2013/04/27

Deskripsi Dengan Pengembangan Observasi Menurut Spasi dan Waktu


Pasar Malam
Oleh: Mala Nopita Sari

Pukul tujuh, tepat di malam minggu yang ramai. Langit gelap yang sudah memancarkan cahaya bulan sabit yang berbentuk lengkung menyerupai buah pisang dan pantulan ribuan cahaya bintang yang begitu bersinar membuat pemandangan malam ini terasa begitu indah walaupun dengan keadaan yang ramai, tetapi aku tetap merasakan betapa indahnya malam ini tidak seperti malam-malam sebelumnya.
Sekarang ini aku sedang berada di tengah keramaian yang sebagian besar jumlahnya adalah anak-anak kecil, selebihnya lagi adalah para ibu-ibu yang sedang asik mengobrol dan juga berbelanja di tengah pasar malam ini. Terdengar suara tangisan dari salah satu anak kecil yang merengek meminta dibelikan mainan oleh ibunya, kini suara itu tiba-tiba menghilang dan semakin tenggelam oleh alunan musik dangdut yang terdengar sangat keras dari salah satu abang pedagang kaset bajakan yang mengenakan topi baret dan jaket berwarna biru kusam.
Banyak sekali para pedagang yang sedang sibuk menawarkan barang dagangannya kepada para pembeli. Pedagang itu selalu mengeluarkan jurus-jurus rayuan ampuh kepada pembeli agar para pembeli ingin membeli barang dagangan mereka. Saat ini di sebelahku terdengar suara tawar-menawar dari seorang ibu-ibu yang berbadan besar dengan menggunakan daster berwarna ungu dan mengenakan jilbab yang sewarna pula. Ibu itu membawa kantong kresek besar berisikan sayuran-sayuran hijau yang baru saja dia beli dari pedagang sayur di seberang jalan sana.
Di sekelilingku juga terdengar bunyi suara es kenong milik bapak–bapak tua. Penjual es kenong itu tidak henti-hentinya memukul benda yang bentuknya mirip dengan gong tetapi sangat kecil, dia memukulnya dengan bersemangat. Hanya satu dua kali pukulan saja, bapak tua itu mampu mengundang para anak-anak kecil untuk datang dan membeli es kenong miliknya, mereka lalu menyodorkan uang yang mereka kepalkan di tangan dan menggantinya dengan secangkir plastik kecil berisikan es kenong yang pastinya membuat lidah tidak henti-hentinya ingin melahapnya.
Suara musik odong-odong juga turut menemani keramaian di pasar malam. Samar-samar terdengar suara musik khusus anak-anak yang diputar dalam odong-odong, di sela-sela suara musik dangdut, suara tangisan anak kecil, dan suara tawar-menawar para ibu-ibu. Semakin malam pasar malam ini semakin ramai saja. Satu demi satu mereka mulai berdatangan. Lapangan yang menjadi tempat pasar malam itu kini berubah seakan-akan menjadi gang sempit yang hanya bisa dilalui oleh dua orang saja dan sangatlah berdesakan. Rata-rata sebagian dari mereka kesini hanya untuk mencari hiburan.
Dari ujung lapangan sana terlihat kerumunan gadis-gadis muda yang sedang menaiki permainan ombak dalam komidi putar. Memang dalam pasar malam kali ini sangat berbeda, selain para pedagang yang meramaikan tempat ini permainan komidi putar juga sudah mulai mendominasi keadaan. Terdengar suara teriakan-teriakan yang keluar dari mulut mereka disaat permainan ombak mulai berjalan, disaat abang pengendali ombak itu memutar dengan lebih cepat, teriakan mereka pun jelas terdengar dan  menjadi jauh lebih keras. Tidak jarang dari mereka ketika telah usai dari permainan itu dan kembali turun ada yang terlihat mual dan juga pucat, mungkin dikarenakan putaran permainan ombak itu terlalu kencang dan juga cepat.
Sebentar lagi waktu menujukan pukul setegah sepuluh dan pasar malam pun akan segera di tutup. Sesudah itu lapangan tempat pasar malam tadi digelar akan menjadi sepi dan sunyi. Para pedagang yang sudah menjajakan dagangannya dari sore hari kelihatan bersiap-siap akan pulang, sebagian dari mereka pulang dengan wajah gembira karena uang sudah banyak terkumpul. Lampu-lampu di lapak mereka sebagian sudah dimatikan. Tepat pukul sepuluh para pembeli dan pedaganag sudah meninggalkan pasar malam, yang tersisa hanyalah dua orang pemulung yang memang bertugas mencari botol-botol plastik untuk kemudian dijual kembali. Aku pun berjalan pulang menuju rumah, sementara lapangan itu akan menjadi tempat sunyi dan sepi sepanjang jam sepuluh sampai pagi tiba.

1 komentar:

Ruang Kata-kata mengatakan...

Sudah deskripsi dan cukup rapi :)