Si Kaya dan Si Miskin
Di sebuah sekolah SMAN 2 Kota Bogor. Ada
dua orang siswa yang duduk di kelas XII yang bernama lengkap Dede Fauziah yang
lebih akrab dipanggil Dede dan Harin Syarina yang lebih akrab dipanggil Harin. Mereka sudah saling kenal dekat
semenjak duduk di kelas XI Ips. Dede merupakan seorang anak tunggal yang
berasal dari daerah sunda, ciampea bogor,
ia juga berasal dari keluarga yang mapan. Semua kebutuhan dan keinginannya
selalu terpenuhi. Sedangkan Harin adalah seorang anak yang berasal dari daerah betawi, ia tinggal di daerah
parung ciputat. Ayahnya merupakan pedagang es cendol di tepi jalan raya. Namun,
walaupun mereka berbeda derajat orang tuanya, mereka tetap bersama tanpa
mempedulikan apa kata orang.
Sesungguhnya, Harin merupakan anak yang
pintar, baik hati, dan tidak milih-milih teman. Begitupun dengan Dede.
Sebenarnya, disaat Harin beranjak umur 15 tahun, Harin mulai berpikir bahwa
dirinya itu minder dekat-dekat ataupun bersahabat dengan Dede, namun sebelumnya
Dede mengatakan kepada Harin bahwa mereka harusnya jangan berpikiran tentang
derajat jika bersahabat. Akhirnya, dengan kata-kata Dede pun, sampai sekarang
Harin tidak minder lagi.
Ternyata, dibalik semua itu ada seorang teman
mereka yang bernama Syifa yang membenci Harin dengan sebab kalau Harin itu tidak
pantas berteman dengan Dede, dan seharusnya Harin itu tahu diri.
Disaat Dede dan Rere Harin berdua di
taman, di balik tiang kelas ternyata Syifa sudah memberitahukan teman-temannya
untuk mengerjai Harin dengan cara menumpahkan jus jeruknya diseragam Harin.
Disaat kejadian itu terjadi, Syifa pun berkata “Oups, sorry. Aing teu sengaja, Hampura yah?”.
Harin pun menjawabnya dengan bahasa sunda
dengan nada lembut, “Oh, teu nanaon.
Namanya oge teu sengaja.” , karna faktor lingkungan Hari jadi terbiasa
berbahasa sunda. Dengan cepatnya Dede ikut membersihkan seragam sekolah Harin
dan berkata kepada Syifa “Eh, sia. Nanaonan
sih sia teh, aing nyaho sia sangaja kan? Ngaku aja deh.” Dengan ceplas
ceplosnya Syifa membalas perkataan Rere “Heh, sia. Naha sih sia ulin ejeung si Harin wae, engke maneh kena virus es
cendol, deui.”
Harin merasa sangat terhina atas
perkataan Syifa. Namun, Dede selalu ada Harin sedih dan disaat itu Dede terus
menghibur Harin. Harin pun kembali ceria. Harin telah melupakan kejadian tadi.
Dan dibalik semua itu, Syifa dengan kesalnya ingin membalas dendam kepada mereka
berdua, karena telah nyolot-nyolot pada Syifa tadinya.
Keesokan harinya adalah hari ulang tahun
Dede yang ke 17. Dede mengundang semua teman sekelasnya dan sebagian teman-temannya
dikelas lain. Dede membuat sebuah pesta ulang tahun yang sangat istimewa dan
meriah. Dan, tentunya Dede mengundang sahabatnya itu yaitu Harin untuk datang
kepesta ulang tahunnya. Begitupun dengan Syifa. Saat tiba dipesta tersebut,
nampaknya Syifa telah menyusun sebuah rencana bersama kedua temannya untuk
mengerjai Harin yang selama ini sangat dibencinya.
Syifa membuat rencana untuk
mempermalukan Harin di depan orang banyak. Harin diajaknya ke kamar Dede tanpa
sepengetahuan Dede.
Syifa berkata “Hy, Harin, Dede bejaan ka aing, manehna bade di dandanan kudu geulis,
di dandaninya di kamarna si dede wae.” Padahal, semua yang dikatakan oleh
Syifa semuanya bohong, karena Dede tidak pernah berkata seperti itu kepada
Syifa. Namun, atas kepercayaannya kepada Syifa dan teman-temannya, Harinpun
mengikuti apa yang dikatakan mereka.
Sampailah mereka di kamar Dede yang
tertata rapi dan mewah. Langsungnya di dorong Harin kekursi meja rias Dede oleh
Syifa. Sejak itu, Harin mulai curiga dengan tingkah laku Syifa, dan mencoba
membuka rahasia dari Syifa. Namun, Syifa tetap saja membuat Harin semakin
percaya dengannya. Di bawah sana, tepatnya di kolam renang rumah Dede, Dede
telah menunggu Harin yang tidak tahu kemana perginya. Di kamar Dede, AHarin
telah didandani dengan dandanan yang cukup gila. Syifa membuat semuanya kacau dengan cara mendandani Harin yang
nampak seperti orang yang kesambet setan malam. Wajah cantik Harin menjadi tak
karuan, karena ulah Syifa yang mengolesi wajah Harin menggunakan lipstik
berwarna merah, lalu dibawanya Harin oleh Syifa dan teman-temannya ke hadapan teman-teman
yang lainnya, agar Harin merasa malu nantinya.
Dede sangat terkejut dengan melihat penampilan Harin
yang acak-acakan, dan dilihatnya rambut Harin yang tak kalah sepertinya dengan
rambut singa yang habis berkelahi. “Kasihan Harin” kata yang keluar dari mulut
Dede, sahabatnya. Di sisi lain, Syifa dan teman-teman yang lainnya menertawai Harin
yang nampak seperti orang gila.
Satu minggu kemudian, Syifa kembali
menyusun rencana agar dede tidak mau lagi bersahabat dengan Harin yang dianggapnya sebagai orang kampung
oleh Syifa.
Syifa memberitahukan kepada Harin agar Harin meminta
uang kepada Dede sebesar 5.000.000 untuknya. Namun, Harin tidak mau dengan
mendengar bujukan Syifa. Dengan tampak sedih namun hanya berbohong, Syifa
berkata kepada Harin “Harin, abdi teh teu
boga acis, ayeuna kakakku aya di imah sakit, abdi teu boga acis bade nebus
biaya administrasi, makana abdi minta tolong ka maneh pinjemkeun acis ka si
Dede 5.000.000 abdi teh nyaho mun si Dede teu reseup ka abdi, pan maneh teh
deet ka si Dede,, Harin aku mohon kali ini aja. Please.”
“Muhun,
Insya Allah aku lakuin itu semua demi kamu dan kakak kamu. Kamu yang sabar yah?
Mudah-mudahan aku berhasil.” Kata Harin
“Har,
tapi maneh tong bebeja ka si Dede mun maneh disuruh sama aku yah? Aku mohon,
soalnya mun maneh beja, mungkin Dede nggak akan ngasih ke kamu.”
Kata Syifa dengan bujukannya
“muhuun
Syifa.” Jawabnya
Tiba-tiba, dengan menaiki mobilnya,
Syifa dengan ngebutnya langsung ke rumah Dede dan mengadu dombakan Dede dan
Harin.
“De, de, buka pintunya De, aku mohon,
semua ini demi kebaikan kamu Re.” Kata Karina dengan memburu waktu
Tidak sempat melepas seragam sekolahnya,
Dede pun langsung membuka pintu rumahnya dan menemui Syifa yang kelihatan
panik. Kemudian Syifa menceritakan cerita yang salah kepada Dede seraya
memburukkan nama Harin dimata Dede. Padahal, Harin tidak mengetahui apa-apa.
“De,
maneh nyaho teu, Harin itu Cuma manfaatin sia.maneh na hoyong manfaatin acis
maneh, pan manehna ayeuna geus jadi sahabat, jadi manehna manfaatkeun maneh. Abdi
ngadenge si Harin keur curha ka si Rina mun manehna butuh acis bade nyieun acara
di luar sepengetahuan maneh, acis na teh bilangnya lain ka maneh.” Kata Syifa
membujuk Dede.
“Hah?
nu bener? Nggak mungkin. Aku sudah tahu banyak tentang Harin dan menurut aku Harin itu anak yang
baik-baik, bukan seperti yang kamu katakan tadi. Kamu pasti salah dengar, fa.”
Jawabnya dengan tidak percaya
“Aku serius De, malahan udah dua rius.
Dan kalau kamu tidak percaya dengan apa yang aku katakan tadi, kamu boleh
membuktikan sendiri dengan menyaksikan kedatangan Harin kesini dengan meminta
uang kepada kamu dan dengan alasan yang berbeda dengan apa yang telah aku
katakan tadi.” Katanya
“Yah sudah kalau itu mau kamu. Aku akan
membuktikan semua itu.” Kata Dede. Akhirnya rencana Syifa mula-mula berjalan
dengan mulus untuk memisahkan mereka berdua. Dan setelah tidak begitu lamanya Syifa
pulang, Harin pun datang ke rumah Dede dengan melakukan apa yang telah
diperintahkan oleh Syifa padanya yang merupakan sebuah jebakan yang tidak
diketahuinya.
Harin pun langsung mengetuk pintu rumah
Dede. Dan Dede langsung membukanya, dan kemudian dengan menceritakan semuanya
oleh Harin dengan alasan ada yang perlu dibiayai. Dede pun langsung memberikan
uang itu dengan tunai dan uang itu telah berada ditangan Harin. Dede pun semakin
tampak dan kelihatan curiga kepada Harin dan lebih percaya kepada Syifa.
Setelah hal itu terjadi, Harin langsung
ditelepon oleh Syifa dan menyuruhnya untuk datang ke pesta meriahnya disalah
satu cafe terkenal. Harin pun masuk kedalam jebakan Syifa. Disaat itu pun,
Syifa mulai menelepon Dede untuk dapat menghadiri acaranya yang sepengetahuan Dede
bahwa acara itu adalah acara dari perbuatan Harin padanya. Dede pun merasa
sangat kesal pada Harin dan menganggap
bahwa perkataan Syifa memang betul. Dan sejak itu Dede mulai benci pada Harin.
Namun, Harin tidak tahu apa penyebab semua itu terjadi pada sahabatnya.
Suatu
saat, Harin terus saja mendekati Dede untuk meminta penjelasan untuk
menjelaskan kejadian ini. Namun, kelihatannya Dede tak mampu menahan amarahnya
kepada Harin yang telah difitnah oleh Syifa sehingga Harin pun mendapat
gertakan dari Dede bahwa Dede sudah tidak mau bertemu dengan Harin bahkan tidak
mau berkenalan lagi dengan orang yang bernama Harin.
Suatu pagi di tepi jalan, Harin kembali
menyapa Dede dengan sebuah senyuman manis yang tak lupa ia berikan kepada Dede.
Namun, karena kemarahan Dede mulai memuncak, sehingga dengan kesalnya, Dede mendorong
Harin ke tengah jalan raya sampai-sampai
Harin diseret mobil dan terkapar di jalan. Dede dengan kagetnya langsung
memeluk Harin dan dengan segera meminta pertolongan kepada orang-orang pejalan
kaki yang ada disekitar mereka untuk membawanya ke rumah sakit dengan
menggunakan mobil Dede.
Sesampainya di rumah sakit, dan setelah Harin
lepas dari fase kritisnya. Harin langsung memanggil nama Dede. Kemudian Dede
langsung masuk ke ruangan Harin dan bertemu langsung dengan Harin, Harin langsung menceritakan semua
kejadian yang membuat dede menjadi marah. Dede langsung menjawab:
“Oh, jadi gitu ceritanya Har?” tanya
Dede
“Iya.” Jawab Harin
“Aku ngerti sekarang.” Kata Dede “Kalau
Syifa itu sengaja mengadu dombakan kita, agar kita saling benci.”
Dede memaksa Syifa untuk mengaku atas
perbuatannya, akhirnya iamengaku juga dan meminta maaf kepada Harin terhadap
semua perbuatannya.
Dede pun kembali bersahabat dengan Ayrah dan telah
memafkan Syifa. Akhirnya mereka bersahabat kembali bagaikan sahabat yang sulit
terpisahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar