GERSANG
DI PAMULANG
-
Mia Pratiwi -
Pukul
sebelas, suatu terik di Pamulang. Matahari begitu tepat berada di atas
kepalaku memancarkan sinar dan panas
menyengat kulitku yang begitu terasa gersang ketika aku sedang di luar. Rasanya
berbeda sekali dengan ketika aku berada di ruangan berAC yang rasanya sejuk dan
segar seperti sedang menenggak minuman yang didalamnya berisikan es.
Pada
waktu seperti sekarang ini, biasanya perjalanan macet karena bertepatan dengan
waktunya bubar sekolah atau jam makan siang mahasiswa bahkan orang kantoran.
Paling hanya terlihat beberapa ojek yang mangkal dan angkot yang ngetem
(menunggu penumpang) sambil kipas-kipas kegerahan. Bukan hanya karena panas
teriknya matahari tapi juga karena padatnya kendaraan yang membuat cuaca terasa
gersang.
Bunderan
pamulang yang tepat berada di depan kampus yang selalu padat merayap
dikelilingi motor dan mobil juga angkutan umum yang lalu lalang pun membuat
keadaan menjadi semakin pengat dan sangat menyengat karena saut menyaut suara
klakson dan ocehan ocehan kasar dari supir angkot yang membuat panas telinga.
Beda sekali dengan saat sore tiba atau sekitar jam dua, jalanan begitu teratur
sepi dan terasa sejuk dengan hembusan angin sore.
Di
depan gerbang kampus dan di depan polsek sudah siap ojek yang mangkal untuk
mengantarkan mahasiswa atau anak sekolah, begitu juga dengan angkot yang
mengantre yang tidak mau kalah dengan ojek yang siap mengangkut anak sekolah
ataupun mahasiswa yang hendak pulang. Begitu jelas terasa panasnya siang itu
karena asap-asap kendaraan dan suara-suara klakson menandakan kesabaran
orang-orang.
1 komentar:
Perhatikan penulisan "didalamnya", pengat itu apa ya? Cukup deskripsi, hanya saja seperti tak selesai.
Posting Komentar