2013/06/29

Cerpen Cinta



Surat Cinta 
Oleh : Friyansyah

  Tujuh desember 1990, hari kelulus sekolah menengah atas. Gita menjadi salasatu wanita dengan nilai tertinggi di sekolahnya. Berbeda dengan teman-temannya Gita tampak murung merayakan kelulusannya walaupun hasil yang didapatnya sangat baik. Beberapa temannya bertanya ada apa dengan nya, Gita hanya diam saja, entah apa yang dipikirkannya semua orang di sekolah tidak ada yang tahu. Gita pun menyendiri di dalam kelas dengan surat di tangan kanannya sambil meneteskan air mata, tiba-tiba pak Yani guru matamatika masuk, dan melihat Gita tak berdaya di dalam kelas,
“ada apa dengan mu Gita ?, teman-teman merayakan kelulusan di luar sana sedangkan kamu sedih sendirian di dalam kelas, ada apa ini ceritakan kepada bapak” pak Yani berkata dengan sangat lembut.
Gita hanya menjawabnya dengan suara yang hampir habis “ tidak ada apa-apa bapak aku hanya terharu dan saya mohon tinggalkan saya sendiri”
Pak Yani hanya tersenyum dan memegang kepala Gita sambil berkata “semua akan baik-baik saja Gita” lalu meninggalkannya.
Gita masih tenggelam dalam kesendiriannya dan beberapa kali dia baca surat itu sambil meneteskan air mata.

 Untuk mu Gita tersayang.
  Aku Angga, maaf kan aku karena hari ini aku tidak dapat datang menemanimu dalam perayaan kelulusanmu, aku yakin nilai kamu pasti baik. Sekali lagi aku minta maaf karena aku tidak memberitahumu sebelumnya, sungguh aku tidak bisa menemuimu dan membicarakan ini secara langsung. Aku sangat mencintaimu Gita. Surat ini lah yang akan menjadi bukti kisah kita kelak apabila kita dipertemukan kembali, kemarin tepatnya aku telah meninggalkan Indonesia dan aku harus ikut pindah negara karena orang tua ku mendapat pekerjaan di Inggris. Maaf sebelumnya aku tidak pernah menceritakan masalah ini kepada mu, karena aku tidak ingin kamu merasa sedih dan kehilangan ku. terimakasi Gita untuk selama ini karena kasih sayang mu kepada ku sangatlah tulus akan aku kenang selama-lamanya. Aku sangat mencintaimu Gita.
                                                                                                                Salam Anggara Putra

  Surat itu lah yang membuat Gita menjadi sedih karena ditinggalkan Angga ke luar negeri, hari kelulusan pun telah usai Gita tidak merasakan kebahagiaan sedikitpun atas prestasi nilai yang di dapatnya, hal itulah yang membuat teman-teman Gita bertanya-tanya. Mereka berpendapat bahwa Gita dan Angga sedang konflik besar atau bahkan telah putus. Tidak ada yang tau akan hal itu mereka yang menanyakan ada apa dengan Gita, hanya mendapat jawaban dari Gita, “ Tidak ada apa-apa dan tinggalkan aku sendiri”. Robi teman Gita dan juga teman Angga, yang menjadi kunci hubungan mereka karena berkat Robi lah mereka bisa saling mengenal dan jatuh cinta sampai saat ini, menjadi sasaran teman-teman kelas Gita untuk menanyakan apa yang sedang Gita alami. Robi pun menjawab dengan apa yang dia ketahui, jadi begini teman-teman “Angga telah pindah ke Inggris karena pekerjaan orang tuanya, dengan begitu Angga harus meninggalkan Gita. Mungkin itu yang membuat Gita sedih hari ini”. Akhirnya teman-teman Gita mengetahui dan memberi dukungan untuk Gita.

  Gita mulai kuat dan dapat menerima keadaan yang dialaminya. Gita mulai menyibukan dirinya dengan kegiatan-kegiatan seperti berolahraga atau berkumpul bersama teman-temannya, terkadang Gita masih suka membayangkan lari pagi yang rutin di lakukan bersama Angga setiap hari minggu atau pada saat berkumpul bersama teman-teman, Angga selalu ikut dan menemaninya. Bayang-bayang Angga masih melekat dalam pikiran Gita. Entah apa yang di alaminya begitulah Gita yang masih suka menyebut dan membicarakan Angga. waktu pun semakin berlalu. Di Inggris Angga masi beradaptasi dengan lingkungan barunya, bagi Angga perpindahannya ke negara eropa merupakan mimpi indah nya, karena dari kecil Angga membayangkan halaman rumahnya di penuhi salju. 

  Dengan pekerjaan ayahnya sebagai duta besar Indonesia untuk Inggris membuat mimpi Angga menjadi kenyataan. Perpindahan Angga pun bertepatan musim dingin dan membuat salju ada di mana-mana terutama di kota London. Angga adalah anak satu-satunya dan menjadi anak kesayangan orang tuanya untuk itulah Angga melanjutkan perguruan tingginya di Inggris yang merupakan negara barunya, walaupun Angga belum lancar berbahasa Inggris tetapi berkat bantuan ayah dan ibunya yang terus mengajarkan Angga merasa percaya diri. Musim dingin membuat Angga merasa tidak nyaman Angga hanya bisa berdiam diri saja di rumah, sesekali Angga menggenggam kalung bertulisan Gita sambil menciuminya di balik jendela kamarnya. Kalung itu adalah pemberian Gita yang di bawanya ke Inggris, Angga masi mengingatnya bagaimana dia menyatakan cinta dengan Gita dan Gita pun langsung memberikan kalungnya untuk Angga. 

  Cinta pertama bagi Angga yang sulit dilupakan, hampir tiga tahun Angga dan Gita saling menjalin kasih, itulah Angga yang selalu membayangkan kisah cinta nya dengan Gita sebelum tidur. Dan di setiap ingin tidur selesai membayangkan Gita, Angga selalu berdoa kepada Tuhan agar dia dapat dipertemukan kembali dengan Gita disuatu saat nanti. Waktu pun terus berlalu Angga remaja tumbuh dengan cepat menjadi Angga dewasa dan sekarang Angga pun menjadi lebih mandiri, karena Angga  tidak lagi hidup bersama kedua orang tuanya di London, Angga sudah tinggal sendiri di apartemen sederhana di kota Oxford, karena universitas nya terletak di kota tersebut. Angga merupakan salah satu mahasiswa asia yang berprestasi di kampusnya dan beberapa kali mendapat penghargaan nilai terbaik, dengan begitu banyak wanita yang menyukai Angga, tetapi Angga selalu membayangkan Gita dan hanya Gita lah yang masih ada di hatinya. 

  Liburuan musim panas pun telah tiba. Angga berniat liburan ini untuk pergi ke Indonesia menemui Gita. Angga pun tidak berpamitan kepada orang tuanya yang berada di London, Angga langsung pergi dengan pesawat menuju Indonesia. Sesampainya di Indonesia, Angga menemui Robi teman dekat Angga dan Gita. Dan Angga pun meminta izin untuk sementara tinggal di rumah Robi, Robi pun dengan senang hati menerima kedatangan Angga yang sudah lama menghilang, Robi pun langsung memberi tahu keberadaan Gita yang sekarang.
Robi berkata dengan suara sedih, “Teman ku, kekasih mu Gita sekarang menjadi seorang yatim piatu kedua orang tuanya meninggal dunia karena kecelakaan lalulintas Ayah nya meninggal di tempat dan Ibu beserta adiknya meninggal setelah di rawat beberapa hari di rumah sakit. Dan sekarang Gita hidup seorang diri di rumah peninggalan orang tuanya”
Angga merasa terkejut dan terharuh mendengar ucapan Robi, “ Lalu bagaimana sekarang keadaan Gita, Rob”
Robi dengan lantang menjawab. “ Gita adalah orang yang tegar dan wanita yang tangguh, dia telah berhenti kuliah dan sekarang bekerja di rumah makan dekat rumahnya. Yah, jadi kesibukan dia hanya bekerja saja sampai rumah makan itu tutup baru dia bisa pulang ke rumah”
“Sungguh kasihan kekasihku saat ini, aku di Inggris bahagia sedangkan kau di sini menderita maaf kan aku duhai pujaan hati ku”  Angga pun berbicara di dalam hati.
“Malam ini aku harus bertemu dengan Gita dan aku harus kerumahnya bisakah kamu menemaniku Rob malam ini”
“Lihat kondisi mu Angga kamu masih capai terlihat dari raut wajahmu. Kamu habis melakukan perjalanan jauh istirahatlah dahulu besok pagi akan aku temani kamu menemui Gita, bagaimana? “
Dengan wajah meyakinkan, Angga berkata “Tidak Rob malam ini aku harus menemui Gita”
“ Baiklah sahabatku malam ini akan aku antarkan kamu menemui Gita”.
Malam telah tiba Robi membawa Angga menggunakan sepeda motornya ke rumah Gita, sesampainya di rumah Gita, Angga langsung berteriak-teriak memanggil nama, “Gita, Gita, Gita aku Angga, cepatlah keluar aku merindukan mu”
Tidak lama kemudian terdengarlah suara pintu dan Gita pun keluar, “ Angga ! apakah ini benar kamu ? “
“Yah, ini benar aku Angga mu, Angga tiga tahun yang lalu dan sampai saat ini masih mencintaimu”
 Gita pun langsung memeluk Angga dengan eratnya. “Aku mencintaimu, tetapi kenapa kamu tidak pernah member kabar untuk ku? “
“Maaf kan aku, akses di sana untuk pengiriman surat harus di tunjukan hanya untuk keluarga saja, sedangkan keluarga ku semua ikut pindah ke Inggris, maaf kan aku Gita”.
Di belakang Robi merasah terharuh melihat kedua temannya di pertemukan kembali.

  Keesokan harinya tiba-tiba Angga telah menghilang dari kamar tidurnya Robi pun panik mencarinya. “Keman Angga pergi”, orang tua Robi memberi tahu bahwa Angga tadi berpamitan pagi-pagi sekali ingin pergi ke rumah Gita. Robi pun merasa lega mendengarnya.
Angga membawa Gita pergi ke taman sekolah, dimana mereka dahulu sering bertemu, taman itu adalah taman sekolahannya Gita. Gita dan Angga  memang tidak satu sekolah, sekolahan mereka berjauhan tetapi Angga selalu menyempatkan diri untuk bertemu dengan Gita di taman sekolah itu. Mereka saling bertukar cerita dan beberapa kali Angga meminta maaf atas kepergiannya waktu itu karena sungguh semua itu terjadi dengan sangat cepat. Dan Gita pun hanya membalas dengan senyuman dan menunjukan surat yang waktu itu di buat oleh Angga.
“Masih ingat ini Angga surat mu dan ini lah harapan ku kepada mu bahwa cinta kita akan abadi. Dan terbukti sampai saat ini kamu masi mau menemuiku”
“ Yah, aku juga masih selalu membayangkanmu, walaupun aku jauh di sana tetap saja hati ku merasa dekat apabila menyebut nama mu Gita, sungguh aku mencintaimu”
 Dengan wajah yang pasrah Gita berbicara “ Sekarang apa maumu Angga aku sudah tidak memiliki siapa-siapa selain kamu, aku ingin ikut bersamamu kemanapun kamu pergi”
Angga terkejut mendengar kepasrahan Gita.”Baiklah kita akan ke Inggris kamu ikut bersama ku dan kita akan menikah di sana aku sudah siap kan semuanya di sana. Dan inilah jawaban dari penantian yang panjang atas cinta kita selama ini”
“Baiklah besok kita akan pergi ke Inggris dan kita mulai hidup baru di sana, persiapkanlah barang-barang mu, karena pagi-pagi sekali kita akan berangkat”

  Angga pun berpamitan dengan Robi dan kedua orang tuanya dan mohon doa restu karena ingin membawa Gita ke Inggris, dan juga menikahinya di sana. Robi pun memeluk Angga dan berbisik “ Beruntung lah kamu sahabatku karena memiliki cinta sejati, bahagialah kamu dengan Gita di sana aku selalu mendoakan kalian”
“Terimakasih Rob atas semuanya kamu lah teman terbaiku selama ini dan terimakasi karena telah mempertemukan aku dengan Gita”
Keharuan mereka pun berlalu setibanya mobil taksi yang menjembut Angga. Dan lambaian tangan  Angga dengan wajah bahagia meninggalkan rumah Robi.
Angga pun segera menuju rumah Gita dengan taksi yang di sewanya, mereka berdua pun langsung menuju bandara udara untuk pergi ke Inggris memulai kehidupan baru sebagai sepasang suami istri. Sepanjang perjalanan menuju Inggris Gita menggenggam tangan Robi dan berkata
“Jangan tinggalkan aku lagi, kecuali kematianlah yang memisahkan kita”




2 komentar:

malla novita sari mengatakan...

ihh so sweet'nya :)

Ruang Kata-kata mengatakan...

Surat Cinta Surat Perpisahan ya hehe alur terlalu panjang. Tapi cukup 'reyah' dlm bertutur. Modal bercerita ada, tinggal ide dan konflik klimaksnya aja yg harus diperjelas dan 'dramatis'