2013/06/30

cerpen dengan unsur Cinta


Cerpen dengan Unsur Cinta

Tentang Cinta Alibi
Oleh: Ika Susilarini
        
         Hujan turun semakin deras, angin seakan ditiup  kecang dari arah barat ke selatan pohon palm yang ada di pekarangan kiranya seprti tak kuat menahan hembusan angin, hingga terlihat dari kejauhan pohon palm itu seakan  hampir tumbang. Sambaran petir menambah mencekammnya malam jumat. Jalanan sekitarpun sepi, seakan-akan penduduk komplek delima mati suri sejenak.
Alibi merasa sangat ketakutan berada di rumah sendirian, Dia tak berani beranjak dari tempat tidurnya, pintu kamarpun dikunci . Alibi membungkus badannya dengan selimut tebal, disekilingnya tergeletak guling dan bantal, rasanya jika dilihat Alibi seperti  bungkusan lemper saja. “ huuuu....huuuuuu... pengap sekali udaranya, aku kehabisan nafas”  keluh Alibi sambil menyingkirkan selimut dari badannya. Dilihatnya jam ditangannya  waktu menunjukan pukul sembilan malam. Alibi merasa kesal dan sangat ketakutan. Kesal karena Alibi berada di rumah sendirian dan merasa sangat takut. Alibi pun coba menenangkan dirinyadan mencoba tak membayangkan hal yang buruk yang akan datang di malam jumat ini. “ Bissmilah, aku pasti bisa. Setan, hantu, jin itu tidak akan ada dan tidak akan ada di hadapan ku .” .. Rupanya sugesti itu berhasil membuat Alibi agak sedikit tenang, Alibi pun coba berbaring di atas tempat tidur dengan posisi kebanyakan orang tidur,,, mula-mula Alibi merasa nyaman dengan posisi tidurnya, lalu dia kembali merubah posisi tidurnya ke arah kiri, kemudian di ubah lagi posisinya ke arah kanan, dan sampai berulang-ulang Alibi mengubah posisi tidurnya. Alibi merasa gelisah dan tidak bisa tidur. “ grrrrrrrr,,,,,, Rese . susah sekali rasanya ada dalam posisi seperti ini, menyebalakan “ gerutu Alibi yang rupanya merasa sebal karena tidak bisa memejamkan matanya untuk menghilangkan rasa takutnya. Alibi beranjak dari tempat tidur dan menghampiri jendela kamarnya, dibukanya gorden lalu dilhatnya ke luar nampaknya hujan semakin deras saja diluar, ada rasa khawatir dalam diri Alibi. “ Ya Tuhan, aku mohon berhentikanlah hujan malam ini, dan percepatlah waktu supaya kakak ku Alini cepat pulang dari tempat kerjanya, aku takutt sendirian, aku takuttt “......... Alibi melamun di depan jendela sambil memandangi air hujan yang turun dari atas genting rumahnya.
               Brukkkkkkkkkk  .... “ Tiba-tiba Lamunan Alibi buyar mendengar suara beda terjatuh dan sangat keras.  Alibi langsung loncat ke atas tempat tidur dan menutup badanya dengan selimut seperti semula. Rupanya Alibi bersembunyi di dalam selimut, badanya ditelungkukan sambil memeluk guling dan mulutnya komat-kamit membaca mantra apa tau. “ Ya Tuhan, ya Tuhan.... jauhkan setan itu dari aku, ya Tuhan jauhkan Hantu itu dari aku, aku takut ya Tuhan “ .
Alibi merasa sangat takut sekali, badanya terasa sangat panas dan mengeluarkan banyak keringat dingin, mungkin itu karena Alibi bersembunyi di dalam selimut yang pengap udara, ditambah rasa takut Alibi yang berlebih. “ Tok-tok-tok  “ Suara pintu diketuk dari arah pintu kamar Alibi. Alibi semakin ketakutan dan bergemetar.. dia berharap suara pintu itu hanya ilusi saja. “ tok-tok-tok “ Tiga kali lagi suara pintu diketuk, yang kedua ini agaknya lebih kencang.  Alibi tak mampu menggerakan badanya, ia merasa tubuhnya kaku akan ketakutan yang begitu hebat, dalam pikirnya ia membayangkan setan, hantu dan jin mengetuk pintu dan ingin masuk ke dalam kamar Alibi. “ tok-tok-tok, Alibi ini kakak Ayo keluar dari kamarmu, kakak tahu kamu belum tidur Alibi “ .
Alibi merasakan hawa yang dingin ketika mendengar suara itu, rasanya “ Wossssssssss..... beban ketakutan dalam benak Alibi hilang seketika ketika mendengar suara kakaknya . Alibi langsung keluar dari selimut dan meloncat dari tempat tidur seketika Alibi berlari menuju pintu kamarnya, dan mebuka pintu
“ aaaaaaaaa,,,, kakak  Alini. Akhirnya kamu datang juga “ 
“ Kamu pasti bersembunyi di dalam selimut, mengunci kamar dan Lupa mengunci pintu depan, kebisan yang tak bisa hilang “ ceramah Alini kepada Alibi adik satu-satunya.
  Kak  Alini tahu sendiri aku orangnya penakut, mana hujan pula malam ini tentu saja aku merasa sangat takut sekali “ jawab Alibi.
“ Sampai kapan kamu akan merasa takut Alibi, kakak rasa setiap malam jumat kakak tinggal kamu sendirian di rumah, pasti seperti ini kejadiannya”
“ yaa, maaf. Lain kali aku akan mengunci pintu depan dan tak akan takut lagi kak .”
“ Akh... kamu seperti  tong kosong nyaring bunyinya , Sudah sana pergi ke kekamarmu lekas tidur besok kaka mau mengajak mu ke suatu tempat “
“ kemana kak “ Alibi meras penasaran akan di ajak kemana oleh kakaknya.
“ Sudah sana, besok juga kamu akan tahu akan aku ajak kemana kamu”.
Alibi pun tak berani bertanya lagi pada kakaknya, dan ia langsung pergi menuju kamarnya .
Keesokan harinya,
“Kita akan pergi kemana kak ?” Pertanyaan yang sama Alibi lontarkan pada kakaknya.
“ Nanti juga kamu akan tahu.” jawab Alini singkat.
Sepanjang jalan Alibi dan Alini seperti orang yang baru kenal tadi pagi, mereka sama sekali tigar bertegur sapa seperti biasanya ketika ada dalam mobil, tawa canda yang biasanya menghiasi ketika sedang ada diperjalanan kini tertelan suara bising kendaran yang sesak di jalanan. Alini sibuk dengan mobil yang dikendarainya, sedangkan Alibi diam tanpa kata wajahnya menyimpan sejuta pertanyaan dan rasa kesal pada kakaknya karena pertanyaan dia tak diberi jawaban oleh Alini kakaknya. Sekitar dua jam perjalan dari komplek delima menuju suatu tempat di dalam gank yang ber plank nama “ Terapi Jiwa “....
Perasaan Alibi saat itu merasa ada yang mengganjal, dalam pikirnya dia bertanya “untuk apa kakaknya mengajaknya ketempat seperti ini, wajah Alibi terheran-heran menyimpan sejuta pertanyaan. “ Alibi. Alibi. Alibiiiiiiiiiiii “ suara Alini yang rupanya sedaari tadi memanggil Alibi agar keluar dari mobil. Alibi pun terkejut dan lamunannya buyar seketika.
“ Iya kak, pendengaranku masih normal ....gak usah teriak-teriak seperti itu” tukas Alibi pada Alini.
“ Ayo cepat, kita masuk .” Perintah Alini
“ Masuk kemana kak ? “ jawab Alini yang pura-pura tidak tahu.
“ Kita akan terapi jiwa . “ jawab Alini tegas sambil menggandeng tangan Alibi masuk menuju pintu yang bertulisan “ Anda pasti mampu mengatasi masalah anda “,,,dibukanya pintu bercat warna putih itu, ketika masuk ke dalam rupanya suasana di dalam terlihat sepi dan terlihat ada sebuah sofa berwarna merah tua dan meja yang terbuat dari kaca percis diletakan ditengah-tengahnya. Alini pun mengajak Alibi duduk, dan tak lama kemudian muncul sosok wanita yang memakai baju warna putih seperti seragam seorang dokter. Alibi semakin tak mengerti dengan semua ini, Alibi hanya diam dan sedikit mengkerutkan dahinya.
“ Selamat siang Alini, maaf menunggu lama “ Wanita itu menghampiri Alibi dan Alini.
Alini pun dengan sigap berdiri dan menjabat tangan wanita berbaju putih itu, diikuti Alibi selanjutkan melakukan hal yang sama. Mereka pun kembali duduk dan menyusul kemudian wanita itu duduk dekat Alini. “ Ini adik saya yang tempo dulu saya ceritakan pada miss Gana, namanya Alibi “  Alini memulai perbincangan pada siang itu. Wajah Alibi semakin dikerutkan, alisnya berkerut seperti ulat bulu, bibirnya dimonyong-monyong seakan memberi tanda pada Alini kalau dirinya merasa aneh dengan kata-kata kakaknya.
“ Bagaimana miss sebaiknya, apa dia harus diterapi disini apa pp terapi saja ? “ tanya Alini pada wanita yang memakai baju putih yang bernama miss Gana.
“ Dia yang kakak maksud itu aku? “
“ Iya kamu, kamu harus diterapi .” kata Alini
“ Tapi aku gak sakit jiwa kak, aku normal, aku masih waras “ jawab Alibi yang mulai mengencangkan suaranya karena merasa kesal dengan kakaknya.
“ Kamu memang benar Alibi, kamu normal, waras dan tidak sakit jiwa “  perkatan miss Gana seolah membela Alibi
“ Kakak dengar sendiri apa kata miss Gana, yang seharusnya diterapi itu kakak bukan aku......” amarah Alibi semakin memuncak.
“ Kamu memang tidak salah dan kakak mu Alini juga tidak salah. “ miss Gana coba menenangkan suasanan didalam ruangan.
“ Maksud miss apa, plin-plan jadi orang “ jawab Alibi yang semakin marah dengan perkatan miss Gana.
“ Sejak kapan kamu merasa takut bila ditinggal sendirian di rumah ? sejak kapan kamu berprilaku aneh saat kamu merasa takut ? sejak kapan kamu membahayakan diri kamu dan orang lain saat merasa takut ? dan samapai kapan kamu akan merasa takut ? “ pertanyaan miss Gana tertuju pada Alibi.
Alibi merasa tersudutkan oleh pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh miss Gana. Alibi hanya diam dan tak menjawab sepatah katapun, karena semua pertanyaan itu benar.
“ Kakak mu bermaksud baik, dia ingin kamu sembuh dari penyakit atau pobia takut setan mu itu . Dan aku jelaskan ini bukan tempat terapai orang gila, ini terapi orang waras yang memiliki sesuatu yang beda dengan kebanyakan orang” jelas miss Gana pada Alibi.
Alibi belum juga mengeluarkan kata-kata sedikitpun. Pikiran dan perasaannya campur aduk.
“ Bagaimana Bi,, kamu mau, benar kata miss Gana kakak tidak bermaksud buruk sama kamu.” Alini mencoba menenangkan Alibi.
“ Ya sudah, aku mau ikut terapi ini “ .
Akhirnya suasana siang itu mendingin seketika ketika Alibi menyanggupi untuk ikut terapi jiwa bersama miss Gana.
.. Hari pertama Alibi menjalani terapi, Alibi diajarkan berbagai hal yang berkaitan dengan ilmu islam tentang makhluk-makhluk Tuhan.
...Hari kedua Alibi menjalani terapi buang rasa takut dengan miss Gana.
... Hari ketiga
Alibi sedang duduk asik ditaman sambil membaca buku “jangan takut” pemberian miss Gana. Pagi itu Alibi merasa sangat nyaman dengan suasana taman, sesekali Alibi menhirup udara lalu dikeluarkan, bukunya diletakan dekat-dekat didadanya, sambil menatap langit berwarna biru Alibi berdoa “ Tuhan, Buang rasa takut itu dari ku. Aku ingin menjadi pemberani seperti kakak ku Alini, amin “ Tiba-tiba Alibi dikagetkan dengan sosok suara dari arah belakang Alibi duduk. “ Dari pada memandangi langit mending memandangiku “
Alibi langsung bangkit dari tempat duduk “ Kau siapa ? buat apa aku memandangi wajah mu.” jawab Alibi dengan nada kurang enak.
“ Aku Akhdan, aku juga pasien terapi jiwa miss Gana, sudah sekitar lima hari aku disini . Kamu ???? “ Lelaki itu menjelaskan kepada Alibi.
“ ooohh,, Aku Alibi. Sama seperti mu pasien terapi jiwa miss Gana, aku baru tiga hari disini.”
“ Apa masalah mu, sehingga kamu bisa ada di tempat ini ? “ tanya Akhdan
“ Aku penakut, takut sendirian, takut setan, takut hantu dll yang menyeramkan “ jawab Alibi yang rupanya merasa nyaman dengan obrolan yang terjadi pada pagi itu, mereka pun duduk di bangku taman tempat saat Alibi membaca buku, mereka mulai asik dengan tanya jawab mereka.
.. Hari keempat
Alibi kini tidak hanya ikut terapi buang rasa takut, tapi Alibi juga mengikuti terapi jamani segar yang diikuti juga oleh Akhdan. Akhdan memiliki pobia naik kendarann, sehingga dia harus mengikuti terapi jiwa di tempatnya miss Gana. Alibi da Akhdan sepertinya menikmati hari-hari di terapi jiwa, mereka begitu cepat menjadi akrab. Bahkan sesekali mereka sering bercanda-canda dan melakukan hal yang konyol saat melakukan terapi.
..Hari kelima
Alibi sedang asik berolahraga di taman,, dilihatnya sesekali Alibi memperhatikan orang yang sedang berjalan, tak nampak batang hidung orang yang Alibi tunggu, yaitu akhdan.
“ kemana yah tu orang, tumben jam segini belum terlihat “ kata hati Alibi.
Hampir lima jam dari jam delapan pagi sampai waktu makan siang Alibi berada di taman menunggu kedatangan Akhdan, segala macam jenis gerakan senam pagi Alibi lakukan, duduk dibangku taman, minum dan makan tapi batang hidung Akhdan tak kunjung terlihat. Sampai akhirnya Alibi merasa lelah dan ingin kembali ke kamarnya.
... Hari keenam
Alibi kini sudah merasa ketakutanya berkurang. Alibi sedang duduk di bangku taman seperti biasanya, membaca buku “ jangan takut” bab terakhir. Sambil membaca, Alibi berharap ada Akhdan datang menghampirinya.
“ Alibi, apa kabar mu ?” suara itu dari belakang Alibi
Seketika Alibi menoleh kebelakang dan berkata “ Aku sangat baik.” disambut senyuman
Alibi mersa kecewa karena suara itu bukanlah Akhdan melainkan Alini kakaknya yang datang menjenguk  Alibi.
“ Syukur kalau kamu baik, bsok kamu bisa pulang. Karena miss Gana bilang kamu sudah sembuh “ Alini dengan senang menyampaikan pada Alibi.
Alibi hanya diam dan sedikit murung karena kecewa tidak bisa bertemu Akhdan lagi.
...Hari ketujuh
“ Aku pamit ya miss, makasih buat semuanya miss.” ucap Alibi pada miss Gana
“ Iya sama-sama, semoga kamu tidak akan merasa ketakutan lagi ketika menghadampi malam jumat dan sendirian di rumah. “
“ Makasih ya mis, saya dan Alibi pamit.” Alini mengakhiri acara perpisahan itu dan mengandeng tangan Alibi keluar dari sebuah pondok terapi jiwa menuju mobil silver yang terparkir di halaman parkir.
“ Kamu kenapa bi, kakak lihat muka mu murung dan sedih ????” tanya Alini pada Alibi yang sedari tadi hanya diam dengan muka ditekuk.
“ Aku baik-baik saja kak, aku hanya merasa senang sekarang kalau kakak pergi kerja dan pulang malam aka tidak akan ketakutan lagi, dan saat aku masuk kuliah nanti habis liburan akau akan ceritakan pengalaman ku ini pada teman-teman ku.” jawab Alibi menutupi kesedihannya.
“ Iya kamu kan sudah semester lima, masa mau takut terussssss “ senyum Alini pada adik satu-satunya itu.
Tak lama kemudian Alibi dan Alini tiba di rumah, Alibi tiba-tiba mengenali sosok pria yang sedang bermain basket di halaman depan rumahnya. Alini dan Alibi keluar dari mobil, dan Alibi langsung menghampiri pria yang sedang memainkan bola basket. “ AKHDAN ??????? “.... tanya Alibi seketika.
Akhdanpun menoleh, Alibi .........  . wajah Alibi seketika berubah, bibirnya ditarik ke kiri dan ke kanan senyuman lebar dari wajah Alibi. Alibi meras atidak percaya dengan apa yang di lihat. “ Kok, kamu bisa ada disini ????”
..... oiya, kakak belum cerita pada mu, ini Akhdan anaknya Tante Mira yang ada di Bali. Akhdan untuk sementara tinggal bersama kita berhubung dia mau melanjutkan study disini.
jelas Alini pada Alibi.
Tiba-tiba rasanya tubuh Alibi seperti disengat seribu tawon, Alibi hampir tidak percaya kalau lelaki yang bernama Akhdan teman semasa Alibi diterapi adalah saudara sepupunya. Alibi merasa sangat kacau ketika tahu semua itu, hatinya hancur perasaanya tak tentu, dia berkata dalam hati sambil terus memandangi Akhdan dan Alini yang ada di hadapannya “ Cinta ku Cinta sedarah.”
             Bersambung.....


1 komentar:

Ruang Kata-kata mengatakan...

Macam sinetron, bersambung :p coba buat lebih deskriptif jangan percakapan saja