2013/06/15

DONGENG DENGAN GAYA KILAS BALIK



RORO JONGGRANG
Diceritakan kembali Oleh : Noerma Ningsih

Malam ini Bandung Bondowoso tampak sangat gelisah memikirkan bagaimana caranya mengembalikan seseorang yang sangat dicintai nya agar kembali kepelukannya. Dari ketulusan, kelembutan, dan kasih sayang yang tulus dari Roro Jonggrang membuat Bandung Bondowoso tiada henti memikirkan Roro Jonggrang. Tiada satu orang pun yang mampu menghibur kegelisahan, kesedihan, dan kegundahan hatinya. Salah satu cara yag bisa mengobati itu semua adalah bertemu dengan Roro Jonggarang.
Bandung Bondowoso pun sekarang menjadi seorang yang pemurung dan pemarah, kepada semua orang yang bertanya kepadanya, meskipun orang itu berniat baik untuk memberi nya ia makan. Bandung Bondowoso pun merasa hidupnya sudah tidak berguna lagi, karena mulai sekarang sampai selama nya penyemangat hidup nya sudah tidak bisa ia kasihi lagi.  
Sebelum peristiwa itu terjadi, kehidupannya tidak lah sesedih ini. Ia tidak pernah merasa kesepian. Cukup dengan memanggil Adinda saja kebutuhan Bandung Bondowoso sudah terpenuhi. Adinda merupakan panggilan sayang Bandung Bondowoso kepada Roro Jonggrang. Hari-harinya di penuhi dengan kegembiran. Pagi harinya seperti biasa Roro Jonggrang menyiapkan sarapan pagi untuk sang suami. Lauk yang disediakan oleh Roro Jonggrang itu ialah seekor ayam hitam yang di dapat dari hasil berburu dari para Bala Tentara.
“ Kakanda ini aku sediakan sarapan pagi untukmu.”
“ Terima kasih Adindaku tersayang.”
Entah mengapa saat Bandung Bondowoso memakan makanan itu, ia merasakan ada hal yang berbeda, seketika itu pula badan Bandung Bondowoso menjadi lemas dan pusing.
“ Adinda ayam apa yang engkau masak ?”
“ Aku tidak tahu kakanda, aku mendapatkan ayam ini dari hasil buruan para Bala Tentara, apa yang terjadi padamu?. Mengapa tiba-tiba engkau menanyakan hal ini kepada ku ?”
“ Engkau tahu salah satu larangan kesaktianku yaitu aku tidak boleh memakan ayam hitam.”
“ Maafkan aku Kakanda aku tidak mengetahui hal ini.”
Perasaan Kecewa, marah, sedih, berkecambuk di dalam hatinya. Karena ia tidak bisa memarahi seseorang yang sangat ia sayangi. Namun tak ada yang dapat dilakukan lagi. Kesaktiannyapun sekarang sudah  lenyap. Bandung Bondowoso pun sekarang hanya bisa pasrah, dan tersenyum saja dengan semua keadaan ini. Ia harus membiasakan diri untuk menjalani kehidupannnya tanpa kesaktiannya lagi.
Kini di hadapannnya hanya ada lembaran-lembaran kertas surat. Yang mengingatkan ia pada masa lalunya saat bertemu dengan roro jonggarang. Apa yang akan di lakukan nya lagi setelah kesaktian nya hilang dan Roro Jonggrang pun hilang dari kehidupannya ?
Di angkatnya pelan-pelan selembar kertas itu. Ia pun tertuju dengan satu kalimat yang menyatakan “ Kakanda Aku Sangat Mencintaimu, Aku ingin Selamanya Hidup Bahagia Dengan Dirimu”. Ingatannya melayang ke masa lalu, sebelum ia menikah dengan Roro Jonggrang.
Pada saat Bandung Bondowoso tinggal di Istana Kerajaan Prambanan, dia melihat seorang wanita yang sangat cantik jelita. Wanita tersebut adalah Roro Jonggrang, putri dari Prabu Baka. Saat melihat Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso mulai jatuh hati. Dengan tanpa berpikir panjang lagi, Bandung Bondowoso langsung memanggil dan melamar Roro Jonggrang. Roro Jonggrang sangat terkesima dengan kesaktian dan ketampanan Bandung Bondowoso yang bisa membuat banyak candi dengan jumlah yang cukup banyak.
Maka dari itu Bnadung Bondowoso membuatkan candi yang sangat istimewa untuk Roro Jonggrang agar menerima lamaran Bandung Bondowoso dan Roro Jonggarng pun menerima lamaran itu dengan senang hati. Karena diam-diam Roro Jonggrang mengagumi Bandung Bondowoso. Akhirnya Bandung Bondowoso pun dengan Roro Jonggrang menikah, mereka pun menjadi keluarga yang sangat bahagia.
Meskipun mereka belum mendapatkan buah hati dari hasil pernikahan mereka, merka tetap menjalani dengan bahagia. Ketika suatu hari Roro Jonggrang pergi dengan diam-diam menuju candi prambanan karena rasa penasaran yang sangat besar terhadap 1000 candi yang telah di buat oleh Bandung Bondowoso.       Roro Jonggrang pun teepaku pada satu candi dimana candi itu belum selesai dibuat dan candi itu merupakan candi yang ke 1000. Roro Jonggrangpun menyentuh candi itu, seketika itu pula Roro Jonggrang berubah menjadi patung di dalam candi itu. Karena salah satu larangan nya adalah Roro Jonggrang tidak boleh melihat candi yang belum terselaikan itu.
Apa yang akan dilakukan dengan selembar kertas dan kesendirian yang tanpa kesaktian? jika ia mengakhiri hidupnya, bagaimana dengan nasib kerajaan yang ia pimpin?. Tapi salah satu bala tentara Bandung Bondowoso mengingatkan Bandung Bondowoso pada pesan terakhirnya Roro Jonggrang “bahwa jadilah engkau menjadi pemimpin kerajaan yang berwibawa dan jadilah engkau menjadi seorang raja yang kuat”.
Kini pun Bandung Bondowoso hanya bisa menikmati kesendirian nya di dalam kerajaan itu sendiri. Berkat pesan terakhir Roro Jonggrang orang yang paling berharga dalam hidupnya. Perlahan-lahan Bnadung Bondowoso pun mulai sadar dengan keadaan dan mulai menyadari dengan takdir yang sudah terjadi pada diri dan keluarga nya. kini pun Bandung Bondowoso hanya bisa melihat Roro Jonggrang dengan gambaran patungnya saja.

1 komentar:

Ruang Kata-kata mengatakan...

Kilas balik tp konfliknya kurang jelas. Coba fokus pada tahapan alur :-)