Gadis Penjual
Korek Api
Oleh: Muhammad Iqbal Hikmatyar
Pagi yang cerah seakan-akan menjadi mendung, di sudut
pinggir rumah terlihat gadis kecil di bawah tumpukan salju dengan menggenggam
seikat korek api tertidur untuk selama-lamanya.
24 Desember pukul sepuluh malam semua warga di Stock City
sibuk menyiapkan pernak pernik natal. Terlihat di sudut-sudut rumah,
pohon-pohon natal yang indah. Ada juga yang menyiapkan orang untuk memanggang
angsa. Menggantung kaos kaki berharap ada hadiah dari santaclos. Terlihat semua
keluarga sangat bahagia untuk menyambut malam natal.
Salju turun perlahan di malam itu, terlihat gadis
kecil yang cantik sedang gelisah di dalam rumah yang tak layak huni, dan di
apit oleh rumah-rumah besar di sekelilingnya. Gadis itu tinggal bersama ayahnya,
ibunya sudah meninggal dan satu-satunya orang yang menyayanginya belum lama
meninggal juga meninggalkan dia, yaitu neneknya. Ayahnya seorang pemabuk dan
tak mau bekerja, yang ayahnya lakukan hanyalah mabuk di tiap-tiap harinya.
Gadis itu ingin merayakan natal namun ia tak punya
uang sama sekali. Uang hasil menjual korek kemarin-kemarin sudah dipakai oleh
ayahnya untuk mabuk-mabukkan. Di malam itu sang gadis memutuskan untuk keluar
rumah dan menjual korek ap miliknya. Dan berharap bisa merayakan malam natal
ini.
Salju yang turun dari langit, membuat malam itu sangat
dingin sekali. Ia terduduk di dekat rumah, ia melihat dari jendela ada keluarga
yang sedang mempersiapkan untuk malam natal, sedang menghias pohon natal,
menyiapkan bara untuk memanggang angsa. Tiba-tiba gadis itu ingat ketika
neneknya masih hidup, malam ituia menyiapkan malam natal dengan sangat
berkesan. Pohon natal yang indah dan kebahagiaan yang tak terlupakan.
Tiba-tiba seorang ibu keluar dari rumah dan menegur
gadis penjual korek api itu. “hai nak sedang apa kau di sana ?” tiba-tiba gadis
itu terkaget dan menjawab pertanyaan ibu itu “saya ingin menjual korek api miik
saya, karena saya ingin merayakan malam natal ini”. sang ibu pun menjawab “maaf
saya tidak dapat membeli korek apinya, karena saya sudah punya”, lalu sang ibu
itu langsung menutup pintunya.
Gadis itu melanjutkan perjalanannya untuk menjual
korek api miliknya. Kerena cuaca yang sangat dingin, ia menyalakan satu batang
korek apinya. Lalu ia melihat cahaya terang yang memanggil-manggilnya, lalu ia
menghampiri cahaya itu, ternyata cahaya itu adalah neneknya. Dipegang lah
tangan gadis itu oleh neneknya lalu ia di ajak terbang ke langit luas. Ia melihat
pemandangan indah malam natal ini dari atas langit, lampu-lampu yang indah,
pohon-pohon natal yang dihiasi dengan lampu-lampu, ia merasa sangat bahagia
sekali di malam itu. Tiba-tiba seorang ibu menyesal karena tidak mengajakknya
masuk ke dalam rumah dan tak membeli korek apinya karena ia menemukan gadis itu
sudah tak bernyawa sambil menggenggam korek apinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar