2013/05/15

Deskripsi Berbagai Kejadian Dalam Waktu Yang Lama (II)


Deskripsi Berbagai Kejadian Dalam Waktu Yang Lama (II)

RESEPSI PERNIKAHAN


Saya datang ke rumah sepupu sekitar pukul delapan malam. Rumah yang begitu sederhana dengan panjang sekitar 9 meter dan lebar 6 meter, satu persatu orang berdatangan dengan membawa baskom yang berisi beras, mie telur, gula dan sebagainya untuk diserahkan ke tuan rumah yang punya hajatan.
Setelah itu orang-orang yang baru datang langsung gabung dengan orang-orang yang sudah cukup lama disana sedang mempersiapkan sesuatu untuk acara resepsi pernikahan besok hari jumat yang akan diselenggarakan.
Orang-orang tampak sibuk mempersiapkan acara tersebut. Saya dan Ibu-Ibu separuh baya sedang mengaduk adonan dibuat untuk kue. Di sebelah kiri saya adalah Ibu-Ibu yang berumur kira-kira sekitar 30-an. Tangannya sangat mahir dalam mengaduk adonan, tangannya cepat sekali. Dan di sebelah kanan ada nenek yang sedang memarut kelapa dan ada yang memotong daun pisang buat tempat adonan kue yang sudah siap. Ia memotong daun sesuai ukuran kue yang diinginkan.
Sebagian orang mengupas tempurung kelapa dengan suara hentakan kampak yang cukupkeras. Namun, itu tidak terlalu terdengar karena terlalu banyaknya orang berbicara sehingga suara tersebut kurang jelas. Suara parutan kelapapun mengikutinya.
Di pojok ruang tengah sebelah kanan Ibu-Ibu separuh baya membuat kardus buat isi snack dan ada juga yang meracik sayuran. Sayuran tersebut diracik sesuai selera. Ada yang mengupas wortel, mengiris kol, memotong kacang panjang dan lain sebagainya. Sayuran tersebut untuk dimasak berbagai macam masakan.
Di dapur Ibu-Ibu tampak sibuk memasak, di sebelah kiri ada sebuah kamar untuk tempak khusus masakan yang sudah matang dan siap untuk acara resepsi yang akan diselenggarakan. Depan kamar tepat ada yang memasak ayam dengan bumbu kuning yang baru saja dimasukkan ke dalam panci. Ada juga yang membuat bumbu cikhen yang mau digoreng. Sedangkan sebelah kanan ada sumur tua yang terletak di sebelah kamar mandi yang berumur sudah puluhan tahun. Disana ada yang mencuci piring dan gelas.
Di depan rumah tampak anak-anak berlari-larian kesana-kemari dengan sangat senang. Karena mereka turut menyambut hari yang berbahagia yaitu acara resepsi pernikahan yang akan diselenggarakan.
Sekitar pukul sepuluh malam walaupun masakan belum semua dimasak. Satu-persatu orang-orang pamit sama tuan rumah, pamit untuk pulang ke rumah masing-masing. Lama kelamaan orang yang ada disana berkurang meninggalkan tuan rumah, karena sudah larut malam. Di depan rumah tampak sibuk seorang Bapak-bapak separuh baya mendekorasi halaman rumah dibantu dengan teman-temannya.
Ada pemuda yang tidur di depan pelaminan yang belum selesaikan, di atas kursi dengan berselimutkan sarung. Ada pula yang tidur di atas panggung dengan beralaskan tikar anyaman yang terbuat dari bambu. Sebagian masih ada yang berkumpul sambil ngobrol dan sebuah rokok yang selalu setia menemani dimanapun mereka berada. Tidak lama kemudian saya pulang untuk istirahat.
Suara ayam membangunkan tidurku. Saya bergegas bangun dari tidurku untuk melihat jam. Ternyata waktu menunjukkan pukul lima pagi. Hari masih gelap. Bangun tidur saya langsung mengmbil air wudlu untuk mengerjakan shalat shubuh. Habis shalat saya bergegas membersihkan segala sudut ruangan.
Setelah semua rapi, saya mengambil handuk lalu menuju ke kamar mandi. Habis mandi ganti baju dan bersiap-siap untuk menghadiri acara resepsi pernikahan. Ternyata semua keluargaku sudah siap untuk berangkat ke acara tersebut. Tidak lama kemudian kami berangkat.
Semampainya disana, semua berubah. Yang tadinya belum sempurna, sekarang tampak begitu mewah dan megah. Orang-orang yang berdatangan semakin banyak dibandingkan waktu malam hari. Saya langsung menuju kamar pengantin wanita yang baru dimake-up. Ada beberpa orang disana untuk menyaksikan pengntin wanita.
Setelah selesai dimake-up pengantin mengenakan gaun putih dan rok batik yang berwarna coklat tua untuk dipakai melangsungkan ijab qabul. Dengan sebuah sanggul yang berbalut bunga melati yang segar dan mengenakan gaun yang sangat anggun, seanggun pengantinnya yang begitu cantik.
Waktu menunjukkan pukul delapan pagi. Waktunya ijab qabul. Pengantin pria datang beserta rombongannya. Berbondong-bondng untuk menyaksikan ijab qabul tersebut. Seblum melangsungkan ijab qabul pengantin pria berdiri di tengah-tengah orang banyak, dan didampingi Ibu dan bapak beserta adik-adiknya. Sedangkan sanak saudaranya mengikuti di belakangnya.
Tidak lama kemudian kedua mempelai dipertemukan di meja ijab qabul, diikuti keluarganya saling berjabat tangan satu sama lain. Disana sudah ada bapak penghulu dan wali nikah yang siap untuk menikahkan kedua mempelai.
Sebelum dimulai, pengantin pria disuruh latihan untuk mengucapkan ijab qabul agar tidak tegang dan grogi saat melaksanakan ijab qabul. Setelah pengantin pria siap, ijab qabul segera dilakssanakan. Pengantin pria dan wali nikah saling berjabat tangan untuk melakukan ijab qabul, akhirnya terlaksanalah ijab qabul. Setelah ijab qabul selesai, semua yang ada disan berdoa. Kedua mempelai saling berjabat tangan. Pengntin wanita mencium tangan pengantin pria yang baru saja menjadi suaminya. Itu menandakan pengantin wanita siap menjadi seorang istri dan membina rumah tangga, begitu juga sebaliknya.
Organ tunggal dimulai. Beberapa penyami menyanyikan lagu untuk menghibur semua yang ada disana, diikuti makan-makan. Masakan yang dimasak waktu malam hari semuanya telah siap saji. Dari berbagai macam lauk pauk sampai minuman semua disediakan.
Orang-orang sangat terhibur dengan adanya organ tunggal. Ada yang menyumbangkan lagu dan juga ada yang hanya duduk menikmati lagu-lagu yang dinyanyikan. Semua yang ada disana bahagia. Kedua mempelai duduk di pelaminan yang mewah dan megah. Mereka bagaikan raja dan permaisuri. Semua mata tertuju kepada kedua mempelai.
Sekitar pukul dua belas siang, waktunya  acara resepsi berakhir. Sebelum pulang keluarga kedua mempelai mengabadikan foto buat kenang-kenangan esok hari. Lalu keluarga pengantin pria berpamitan untuk pulang kepada keluarga pengantin wanita. Kedua keluarga saling berjabat tangan satu sam lain.
Setelah keluarga pengantin pria pulang, suasana yang tadinya ramai sekarang berubah menjadi sepi. Tamu-tamupun juga pulang. Yang tinggal hanya keluarga pengantin wanita, karena acara resepsi pernikahan diselenggarakan di rumah pengantin wanita.
Keluarga pengantin wanita tampak kelelahan karena telah mempersiapkan resepsi pernikahan sebelum hari yang ditentukan. Biarpun kelelahan mereka tetap semangat untuk membersihkan halaman rumah yang penuh sampah plastik dan kardus bekas acara resepsi pernikahan yang diselenggarakan.


Tidak ada komentar: