Malin Kundang
diceritakan kembali
oleh latifah albaniah
Pada suatu
hari, hiduplah sebuah keluarga di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga itu
mempunyai seorang anak yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keluarga
mereka sangat memprihatinkan, maka ayah malin memutuskan untuk pergi ke negeri
seberang. Besar harapan malin dan ibunya, suatu hari nanti ayahnya pulang
dengan membawa uang banyak yang nantinya dapat untuk membeli keperluan
sehari-hari. Setelah berbulan-bulan lamanya ternyata ayah malin tidak kunjung
datang, dan akhirnya pupuslah harapan Malin
Kundang dan ibunya. Setelah Malin
Kundang beranjak dewasa, ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri
seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah
menjadi seorang yang kaya raya. Akhirnya Malin Kundang ikut berlayar bersama
dengan seorang nahkoda kapal dagang di kampung halamannya yang sudah sukses. Selama
berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak
buah kapal yang sudah berpengalaman. Malin belajar dengan tekun tentang perkapalan
pada teman-temannya yang lebih berpengalaman, dan akhirnya dia sangat mahir
dalam hal perkapalan. Banyak pulau sudah dikunjunginya, sampai dengan suatu
hari di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan
para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian
besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para
bajak laut. Malin Kundang
sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika
peristiwa itu terjadi, Malin segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang
tertutup oleh kayu. Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga
akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa
tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari
pantai. Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di
desa tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang menimpanya. Desa
tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan
kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang
kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya
lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting
seorang gadis untuk menjadi istrinya karena parasnya yang begitu mulus serta
perilakunya yang sangat baik membuat malin tak ingin lama-lama lagi, dan mereka
pun menikah dengan perayaan pernikahannya yang begitu megah dan mewah. Setelah
beberapa lama dan mereka juga sudah menjadi sepasang suami istri, ketika itu
perempuan yang berada dirumah mewah dan megah itu berstatus sebagai istri dari
seorang pelayar, ternyata ia mempunyai niat yang busuk terhadap sang suami. Istri
tersebut membuat rencana yang begitu jahat kepada malin. Ia merencanakan suatu
rancangan supaya si malin terjatuh miskin dan bisa memiliki harta malin seluruh
kekayaannya. Ia mengambil uang malin sedikit demi sedikit tambah sepengetahuan
malin, setiap hari selalu berbelanja ke mall, tak pernah diam sedetikpun di
rumah, selalu saja keluar, dan parahnya istrinya berselingkuh di belakang malin
dan selalu memberi uang kepada si lelaki
nakal tersebut setiap ia meminta. Dan
lama kelamaan sifat istrinya menjadi berubah dan tidak perhatian lagi kepada si
malin. Malin berfikiran tidak beres kepada istrinya tersebut. Malin pun
menyelidiki ketika ia berpura-pula bicara kepada istrinya bahwa malin berlayar
padahal tidak. Selidiki-selidiki istrinya dan ternyata firasat dan pikiran
malin benar. Kalau istrinya berselingkuh dan malin pun memutuskan untuk
bercerai. Perpisahan dari kejadian yang malin alami tidak membuat malin putus asa tetapi ia tetap
bekerja keras untuk menggapai cita-citanya sejak kecil. Dua tahun kemudian,
malin sedang berdekatan dengan seorang gadis cantik dan baik hati. Tetapi malin
cukup waspada untuk menjadikan si gadis itu menjadi pendamping seumur hidupnya.
Lama kelamaan si gadis itu bertanya “ malin, apakah harus selalu begini saja?
Aku ingin kita menikah malin, kita sudah lama berpacaran, sedangkan kau tak
berpikiran untuk menikahiku” berkata si
gadis itu.
Malin pun
menjawab “ aku sih ingin menikahkan engkau tapi aku takut kejadian yang lalu
terulang kembali kepadamu”. Berkata malin sambil memandang si gadis.
Si gadis itu
menjawab lagi “ kamu kenapa takut? Apa yang harus ditakutkan? Emang kenapa
kejadian yang lalu bisa menimpah kamu? Ceritakanlah kepadaku.”berkata si gadis
itu sambil memandang malin juga.
Malin
menjawab “ dulu aku pernah menikah de ngan seorang gadis, ia dipercayai oleh
aku untuk mengurusi semua urusan di rumah tapi nyatanya istriku mengkhianati
aku, ia berselingkuh dengan lelaki lain di belakang aku ketika setiap aku
berlayar. Makanya sampai akhir ini aku masih ada rasa takut untuk menuikah”
sahut malin sambil terbayang-bayang masa lalunya.
Si gadis itu
menjawabnya lagi ia berkata“ kasihan sekali kamu lin, maaf yah malin aku jadi
berbicara yang tidak-tidak”
Malin
menjawab “ iya,,, tidak apa-apa aku bisa mengerti ko. Tapi aku bisa coba lagi.
Takut saja dengan kamu ada perbedaan”
dan si gadis
itu pun kaget sambil berloncat-loncatan kakinya, karena mendengar pembicaraan
malin tersebut. Selanjutnya malin menikahi si
gadis itu. Dan ketika mereka sudah menikah dan sudah menjadi sepasang
suami istri. Dan lama- kelamaan pun sama
terjadi lagi kejadian masa lalu menimpah malin tersebut. Selalu saja terjadi
dan terus terjadi kepada malin. Tak pernah ia awet dan langgeng dengan
istri-istrinya. Selalu saja istrinya mengkhianati malin. Apa yang ada didiri
malin kenapa bisa terjadi di setiap malin dekat dengan seorang gadis dan
gadisnya itu selalu mengkhianatinya?. Ketika malin melakukan pelayaran dengan
kapal yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang
banyak. Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya, melihat kapal
yang sangat indah itu, masuk ke pelabuhan. Ia melihat ada satu orang yang
sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu
adalah anaknya Malin Kundang. Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut
oleh ibunya. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan
orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin
Kundang. "Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa
mengirimkan kabar?", katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi Malin
segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh. "Wanita
tak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku", kata Malin Kundang
pada ibunya. Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya, karena malu dengan
ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju compang-camping. "Wanita itu
ibumu?", Tanya pengawal Malin Kundang. "Tidak, ia hanya seorang
pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan harta ku",
sahut Malin kepada pengawalnya. Mendengar pernyataan dan diperlakukan
semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga
anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin
menengadahkan tangannya sambil berkata "Oh Tuhan, kalau benar ia anakku,
aku sumpahi dia menjadi sebuah batu". Tidak berapa lama kemudian angin
bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang.
Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya
berbentuk menjadi sebuah batu karang.
2 komentar:
Malah kasian bacanya. Malin kundang yang tersakiti, dan di kutuk pula menjidi batu, versi malin kundang yang paling tragis, hehehe
Pertama saya pusing bacanya karena terlalu rapat, tdk tampak spasi dllnya. Kedua kilas baliknya yg mana?
Posting Komentar