Deskripsi Berbagai Kejadian Dalam Waktu Yang Lama
(II)
RESEPSI PERNIKAHAN
Saya datang ke rumah sepupu sekitar pukul delapan
malam. Rumah yang begitu sederhana dengan panjang sekitar 9 meter dan lebar 6
meter, satu persatu orang berdatangan dengan membawa baskom yang berisi beras,
mie telur, gula dan sebagainya untuk diserahkan ke tuan rumah yang punya
hajatan.
Setelah itu orang-orang yang baru datang langsung
gabung dengan orang-orang yang sudah cukup lama disana sedang mempersiapkan
sesuatu untuk acara resepsi pernikahan besok hari jumat yang akan
diselenggarakan.
Orang-orang tampak sibuk mempersiapkan acara
tersebut. Saya dan Ibu-Ibu separuh baya sedang mengaduk adonan dibuat untuk
kue. Di sebelah kiri saya adalah Ibu-Ibu yang berumur kira-kira sekitar 30-an.
Tangannya sangat mahir dalam mengaduk adonan, tangannya cepat sekali. Dan di
sebelah kanan ada nenek yang sedang memarut kelapa dan ada yang memotong daun
pisang buat tempat adonan kue yang sudah siap. Ia memotong daun sesuai ukuran
kue yang diinginkan.
Sebagian orang mengupas tempurung kelapa dengan
suara hentakan kampak yang cukupkeras. Namun, itu tidak terlalu terdengar
karena terlalu banyaknya orang berbicara sehingga suara tersebut kurang jelas.
Suara parutan kelapapun mengikutinya.
Di pojok ruang tengah sebelah kanan Ibu-Ibu
separuh baya membuat kardus buat isi snack dan ada juga yang meracik sayuran.
Sayuran tersebut diracik sesuai selera. Ada yang mengupas wortel, mengiris kol,
memotong kacang panjang dan lain sebagainya. Sayuran tersebut untuk dimasak
berbagai macam masakan.
Di dapur Ibu-Ibu tampak sibuk memasak, di sebelah
kiri ada sebuah kamar untuk tempak khusus masakan yang sudah matang dan siap
untuk acara resepsi yang akan diselenggarakan. Depan kamar tepat ada yang
memasak ayam dengan bumbu kuning yang baru saja dimasukkan ke dalam panci. Ada
juga yang membuat bumbu cikhen yang mau digoreng. Sedangkan sebelah kanan ada sumur
tua yang terletak di sebelah kamar mandi yang berumur sudah puluhan tahun.
Disana ada yang mencuci piring dan gelas.
Di depan rumah tampak anak-anak berlari-larian
kesana-kemari dengan sangat senang. Karena mereka turut menyambut hari yang
berbahagia yaitu acara resepsi pernikahan yang akan diselenggarakan.
Sekitar pukul sepuluh malam walaupun masakan belum
semua dimasak. Satu-persatu orang-orang pamit sama tuan rumah, pamit untuk
pulang ke rumah masing-masing. Lama kelamaan orang yang ada disana berkurang
meninggalkan tuan rumah, karena sudah larut malam. Di depan rumah tampak sibuk
seorang Bapak-bapak separuh baya mendekorasi halaman rumah dibantu dengan
teman-temannya.
Ada pemuda yang tidur di depan pelaminan yang
belum selesaikan, di atas kursi dengan berselimutkan sarung. Ada pula yang
tidur di atas panggung dengan beralaskan tikar anyaman yang terbuat dari bambu.
Sebagian masih ada yang berkumpul sambil ngobrol dan sebuah rokok yang selalu
setia menemani dimanapun mereka berada. Tidak lama kemudian saya pulang untuk
istirahat.
Suara ayam membangunkan tidurku. Saya bergegas
bangun dari tidurku untuk melihat jam. Ternyata waktu menunjukkan pukul lima
pagi. Hari masih gelap. Bangun tidur saya langsung mengmbil air wudlu untuk
mengerjakan shalat shubuh. Habis shalat saya bergegas membersihkan segala sudut
ruangan.
Setelah semua rapi, saya mengambil handuk lalu
menuju ke kamar mandi. Habis mandi ganti baju dan bersiap-siap untuk menghadiri
acara resepsi pernikahan. Ternyata semua keluargaku sudah siap untuk berangkat
ke acara tersebut. Tidak lama kemudian kami berangkat.
Semampainya disana, semua berubah. Yang tadinya belum
sempurna, sekarang tampak begitu mewah dan megah. Orang-orang yang berdatangan
semakin banyak dibandingkan waktu malam hari. Saya langsung menuju kamar
pengantin wanita yang baru dimake-up. Ada beberpa orang disana untuk
menyaksikan pengntin wanita.
Setelah selesai dimake-up pengantin mengenakan
gaun putih dan rok batik yang berwarna coklat tua untuk dipakai melangsungkan
ijab qabul. Dengan sebuah sanggul yang berbalut bunga melati yang segar dan
mengenakan gaun yang sangat anggun, seanggun pengantinnya yang begitu cantik.
Waktu menunjukkan pukul delapan pagi. Waktunya
ijab qabul. Pengantin pria datang beserta rombongannya. Berbondong-bondng untuk
menyaksikan ijab qabul tersebut. Seblum melangsungkan ijab qabul pengantin pria
berdiri di tengah-tengah orang banyak, dan didampingi Ibu dan bapak beserta
adik-adiknya. Sedangkan sanak saudaranya mengikuti di belakangnya.
Tidak lama kemudian kedua mempelai dipertemukan di
meja ijab qabul, diikuti keluarganya saling berjabat tangan satu sama lain.
Disana sudah ada bapak penghulu dan wali nikah yang siap untuk menikahkan kedua
mempelai.
Sebelum dimulai, pengantin pria disuruh latihan
untuk mengucapkan ijab qabul agar tidak tegang dan grogi saat melaksanakan ijab
qabul. Setelah pengantin pria siap, ijab qabul segera dilakssanakan. Pengantin
pria dan wali nikah saling berjabat tangan untuk melakukan ijab qabul, akhirnya
terlaksanalah ijab qabul. Setelah ijab qabul selesai, semua yang ada disan
berdoa. Kedua mempelai saling berjabat tangan. Pengntin wanita mencium tangan
pengantin pria yang baru saja menjadi suaminya. Itu menandakan pengantin wanita
siap menjadi seorang istri dan membina rumah tangga, begitu juga sebaliknya.
Organ tunggal dimulai. Beberapa penyami
menyanyikan lagu untuk menghibur semua yang ada disana, diikuti makan-makan.
Masakan yang dimasak waktu malam hari semuanya telah siap saji. Dari berbagai
macam lauk pauk sampai minuman semua disediakan.
Orang-orang sangat terhibur dengan adanya organ
tunggal. Ada yang menyumbangkan lagu dan juga ada yang hanya duduk menikmati
lagu-lagu yang dinyanyikan. Semua yang ada disana bahagia. Kedua mempelai duduk
di pelaminan yang mewah dan megah. Mereka bagaikan raja dan permaisuri. Semua
mata tertuju kepada kedua mempelai.
Sekitar pukul dua belas siang, waktunya acara resepsi berakhir. Sebelum pulang
keluarga kedua mempelai mengabadikan foto buat kenang-kenangan esok hari. Lalu
keluarga pengantin pria berpamitan untuk pulang kepada keluarga pengantin
wanita. Kedua keluarga saling berjabat tangan satu sam lain.
Setelah keluarga pengantin pria pulang, suasana
yang tadinya ramai sekarang berubah menjadi sepi. Tamu-tamupun juga pulang.
Yang tinggal hanya keluarga pengantin wanita, karena acara resepsi pernikahan
diselenggarakan di rumah pengantin wanita.
Keluarga pengantin wanita tampak kelelahan karena
telah mempersiapkan resepsi pernikahan sebelum hari yang ditentukan. Biarpun
kelelahan mereka tetap semangat untuk membersihkan halaman rumah yang penuh
sampah plastik dan kardus bekas acara resepsi pernikahan yang diselenggarakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar