tadi terus berlari sambil menangis. Kini pun dona dan pitung sudah lega berpacaran di sekolah maupun di rumah karena sekarang sudah tidak ada pengganggu lagi, dan siti pun lebih memilih pindah sekolah bersama dengan nenek nya di kampung karena rasa askit hati yang sangat dalam.
SELESAI

1 komentar:

Ruang Kata-kata mengatakan...

Jd ini kisah cinta dgn warna lokal atau gimana? hehehe saya pusingbacanya. Kalimat panjang, ditambah satu cerita 1 paragraf. Logika kalimat, eyd, diksi perhatikan lg ya