2013/06/15

modifikasi dongeng dengan gaya kilas-balik



Malin Kundang
diceritakan kembali
oleh latifah albaniah

 Pada suatu hari, hiduplah sebuah keluarga di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga itu mempunyai seorang anak yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keluarga mereka sangat memprihatinkan, maka ayah malin memutuskan untuk pergi ke negeri seberang. Besar harapan malin dan ibunya, suatu hari nanti ayahnya pulang dengan membawa uang banyak yang nantinya dapat untuk membeli keperluan sehari-hari. Setelah berbulan-bulan lamanya ternyata ayah malin tidak kunjung datang, dan akhirnya pupuslah harapan Malin Kundang dan ibunya. Setelah Malin Kundang beranjak dewasa, ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya. Akhirnya Malin Kundang ikut berlayar bersama dengan seorang nahkoda kapal dagang di kampung halamannya yang sudah sukses. Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Malin belajar dengan tekun tentang perkapalan pada teman-temannya yang lebih berpengalaman, dan akhirnya dia sangat mahir dalam hal perkapalan. Banyak pulau sudah dikunjunginya, sampai dengan suatu hari di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu. Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di desa tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang menimpanya. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya karena parasnya yang begitu mulus serta perilakunya yang sangat baik membuat malin tak ingin lama-lama lagi, dan mereka pun menikah dengan perayaan pernikahannya yang begitu megah dan mewah. Setelah beberapa lama dan mereka juga sudah menjadi sepasang suami istri, ketika itu perempuan yang berada dirumah mewah dan megah itu berstatus sebagai istri dari seorang pelayar, ternyata ia mempunyai niat yang busuk terhadap sang suami. Istri tersebut membuat rencana yang begitu jahat kepada malin. Ia merencanakan suatu rancangan supaya si malin terjatuh miskin dan bisa memiliki harta malin seluruh kekayaannya. Ia mengambil uang malin sedikit demi sedikit tambah sepengetahuan malin, setiap hari selalu berbelanja ke mall, tak pernah diam sedetikpun di rumah, selalu saja keluar, dan parahnya istrinya berselingkuh di belakang malin dan selalu memberi uang  kepada si lelaki nakal tersebut   setiap ia meminta. Dan lama kelamaan sifat istrinya menjadi berubah dan tidak perhatian lagi kepada si malin. Malin berfikiran tidak beres kepada istrinya tersebut. Malin pun menyelidiki ketika ia berpura-pula bicara kepada istrinya bahwa malin berlayar padahal tidak. Selidiki-selidiki istrinya dan ternyata firasat dan pikiran malin benar. Kalau istrinya berselingkuh dan malin pun memutuskan untuk bercerai. Perpisahan dari kejadian yang malin alami tidak  membuat malin putus asa tetapi ia tetap bekerja keras untuk menggapai cita-citanya sejak kecil. Dua tahun kemudian, malin sedang berdekatan dengan seorang gadis cantik dan baik hati. Tetapi malin cukup waspada untuk menjadikan si gadis itu menjadi pendamping seumur hidupnya. Lama kelamaan si gadis itu bertanya “ malin, apakah harus selalu begini saja? Aku ingin kita menikah malin, kita sudah lama berpacaran, sedangkan kau tak berpikiran untuk menikahiku”  berkata si gadis itu.
Malin pun menjawab “ aku sih ingin menikahkan engkau tapi aku takut kejadian yang lalu terulang kembali kepadamu”. Berkata malin sambil memandang si gadis.
Si gadis itu menjawab lagi “ kamu kenapa takut? Apa yang harus ditakutkan? Emang kenapa kejadian yang lalu bisa menimpah kamu? Ceritakanlah kepadaku.”berkata si gadis itu sambil memandang malin juga.
Malin menjawab “ dulu aku pernah menikah de ngan seorang gadis, ia dipercayai oleh aku untuk mengurusi semua urusan di rumah tapi nyatanya istriku mengkhianati aku, ia berselingkuh dengan lelaki lain di belakang aku ketika setiap aku berlayar. Makanya sampai akhir ini aku masih ada rasa takut untuk menuikah” sahut malin sambil terbayang-bayang masa lalunya.
Si gadis itu menjawabnya lagi ia berkata“ kasihan sekali kamu lin, maaf yah malin aku jadi berbicara yang tidak-tidak”
Malin menjawab “ iya,,, tidak apa-apa aku bisa mengerti ko. Tapi aku bisa coba lagi. Takut saja dengan kamu ada perbedaan”
dan si gadis itu pun kaget sambil berloncat-loncatan kakinya, karena mendengar pembicaraan malin tersebut. Selanjutnya malin menikahi si  gadis itu. Dan ketika mereka sudah menikah dan sudah menjadi sepasang suami istri. Dan  lama- kelamaan pun sama terjadi lagi kejadian masa lalu menimpah malin tersebut. Selalu saja terjadi dan terus terjadi kepada malin. Tak pernah ia awet dan langgeng dengan istri-istrinya. Selalu saja istrinya mengkhianati malin. Apa yang ada didiri malin kenapa bisa terjadi di setiap malin dekat dengan seorang gadis dan gadisnya itu selalu mengkhianatinya?. Ketika malin melakukan pelayaran dengan kapal yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya, melihat kapal yang sangat indah itu, masuk ke pelabuhan. Ia melihat ada satu orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang. Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. "Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?", katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi Malin segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh. "Wanita tak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku", kata Malin Kundang pada ibunya. Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya, karena malu dengan ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju compang-camping. "Wanita itu ibumu?", Tanya pengawal Malin Kundang. "Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan harta ku", sahut Malin kepada pengawalnya. Mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menengadahkan tangannya sambil berkata "Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu". Tidak berapa lama kemudian angin bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang.

2 komentar:

Friyansyah mengatakan...

Malah kasian bacanya. Malin kundang yang tersakiti, dan di kutuk pula menjidi batu, versi malin kundang yang paling tragis, hehehe

Ruang Kata-kata mengatakan...

Pertama saya pusing bacanya karena terlalu rapat, tdk tampak spasi dllnya. Kedua kilas baliknya yg mana?