GENGGAM DUNIA DENGAN
MENULIS
Ditulis
oleh seorang pengajar baru pindahan dari
Jurusan Inggris IKIP Negeri di Medan ke Jurusan Inggris Fakultas Sastra,
Universitas Indonesia, pada tahun 1971. Buku ini berisi tentang tata cara
menulis berbagai macam tulisan.
Buku
ini tidak dimaksudkan sebagai buku acuan, dan bukan pula untuk dipakai sebagai
pegangan dan sasaran utama dari buku ini adalah orang-orang yang awam sama
sekali belum pernah menulis, namun ingin mencoba-coba menulis, dan ingin
melihat tulisan mereka dimuat di
surat-surat kabar dan majalah.
OLEH
NURKOMARIAH
Berusaha dan Terus Mencoba
Dosen
salah satu Universitas Indonesia ini merupakan sosok yang patut diacungi jempol
karena kerja kerasnya dan kegigihannya akhirnya terbitlah buku yang berjudul Menulis Secara Populer, buku ini sudah
tidak diragukan lagi keabsahannya karena sudah terjadi 9 kali edisi revisi. Di
mulai dari tahun 1994 buku ini pertama kali terbit dan edisi revisi terakhirnya
terjadi pada tahun 2010.
Buku
Menulis Secara Populer ini adalah
hasil jerih payah banyak orang dalam waktu yang sangat lama. Penulis hanya
sekedar menulisnya saja, tetapi hampir seribu orang terlibat, baik secara moral
maupun materiel, baik secara jasmani maupun rohani, baik secara sadar maupun
tidak, dalam pembuatan buku ini, sejak tahun 1980. (hlm 3)
Dengan Mendengar, Berbicara,
Membaca, Menulis Dunia ada Digenggaman kita
Kita
sering bertemu dengan orang yang tidak bisa mendengar. Maksudnya, dia tidak
bisa menangkap isi pembicaraan dalam segala aktivitas. Ini merupakan sebuah
bentuk tida menguasai teknik mendengar, dan seperti yang dikatakan di atas, hal
ini banyak ditemukan di masyarakat. Namun agaknya kesalahan bukan pada
orang-orang yang tidak bisa mendengar itu, karena memang mendengar tidak dianjarkan
di sekolah-sekolah pada umumnya. (hlm 15)
Pelajaran
berbicara pun tidak dipelajari di sekolah mana pun, oleh karena itu hampir
setiap kali kita mendengarkan sesuatu pembicaraan, di berbagai situasi kita
selalu bisa menemukan kesalahan, kejanggalan-kejanggalan, dll.
Kalau
dikatakan bahwa sebagian besar kita tidak bisa membaca, sukar rasanya diterima
masuk akal. Sekolah-sekolah mengajarkan anak-anak membaca dan menulis dari hari
pertama mereka masuk ke sekolah.
Hal
yang sama dengan kemampuan membaca terjadi pula pada kemampuan menulis. Sampai
dengan penulisan buku ini, sudah cukup banyak tulisan-tulisan di media masa
yang secara terbuka mempertanyakan mengapa menulis sangat dianaktirikan di
negeri ini.
Jadi
kesimpulannya penulis ingin meyakinkan pada masyarakat awam bahwa kegiatan
mendengar, berbicara, membaca, dan menulis bukan saja melik para penulis dan
sastrawan, melainkan itu semua bisa mereka kuasai dengan cara belajar dan terus
belajar, dan tidak ada kata menyerah.