2013/03/27

Tuti autobiografi


My life
Namaku Tuti Apriliyani aku lahir di Jawa Tengah, Pemalang 22 April 1992. Aku anak pertama dari dua bersaudara, selisih usiaku sama adikku 13 tahun, aku mempunyai adik waktu saya kelas satu SMP.
Dahulu saya tinggal bersama kedua orang tua, saya sangat dekat dengan ibu, sehari-hari saya selalu bersama ibu. Saya selalu dimanja sama ibu apapun yang saya inginkan pasti ibu turuti walaupun saya tidak minta, ibu selalu membelikannya, berbeda dengan Bapak, Bapak itu sifatnya keras tidak pernah memanjakan anak karena Bapak ingin anaknya mandiri, sekeras-kerasnya sifat Bapak alhamdulillah Bapak tidak ringan tangan, hanya dengan mulut Bapak menasehati. Saya tinggal di pedesaan, dengan nama Desa Wanarata, sayapun tinggal di rumah yang sangat-sangat sederhana bangunannya pun masih memakai triplek, lantainya masih tanah. Terkadang saya malu ketika saya sedang berhadapan dengan orang kaya, saya merasa malu karena rumah saya yang masih terbangun dengan triplek. Saya sekolah di MIN Bantarbolang, setiap ada zakat fitrah saya selalu dikasih beras sama pihak sekolah sebenarnya dalam hati aku bicara “kenapa aku selalu dapat bagian dari zakat? Apakah karena aku orang miskin?” sebenarnya dalam diriku ini ada perasaan malu dan sedih, tetapi ketika saya melihat ada teman yang dikasih bagian dari zakat juga hatiku merasa lega tidak ada kata sedih dan malu lagi. Saya selalu berdoa supaya rumah orang tuaku ini dibangun memakai batu bata, Alhamdulillah hari demi hari Bapak mendapatkan rezeki dari Allah SWT, dan akhirnya Bapak bisa membangun rumah dengan hasil kerjanya itu, bangunannya cukup luas, bagus, dan tinggi. Saya sangat bangga sekali dengan adanya rumah baru pas itu saya sudah kelas lima MI, setelah lulus dari MI sayapun mendaftar ke sekolah SMP Nurul Salam bersama teman-teman MI Alhamdulillah semuanya diterima semua. Saya bersahabat dengan lima orang, kemana-manapun kami selalu ber-enam susah senang kami selalu bercerita, ketika kenaikan kelas tiga SMP kami selalu bercerita tentang bagaimana nanti setelah lulus SMP? Mau kemana?, Saya, nurul dan tia berencana mau menjadi baby suster atau mau kursus menjahit, widia dan rohyati ingin melanjutkan ke SMA sedangkan azizah mau ke pesantren. Dengan berjalannya waktu, ketika mau UN Bapak membicarakan tentang pendidikanku lewat telefon kebetulan waktu itu Bapak sedang di Jakarta “mau kemana setelah lulus?” kata Bapak, aku menjawab “insaallah mau kerja”, “jika melanjutkan sekolah lagi mau apa tidak?” kata Bapak, aku menjawab dengan senang hati “mau banget pa”, “kalau melanjutkannya di Jakarta?”, akupun terdiam aku bingung harus jawab apa soalnya aku kan belum punya teman di Jakarta sedangkan aku sifatnya sangat pemalu, Bapak pun bertanya lagi kenapa diam? Bapak nyuruh kamu sekolah di Jakarta itu bukannya Bapak, kamu suruh jauh dari orang tua, karena jika sekolah SMA di kampung itu untuk sehari-harinya butuh biaya banyak buat ongkos, Bapak tidak sanggup untuk biaya sehari-hari Bapak sanggup biaya perbulannya saja, kemudian saya pun menjawab “iya pak saya mau sekolah di Jakarta dari pada tidak sekolah sama sekali”.      
Setelah lulus SMP saya pergi ke Tanjung Priok, Jakarta Utara. Dari kampung saya di jemput sama om karena saya tidak pernah jauh sama ibu sepanjang perjalan ke Jakarta saya menangis terus menerus sampai tujuan pun saya masih menangis. Setelah sampai di Jakarta Bapak telefon saya, Bapak selalu menyemangatin saya “tidak usah menangis jika kamu ingin berhasil kamu harus sekolah, walaupun jauh dari orang tua, kamu jangan sampai nasibmu seperti kedua orang tuamu, Bapak akan bekerja keras untuk sekolah kamu nak?” aku pun masih nangis tapi dalam hatiku bertanya, bahwa saya harus betah sekolah di Jakarta aku akan membahagiakan kedua orang tuaku dan insa allah aku akan menyekolahkan adikku hingga pendidikan yang lebih tinggi. Setelah bulan Juni 2008 saya daftar sekolah dan kebetulan jarak dari rumah ke sekolah sangat dekat dengan berjalan kakipun sampai, setelah daftar berapa minggu kemudian ospek Alhamdulillah saya langsung akrab dengan teman. Saya di Jakarta tinggal bersama tante, tante saya bekerja di sebuah kantin, dan kami pun tempat tinggalnya di dalam sekolah. Sehari-harinya saya selalu membantu tante jualan dari pagi sampai jam duabelas siang, dan jam satunya saya sekolah. Saya sekolah setiap hari masuk siang dari jam satu siang sampai jam setengah enam sore, setelah pulang sekolah sayapun selalu membantu tante jika masih ada yang harus diberesin, setelah semuanya selesai sayapun mengerjakan apa kewajiban seorang pelajar yaitu harus belajar. Saya sekolah SMK mengambil jurusan jurusan AP (Administrasi Perkantoran), waktu kelas dua ada latihan kerja yang namanya PKL, sayapun PKL di PT. PERSERO sebulan dan PT. ADPEL sebulan. Di dua PT tersebut saya sangat senang sekali karena pekerjaannya tidak begitu capai. Setelah UN pun saya ingin melamar kerja bersama teman-teman tetapi karena saya belum punya KTP saya tidak bisa melamar kerja karena persyaratannya harus ada KTP, akupun sedih karena teman-teman sudah pada nyari kerja saya sendiri yang belum. Minggu kedua sesudah UN om yang dari tangerang main ke Tanjung Priok, dan om bicara sama saya “ tuti nanti kalau sudah lulus kuliah di UNPAM saja yang dekat dari rumah om”, saya sangat bahagia sekali om saya nawarin supaya aku kuliah yang dekat rumahnya, padahal tidak ada rencana sama sekali kalau aku akan melanjutkan ke Universitas. Akhir bulan Juni saya mulai tinggal di Tangerang Selatan dan akhirnya saya mendaftar di UNPAM mengambil jurusan Sastra Idonesia.
  




                                                

Tidak ada komentar: