2013/05/13

Deskripsi Berbagai Kejadian dalam Waktu yang Lama


KLINIK DEKAT MASJID KELURAHAN CISAUK

Sekitar jam sepuluh malam aku dan bapakku melewati masjid. Jalanan yang tepat berada persis di depan klinik di kelurahan cisauk terbaca jelas papan tulisan yang berisikan bacaan tutup/ close, karena merasa dalam keadaan gawat darurat dan bapakku mengenal dokter yang praktek di klinik yang juga rumah seorang dokter itu, bapakku pun langsung membuka pagar dan mengucap salam seraya minta tolong.
Bapak-bapak yang baru pulang dari masjid pun lalu lalalng setelah kegiatan pengajian. Setelah menunggu cukup lama akhirnya terdengar suara kunci pintu yg terbuka bapak pun langsung menghadap dokter dan mengutarakan kepentingannya untuk memeriksa aku yang sedang duduk lemas di bangku antrian pasien.
Ibu dokter yang mengenal bapak dan aku dari kecil pun mau menolongku karena beliau memang sudah tidak asing denganku dan beliaulah yang dulu membantu persalinan ibuku maka dari itulah beliau langsung menanganiku sembari memulai perbincangan.
"Sebenarnya kliniknya sudah tutup, namun saya kenal dekat dengan kalian saya akan mencoba memeriksa kamu ". Begitu kata bu dokter, sambil memeriksa dan memberitahukan keluhan-keluhan yang aku sampaikan. Dan setelah memeriksakan aku, ibu dokterpun memanggil bapakku untuk mengingatkan minum obat dan memberitahu agar selalu menjaga kesehatan.
Malam ini terlihat sepi pasien selain memang karena sudah malam dan pasien pun sudah selesai menjalani pengobatannya. Jalanan sudah sepi hanya anak-anak muda yang sedang nongkrong di pinggir jalan dan bapak-bapak yang selesai menghadiri pengajian. Angin malam pun terasa menyentuhku saat aku akan pulang setelah berobat semakin pusing dan lemas badanku terasanya.
Sekitar jam setengah sebelas akupun sampai di rumah dengan membawa obat dan perasaan sedikit lega karena sudah diperiksa. Biasanya klinik itu selalu ramai pasien, dari pagi hingga malam dan pada sore harilah biasanya sedang banyak antrian pasien selain jaraknya dekat, terjangkau dan terpercaya pelayanannya pun sangat ramah.
Selain ramai pasien keadaan pun terasa gaduh, karena suara-suara batuk dari pasien, obrolan dari pengantar pasien juga suara lalu lalang kendaraan yang lewat depan klinik tersebut. Sampai tidak terdengar suara asisten dokter yang memanggil antrian pasien belum lagi suara tangisan anak-anak dan suara spiker masjid menjelang magrib karena waktu itu jam menunjukan sekitar setengah enam sore.
Di samping klinik juga terdapat warung sembako ataupun sekedar jajanan anak-anak dan rokok. Malam itu ada dua anak remaja sedang berbincang untuk membeli sesuatu di warung itu dengan temannya. Sudah tidak asing lagi kalau anak remaja sekarang membeli rokok. Dan sebelumnya saat aku dan bapakku baru sampai depan klinik seorang bapak terlihat memandangi kami yang berdiri di depan pager klinik yang bertuliskan tutup.
Namun tidak memberitahukan ataupun menegur sekedar memberi informasi, hanya lewat dan memandangi saja. Sempat pesismis takut dokternya tidak ada, karena sebelumnya aku sudah pergi ke dokter lain yang lebih dekat dengan rumah bersama mamahku sesudah magrib sekitar jam tujuh sebelum isya.
Tadinya aku tidak ingin pergi ke klinik karena malas jalan kaki, akhirnya di antar bapakku dan pergi ke klinik. Ternyata aku jadi pasien terakhir karena memang kliniknya tidak beroperasi selama 24jam hanya saja masih menangani pasien yang memang membutuhkan pertolongan dan dalam keadaan darurat, karena tidak mungkin juga menolak pasien yang sekarat bisa-bisa di hukumi warga.

Tidak ada komentar: