2013/06/26

Cerpen dengan Warna Lokal

 Si Kaya dan Si Miskin

Di sebuah sekolah SMAN 2 Kota Bogor. Ada dua orang siswa yang duduk di kelas XII yang bernama lengkap Dede Fauziah yang lebih akrab dipanggil Dede dan Harin Syarina yang lebih akrab dipanggil  Harin. Mereka sudah saling kenal dekat semenjak duduk di kelas XI Ips. Dede merupakan seorang anak tunggal yang berasal dari daerah sunda, ciampea bogor, ia juga berasal dari keluarga yang mapan. Semua kebutuhan dan keinginannya selalu terpenuhi. Sedangkan Harin adalah seorang anak yang berasal dari daerah betawi, ia tinggal di daerah parung ciputat. Ayahnya merupakan pedagang es cendol di tepi jalan raya. Namun, walaupun mereka berbeda derajat orang tuanya, mereka tetap bersama tanpa mempedulikan apa kata orang.
Sesungguhnya, Harin merupakan anak yang pintar, baik hati, dan tidak milih-milih teman. Begitupun dengan Dede. Sebenarnya, disaat Harin beranjak umur 15 tahun, Harin mulai berpikir bahwa dirinya itu minder dekat-dekat ataupun bersahabat dengan Dede, namun sebelumnya Dede mengatakan kepada Harin bahwa mereka harusnya jangan berpikiran tentang derajat jika bersahabat. Akhirnya, dengan kata-kata Dede pun, sampai sekarang Harin tidak minder lagi.
Ternyata, dibalik semua itu ada seorang teman mereka yang bernama Syifa yang membenci Harin dengan sebab kalau Harin itu tidak pantas berteman dengan Dede, dan seharusnya Harin itu tahu diri.
Disaat Dede dan Rere Harin berdua di taman, di balik tiang kelas ternyata Syifa sudah memberitahukan teman-temannya untuk mengerjai Harin dengan cara menumpahkan jus jeruknya diseragam Harin. Disaat kejadian itu terjadi, Syifa pun berkata “Oups, sorry. Aing teu sengaja, Hampura yah?”.
 Harin pun menjawabnya dengan bahasa sunda dengan nada lembut, “Oh, teu nanaon. Namanya oge teu sengaja.” , karna faktor lingkungan Hari jadi terbiasa berbahasa sunda. Dengan cepatnya Dede ikut membersihkan seragam sekolah Harin dan berkata kepada Syifa “Eh, sia. Nanaonan sih sia teh, aing nyaho sia sangaja kan? Ngaku aja deh.” Dengan ceplas ceplosnya Syifa membalas perkataan Rere “Heh, sia. Naha sih sia ulin ejeung si Harin wae, engke maneh kena virus es cendol, deui.”
Harin merasa sangat terhina atas perkataan Syifa. Namun, Dede selalu ada Harin sedih dan disaat itu Dede terus menghibur Harin. Harin pun kembali ceria. Harin telah melupakan kejadian tadi. Dan dibalik semua itu, Syifa dengan kesalnya ingin membalas dendam kepada mereka berdua, karena telah nyolot-nyolot pada Syifa tadinya.
Keesokan harinya adalah hari ulang tahun Dede yang ke 17. Dede mengundang semua teman sekelasnya dan sebagian teman-temannya dikelas lain. Dede membuat sebuah pesta ulang tahun yang sangat istimewa dan meriah. Dan, tentunya Dede mengundang sahabatnya itu yaitu Harin untuk datang kepesta ulang tahunnya. Begitupun dengan Syifa. Saat tiba dipesta tersebut, nampaknya Syifa telah menyusun sebuah rencana bersama kedua temannya untuk mengerjai Harin yang selama ini sangat dibencinya.
Syifa membuat rencana untuk mempermalukan Harin di depan orang banyak. Harin diajaknya ke kamar Dede tanpa sepengetahuan Dede.
Syifa berkata “Hy, Harin, Dede bejaan ka aing, manehna bade di dandanan kudu geulis, di dandaninya di kamarna si dede wae.” Padahal, semua yang dikatakan oleh Syifa semuanya bohong, karena Dede tidak pernah berkata seperti itu kepada Syifa. Namun, atas kepercayaannya kepada Syifa dan teman-temannya, Harinpun mengikuti apa yang dikatakan mereka.
Sampailah mereka di kamar Dede yang tertata rapi dan mewah. Langsungnya di dorong Harin kekursi meja rias Dede oleh Syifa. Sejak itu, Harin mulai curiga dengan tingkah laku Syifa, dan mencoba membuka rahasia dari Syifa. Namun, Syifa tetap saja membuat Harin semakin percaya dengannya. Di bawah sana, tepatnya di kolam renang rumah Dede, Dede telah menunggu Harin yang tidak tahu kemana perginya. Di kamar Dede, AHarin telah didandani dengan dandanan yang cukup gila.    Syifa membuat semuanya kacau dengan cara mendandani Harin yang nampak seperti orang yang kesambet setan malam. Wajah cantik Harin menjadi tak karuan, karena ulah Syifa yang mengolesi wajah Harin menggunakan lipstik berwarna merah, lalu dibawanya Harin oleh Syifa dan teman-temannya ke hadapan teman-teman yang lainnya, agar Harin merasa malu nantinya.
Dede  sangat terkejut dengan melihat penampilan Harin yang acak-acakan, dan dilihatnya rambut Harin yang tak kalah sepertinya dengan rambut singa yang habis berkelahi. “Kasihan Harin” kata yang keluar dari mulut Dede, sahabatnya. Di sisi lain, Syifa dan teman-teman yang lainnya menertawai Harin yang nampak seperti orang gila.
Satu minggu kemudian, Syifa kembali menyusun rencana agar dede tidak mau lagi bersahabat dengan  Harin yang dianggapnya sebagai orang kampung oleh Syifa.
Syifa  memberitahukan kepada Harin agar Harin meminta uang kepada Dede sebesar 5.000.000 untuknya. Namun, Harin tidak mau dengan mendengar bujukan Syifa. Dengan tampak sedih namun hanya berbohong, Syifa berkata kepada Harin “Harin, abdi teh teu boga acis, ayeuna kakakku aya di imah sakit, abdi teu boga acis bade nebus biaya administrasi, makana abdi minta tolong ka maneh pinjemkeun acis ka si Dede 5.000.000 abdi teh nyaho mun si Dede teu reseup ka abdi, pan maneh teh deet ka si Dede,, Harin aku mohon kali ini aja. Please.”
“Muhun, Insya Allah aku lakuin itu semua demi kamu dan kakak kamu. Kamu yang sabar yah? Mudah-mudahan aku berhasil.” Kata Harin
“Har, tapi maneh tong bebeja ka si Dede mun maneh disuruh sama aku yah? Aku mohon, soalnya mun maneh beja, mungkin Dede nggak akan ngasih ke kamu.” Kata Syifa dengan bujukannya
“muhuun Syifa.” Jawabnya
Tiba-tiba, dengan menaiki mobilnya, Syifa dengan ngebutnya langsung ke rumah Dede dan mengadu dombakan Dede dan Harin.
“De, de, buka pintunya De, aku mohon, semua ini demi kebaikan kamu Re.” Kata Karina dengan memburu waktu
Tidak sempat melepas seragam sekolahnya, Dede pun langsung membuka pintu rumahnya dan menemui Syifa yang kelihatan panik. Kemudian Syifa menceritakan cerita yang salah kepada Dede seraya memburukkan nama Harin dimata Dede. Padahal,  Harin tidak mengetahui apa-apa.
“De, maneh nyaho teu, Harin itu Cuma manfaatin sia.maneh na hoyong manfaatin acis maneh, pan manehna ayeuna geus jadi sahabat, jadi manehna manfaatkeun maneh. Abdi ngadenge si Harin keur curha ka si Rina mun manehna butuh acis bade nyieun acara di luar sepengetahuan maneh, acis na teh bilangnya lain ka maneh.” Kata Syifa membujuk Dede.
Hah? nu bener? Nggak mungkin. Aku sudah tahu banyak tentang  Harin dan menurut aku Harin itu anak yang baik-baik, bukan seperti yang kamu katakan tadi. Kamu pasti salah dengar, fa.” Jawabnya dengan tidak percaya
“Aku serius De, malahan udah dua rius. Dan kalau kamu tidak percaya dengan apa yang aku katakan tadi, kamu boleh membuktikan sendiri dengan menyaksikan kedatangan Harin kesini dengan meminta uang kepada kamu dan dengan alasan yang berbeda dengan apa yang telah aku katakan tadi.” Katanya
“Yah sudah kalau itu mau kamu. Aku akan membuktikan semua itu.” Kata Dede. Akhirnya rencana Syifa mula-mula berjalan dengan mulus untuk memisahkan mereka berdua. Dan setelah tidak begitu lamanya Syifa pulang, Harin pun datang ke rumah Dede dengan melakukan apa yang telah diperintahkan oleh Syifa padanya yang merupakan sebuah jebakan yang tidak diketahuinya.
Harin pun langsung mengetuk pintu rumah Dede. Dan Dede langsung membukanya, dan kemudian dengan menceritakan semuanya oleh Harin dengan alasan ada yang perlu dibiayai. Dede pun langsung memberikan uang itu dengan tunai dan uang itu telah berada ditangan Harin. Dede pun semakin tampak dan kelihatan curiga kepada Harin dan lebih percaya kepada Syifa.
Setelah hal itu terjadi, Harin langsung ditelepon oleh Syifa dan menyuruhnya untuk datang ke pesta meriahnya disalah satu cafe terkenal. Harin pun masuk kedalam jebakan Syifa. Disaat itu pun, Syifa mulai menelepon Dede untuk dapat menghadiri acaranya yang sepengetahuan Dede bahwa acara itu adalah acara dari perbuatan Harin padanya. Dede pun merasa sangat kesal pada Harin  dan menganggap bahwa perkataan Syifa memang betul. Dan sejak itu Dede mulai benci pada Harin. Namun, Harin tidak tahu apa penyebab semua itu terjadi pada sahabatnya.
 Suatu saat, Harin terus saja mendekati Dede untuk meminta penjelasan untuk menjelaskan kejadian ini. Namun, kelihatannya Dede tak mampu menahan amarahnya kepada Harin yang telah difitnah oleh Syifa sehingga Harin pun mendapat gertakan dari Dede bahwa Dede sudah tidak mau bertemu dengan Harin bahkan tidak mau berkenalan lagi dengan orang yang bernama Harin.
Suatu pagi di tepi jalan, Harin kembali menyapa Dede dengan sebuah senyuman manis yang tak lupa ia berikan kepada Dede. Namun, karena kemarahan Dede mulai memuncak, sehingga dengan kesalnya, Dede mendorong  Harin ke tengah jalan raya sampai-sampai Harin diseret mobil dan terkapar di jalan. Dede dengan kagetnya langsung memeluk Harin dan dengan segera meminta pertolongan kepada orang-orang pejalan kaki yang ada disekitar mereka untuk membawanya ke rumah sakit dengan menggunakan mobil Dede.
Sesampainya di rumah sakit, dan setelah Harin lepas dari fase kritisnya. Harin langsung memanggil nama Dede. Kemudian Dede langsung masuk ke ruangan Harin dan bertemu langsung dengan  Harin, Harin langsung menceritakan semua kejadian yang membuat dede menjadi marah. Dede langsung menjawab:
“Oh, jadi gitu ceritanya Har?” tanya Dede
“Iya.” Jawab Harin
“Aku ngerti sekarang.” Kata Dede “Kalau Syifa itu sengaja mengadu dombakan kita, agar kita saling benci.”
Dede memaksa Syifa untuk mengaku atas perbuatannya, akhirnya iamengaku juga dan meminta maaf kepada Harin terhadap semua perbuatannya.

Dede  pun kembali bersahabat dengan Ayrah dan telah memafkan Syifa. Akhirnya mereka bersahabat kembali bagaikan sahabat yang sulit terpisahkan.

Tidak ada komentar: