inilah sang primadona di UNPAM, tak pernah lelah mengangkut puluhan mahasiswa
setiap pagi sampai menjelang malam, tak pernah bosan mengantarkan mahasiswa
dari lantai satu sampai lantai enam.
suasana pagi ini begitu cerah, puluhan mahasiswa
unpam berebut mengantri di depan lift lantai dua, tak jarang mahasiswa mengalah
menaiki tangga karena tidak sabar mengantri. Lift ini seperti pahlawan saja. Ku
lihat ada beberapa dosen dan mahasiswa yang gelisah menunggu sampai di tujuan.
Ku
amati lift itu dalam diam, tampak begitu kokoh tapi tak begitu bersih. Masih
ada sisa-sisa sampah permen dan tissue yang masih menyelip di pojok lift.
Sirkulasi udaranya pun sering panas dan campur aduk dengan berbagai parfum dan
keringat para mahasiswa dan dosen, tak jarang beberapa mahasiswa penutup hidung
karena sedikit pusing dengan berbagai aroma di dalam lift tersebut. Apalagi
jika sudah pukul 12.00 WIB, aroma dalam lift semakin tak karuan saja, ditambah
jika melihat raut wajah mahasiswa yang sedikit kusut dan berkeringat setelah
mengikuti jam perkuliahan.
Sebenarnya mahasiswa sering mengeluh karena keberadaan lift hanya
tiga buah saja, apalagi tidak ada lift khusus untuk dosen, tentu saja hal itu
menyebabkan mereka menjadi terlambat masuk kelas. Tak mengapa meski hanya ada
tiga buah lift saja, tapi itu sangat membantu mahasiswa dan dosen untuk tidak
capek menaiki anak tangga, kecuali ketika mati lampu dan lift tidak menyala
maka dengan terpaksa mahasiswa Unpam menaiki atau menuruni anak tangga.
Jika kita teliti lebih dalam, mungkin saja dalam lift ini menyimpan bergitu
banyak cerita. mulai cerita cinta, cerita sedih, cerita keluhan di kelas
ataupun cerita rencana masa depan. Coba saja kalian perhatikan msetiap orang
yang menaiki lift itu, pasti akan berceloteh panjang lebar selagi menunggu lift
tiba ti tempat tujuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar