2013/03/29

Ika Susilarini



Ini adalah sepenggal tentangku dan cerita hidupku. Terlahir dari sebuah keluarga sederhana di tanah Sunda. Tepatnya pada 27 Juli 1992. Sukabumi adalah kota dimana aku terlahir dan dibesarkan. Nama bapak ku Wawas Wahyudy dan ibu ku Nani Suryany. Aku adalah anak pertama dari empat bersaudara. Adik perempuan ku yang petama baru saja duduk di kelas 2 SMA. Sedangkan yang kedua duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar. Dan adik bungsu ku Fadly, dia baru masuk Taman Kanak-kanak tahun Lalu.
Aku memang terlahir di kota Sukabumi, tetapi masa kecilku ku habiskan di kota kelahiran nenek ayah ku dan ibu ku, yaitu kota Cianjur dan kota Salabintana. Waktu aku TK aku tinggal bersama  kakek dan nenek ku di Cianjur. Beranjak masuk Sekolah Dasar, aku hijrah ke tempat kakek nenek ku yang ada di Salabintana. Selama hampir 6 tahun aku tinggal bersama kakek dan nenek dari ayah ku. Setelah lulus SD, baru aku tinggal di rumah ayah dan ibu ku di Sukabumi.
Keluarga ku hancur ketika usia ku dua taun, semenjak kejadian itu hidupku terpisah dari ayah dan ibuku. Ibu kandung ku pergi meninggalkan aku dan ayah ku. Selang beberapa tahun kemudian, saat aku masuk Sekolah Mmenengah Pertama Allah memberi sosok mamah baru. Setelah sekian lama hidupku terombang ambing migrasi kesana kemari.
Tapi apa yang terjadi, aku pikir dengan hadirnya sosok mamah baru di hidupku, hidupku akan lebih baik dan lebih bahagia dibanding ketika aku tinggal bersama kakek nenek ku. Kejamnya ibi tiri pernah kualami waktu itu, dan itu mimpi buruk bagiku. Semenjak kejadian-kejadian itu aku alami, aku selalu berdoa di dalam hati,” ya Allah aku ingi pergi dari rumah neraka ini dan menjauh dari mereka”.
Singkat cerita, tak terasa seberapa sakit beban fisik dan mental yang kurasakan. Di tahun 2010, aku lulus SMA. Ayah ku, berkeinginan setelah aku lulus SMA, aku langsung melanjutkan pendiidkan di UMMI ‘ Universitas Muhammadiyah Sukabumi. Tapi kutolak keras keinginan ayah ku. Diam-diam aku melamar pekerjaan di Depnaker Sukabumi. Dan hasilnya, Alhamdulilah aku lulus tes dan keterima kerja di PT.Midi Utama Indonesia.
Singkat cerita, aku pergi meninggalkan rumah dan bertekad merantau ke kota Tanggerang dengan niat ingin hidup mandiri dan bisa melanjutkan pendidikan ku dengan biaya sendiri. Rasanya hati ini senang sekali. Bahagia akhirnya aku bis keluar dari mimpi buruk itu.
Satu, dua, tiga, empat, lima bulan aku merasa nyaman tinggal di kota orang. Bebas tak ada yang melarang ku, ini hidupku sesukaku. Bulan keenam , ada ras rindu menyelinap di hatiku. Bahkan aku rindu mamah tiri ku, dan ketiga adik tiriku. Setelah hampir enam bulan berada di kota Tanggerang, tiba-tiba aku mendengar kabar dari bibi ku, bahwa mamah ku masuk rumah sakit dan akan dioprasi. Waktu itu mamah, terkena penyakit usus buntu. Bibi meminta aku pulang, untuk menemani mamah yang pada malam 23 oktober 2011 akan dioprasi.
Saat menemani mamah d ruang oprasi, hatiku bergetar hebat, jantungku tak hentinya berdetak kencang, mataku merah mengeluarkan air mata. Dokter bilang, ada yang ingin ade sampaikan terlebih dahulu pada mamah ade. Amarah dan rasa benciku hilang saat itu, ku bisikan lapaz allah ditelinga mamah ku berulang-ulang, kubacakan doa-doa dan kubisikan “ Mamah harus kuat, ikha ada disamping mamah, ikha mau mamah berjuang untuk ikha, ikha sayang mamah”.

2 komentar:

Ruang Kata-kata mengatakan...

Kisah hidupmu akan makin menyentuh jika dideskripsikan dengan baik tidak sekadar narasi.

Ruang Kata-kata mengatakan...

Kisah hidupmu akan makin menyentuh jika dideskripsikan dengan baik tidak sekadar narasi.