2013/04/19

Deskripsi dengan pengembangan observasi menurut spasi dan waktu


Pukul Tiga Sore
Terik siang ini pukul 12.30 menemani perjalananku menuju rumah, setelah beberapa jam duduk di dalam kelas sambil menyimak apa-apa yang disampaikan oleh dosen. Seperti biasa, keluar kelas aku dan teman-teman pergi makan dahulu sebelum menempuh perjalanan yang cukup jauh. Dari kejauhan sudah terlihat kantin dipadati oleh mahasiswa yang ingin makan siang sama sepertiku. Entah apa yang terjadi bila sore dan malam hari, nampaknya kantin akan tetap ramai karena ada mahasiswa yang mengambil kuliah shift malam.
Kini aku mulai melewati jalan-jalan yang ku lalui menuju rumah sambil ditemani matahari yang begitu bersemangat memancarkan teriknya siang ini. Pukul setengah dua siang aku tiba di rumah. Sesampainya di rumah, sambil membuka pintu dan mengucap salam yang kulihat hanyalah seorang laki-laki berumur 42 tahun sedang tertidur lelap di lantai. Yaa dia adalah ayahku, siang hari tidak jarang dia selalu berada di rumah.
Namun, saat pukul 14.45 tiba ayah pun pergi bekerja kembali dan aku pun demikian. Pergi bekerja diantarkan oleh ayah. Setibanya di tempat kerja aku lihat tempat ini sudah ramai oleh anak-anak yang sangat bersemangat untuk belajar dan mengaji. Usia mereka dari 5-12 tahun yaitu anak-anak Tk, SD, dan SMP. Biasanya aku terlebih dulu mengajarkan anak-anak  dari mulai kelas 2 SD sampai 2 SMP di lantai 2, jumlah mereka tidak terlalu banyak. Sehingga kurang lebih hanya satu jam aku berada di lantai 2. Setelah jam empat aku turun ke bawah untuk mengajar kembali, seperti biasa setelah jam empat anak-anak pasti mulai ramai berdatangan kembali sehingga membuat suasana yang sebelumnya tidak begitu gaduh menjadi sangat gaduh dan ramai. Namun, ramai mereka bermacam-macam ada yang asyik mengobrol, ada pula yang berteriak memanggil guru untuk membantu mengerjakan tugasnya. Di lantai bawah ini hanya ada anak kelas 1 SD dan anak-anak TK saja.
Pukul setengah lima sore suasana mulai agak sepi karena sebagian sudah selesai mengerjakan tugas dan diperbolehkan untuk pulang. Karena guru di sini cukup banyak biasanya suasana sepi ini kami gunakan untuk shalat ashar secara bergantian. Pukul lima pun tiba suasana benar-benar menjadi sepi, tidak lagi terdengar suara anak-anak itu. Kini yang tersisa di kelas hanya tinggal beberapa guru yang bersiap-siap untuk menutup pekerjaan hari ini dengan bertadarus bersama. Dan sebelum pukul enam tiba, kami semua sudah tidak berada di tempat untuk menimba ilmu ini. Kelas pun semakin terasa sepi,  warna terik mataharinya pun sudah berganti menjadi layung yang siap untuk merubah terang ini menjadi gelap. Dan tepat pukul enam sore aku pun sudah berada di rumah kembali.

1 komentar:

Ruang Kata-kata mengatakan...

Masih narasi nih, bercerita dengan mengurutkan waktu. Perhatikan penggunaan kata "merubah"!