Deskripsi dengan pengembangan observasi
menurut spasi dan waktu
Pagi
hari di Alfamidi
Pagi ini tepat pukul 06.30 WIB, aku tiba
di depan halaman parkir sebuah minimarket tempat aku bekerja”Alfamidi” namanya,
kulihat suasana toko masih sepi, pedagang yang biasanya berjualan di deretan
etalase pedagang belum nampak satupun, halaman parkir terasa seperti lapangan
bola karena hanya ada motor milik
karyawan yang terparkir. Kulangkahkan kakiku menuju pintu yang
bertulisan sebelah kanan “ dorong” dan sebelah kiri “tarik”. Pintu itu cukup
besar, terbuat dari kaca yang ditambah aksesoris tempelan sebuah produk popopk
bayi. Kupegang pegangan pintu sebelah kanan lalu kudorong pintu kedalam, saat
aku melewati pintu itu ada hawa dingin menyembur dikepalaku, kulihat nampak
semburan hawa itu adalah udara yang dikeurkan oleh AC yang tepat berada diatas
pintu masuk.
Kulihat
jam ditangan menunjukan pukul 06.45 WIB, lalu kuhelakan nafas sebentar sembari
duduk disebuah tempat duduk yang terbuat dari besi almunium yang cukup tebal
dan mengkilat warnanya, tepat berada disamping kanan pintu masuk tempat duduk
itu diletakan, biasanya tempat duduk itu digunakan oleh costumer yang
berbelanja di toko. Sambil duduk aku memandangi meja kasir yang ada diseblah
pojok kanan tempat aku duduk, sambil menghela nafas aku berkata dalam hati “
kapal pecah “, lalu kupandangi seorang lelaki berbadan gemuk yang berjaga di
shift malam yang sedari tadi berdiri didepan meja kasir, “ bereskan tempatmu”
kataku sambil beranjak pergi meninggalkan lelaki gemuk yang kelihatan kurang
senang dengan kata-kataku.
Masuklah aku kedalam sebuah ruangan yang bertuliskan,”Khusus
Karyawan”. Mataku terbelalak bulat memandangi keadaan ruangan ini yang begitu
berantakan. Gudang samping sangat ancur,kondisinya seperti tempat tidur anak
lelaki yang usianya masih remaja, sangat berantakan. Kulihat kardus-kardus
bekas produk-produk makanan ringan berceceran dimana-mana, tumpukan-tumpukan
aqua yang tak jelas tumpukannya berada dipojok kanan gudang, dipojok kiri gudang bergeletakan tabung gas
tak tersusun rapi. Kulangkahkan kaki melewati tumpukan-tumpukan kardus yang
berceceran,tak terlalu kuhiraukan dahulu, karena gudang yang berantakan ini
sepertinya akan kurapihakan saat aku mulai bekerja nanti, lalu kunaiki anak
tangga yang terbuat dari besi yang berada disebelah kanan pintu tempat aku tadi
masuk.
Ada 30 anak tangga yang kulewati,
sesampainya dipintu lantai 2 bau menyengat langsung menusuk hidungku, bau yang
hampir setiap pagi hari ketika aku sampai di lantai 2. Kualihkan pandanganku
kearah sebelah kanan, sepatu karyawan
pramu berceceran tak tentu posisinya berceceran dimana-mana, padahal sudah
tersedia rak sepatu tapi sepertinya tak berguna sama sekali. Bau menyengat itu
ternyata datang dari tumpukan sepatu karyawan, kaos kaki itu mungkin tidak
pernah dicuci selama 3 minggu, hingga mengeluarkan bau yang cukup menusuk
hidung.
Tak terlalu kuhiraukan bau menyengat itu,
aku langsung masuk ke sebuah ruangan yang bertuliskan “office” lalu kubuka
pintu, di dalam ternyata sudah ada rekan kerjaku yang sudah menunggu, kulihat
jam ternyata sudah jam 07.15 WIB. Akupun tersenyum manis padanya, telat 15
menit agaknya membuat muka rekanku kurang senang padaku. Langsung kupegang alih
brangkas dan serah terima shif dengannya.
Suasana kerja pagi hari ini berbeda dengan
hari-hari bisanya, waktu terasa cepat, jarum jam ditanganku terus berputar
tanpa jeda. Dari pukul 08.00 WIB, aku mmelakukan rutinitas kerjaku, seperti
mereturen barang-barang expired, mendisplay produk-produk sponsor, menerima
setiap barang-barang yang masuk ke toko, dan menemani kerja anak-anak pramu dan
kasir. Kulihat dari kejauhan, pandangan ku lurus menatap kerumunan orang yang
membeli sotonya bude elmi, pikiranku jadi terbawa suasana di warung soto bude
elmi, bibirku terasa basah, dibasahi nikmatnya kuah soto bude elmi, hidungku
terasa mencium wangi aroma soto khas buatan bude elmi, kubayangkan ada kuah
soto dan nasi ditaburi bwang goreng yang disajikan diatas piring bulat,
ditambah dengan aroma jeruk nipis yang segar, dan tak lupa secangkir es teh
yang segar. Perutku ternyata belum aku isi sama sekali sejak dari tadi pagi. Dan aku rasa perutku sudah berteriak-teriak minta
diisi. Tanpa banyak menunggu aku langsung pergi
ke warung soto bude elmi.
Setelah selesai istirahat, aku kembali
ketempat aku bekerja tadi. Perut terasa nyaman rasnya, pikiranpun jadi tenang
kalau perut sudah terisi. Kulihat satu persatu pramu dan kasir meminta izin
istirahat padaku, hal yang sama diraskan ketika siang hari tiba. Hari ini toko
lumayan ramai pengunjung, dari tdai kulihat banyak orang-orang yang keluar
masuk pintu, meskipun sebagian pengunjung ada yang hanya datang ke ATM yang ada
di sebelah kiri pintu masuk. Kasir yang berjaga di shif pagi ini juga, sering
menyetor uang kepadaku atau hanya sekedar menukar uang adan meminta memvoid
barang costumer yang tidak jadi dibeli.
Karena ramainya suasana toko membuat waktu
terasa cepat, tak terasa sudah pukul 15.30 WIB, itu tandanya aku harus
mengclerek kasir-kasir yang jaga di shif pagi ini. Setelah selesai, aku kembali
ke tempat awal aku bertemu dengan rekan kerjaku, kurapihkan barang-brang yang
berda di ruangan office ini, dan kuhitung jumlah uang yang masuk hari ini yang
nantinya akan disetorkan kepada perusahaan. Tepat pukul 16.00 WIB, rekan
kerjaku Rani sesama pejabat menghampiriku. Dan kami berdua melakukan transaksi
serah terima brangkas dan shift.
Pukul 16.15 WIB, aku mulai bergegas
pulang. kurapihykan barang-barangku, dan tak lupa absen pulang wajib diisi
sebagai tanda, hari ini kita sudah melakukan absen. Sembari jalan menuju pintu
yang bertulisan sebelah kanan”dorong” dan sebelah kiri “tarik”, aku menyapa
rekan-rekan kerjaku dengan sapaan yang cukup bosan ditelinga, “ balik duluan
yah”, kulihat diluar, ternyata matahari sudah mulai condong kebarat suasananya
terasa sejuk dan nyaman, udara sore hari, meskipun hiruk pikuk keramaian
disekitar belum juga usai, suara pluit tukang parkir masih terdengar, suara
kendaraanpun ikut menghiasi suasana sore ini yang teduh. Tidak sepeti tadi siang matahari masih betah
diatas, panas terik matahari pas
menyinari seluruh alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar