Surat Cinta
Oleh : Friyansyah
Tujuh
desember 1990, hari kelulus sekolah
menengah atas. Gita menjadi salasatu wanita dengan nilai tertinggi di
sekolahnya. Berbeda dengan teman-temannya Gita tampak murung merayakan
kelulusannya walaupun hasil yang didapatnya sangat baik. Beberapa temannya
bertanya ada apa dengan nya, Gita hanya diam saja, entah apa yang dipikirkannya
semua orang di sekolah tidak ada yang tahu. Gita pun menyendiri di dalam kelas
dengan surat di tangan kanannya sambil meneteskan air mata, tiba-tiba pak Yani
guru matamatika masuk, dan melihat Gita tak berdaya di dalam kelas,
“ada
apa dengan mu Gita ?, teman-teman merayakan kelulusan di luar sana sedangkan
kamu sedih sendirian di dalam kelas, ada apa ini ceritakan kepada bapak” pak
Yani berkata dengan sangat lembut.
Gita
hanya menjawabnya dengan suara yang hampir habis “ tidak ada apa-apa bapak aku
hanya terharu dan saya mohon tinggalkan saya sendiri”
Pak
Yani hanya tersenyum dan memegang kepala Gita sambil berkata “semua akan
baik-baik saja Gita” lalu meninggalkannya.
Gita
masih tenggelam dalam kesendiriannya dan beberapa kali dia baca surat itu
sambil meneteskan air mata.
Untuk mu Gita tersayang.
Aku Angga, maaf kan aku karena hari ini aku
tidak dapat datang menemanimu dalam perayaan kelulusanmu, aku yakin nilai kamu
pasti baik. Sekali lagi aku minta maaf karena aku tidak memberitahumu
sebelumnya, sungguh aku tidak bisa menemuimu dan membicarakan ini secara
langsung. Aku sangat mencintaimu Gita. Surat ini lah yang akan menjadi bukti
kisah kita kelak apabila kita dipertemukan kembali, kemarin tepatnya aku telah
meninggalkan Indonesia dan aku harus ikut pindah negara karena orang tua ku
mendapat pekerjaan di Inggris. Maaf sebelumnya aku tidak pernah menceritakan
masalah ini kepada mu, karena aku tidak ingin kamu merasa sedih dan kehilangan
ku. terimakasi Gita untuk selama ini karena kasih sayang mu kepada ku sangatlah
tulus akan aku kenang selama-lamanya. Aku sangat mencintaimu Gita.
Salam
Anggara Putra
Surat
itu lah yang membuat Gita menjadi sedih karena ditinggalkan Angga ke luar
negeri, hari kelulusan pun telah usai Gita tidak merasakan kebahagiaan
sedikitpun atas prestasi nilai yang di dapatnya, hal itulah yang membuat
teman-teman Gita bertanya-tanya. Mereka berpendapat bahwa Gita dan Angga sedang
konflik besar atau bahkan telah putus. Tidak ada yang tau akan hal itu mereka
yang menanyakan ada apa dengan Gita, hanya mendapat jawaban dari Gita, “ Tidak
ada apa-apa dan tinggalkan aku sendiri”. Robi teman Gita dan juga teman Angga,
yang menjadi kunci hubungan mereka karena berkat Robi lah mereka bisa saling
mengenal dan jatuh cinta sampai saat ini, menjadi sasaran teman-teman kelas
Gita untuk menanyakan apa yang sedang Gita alami. Robi pun menjawab dengan apa
yang dia ketahui, jadi begini teman-teman “Angga telah pindah ke Inggris karena
pekerjaan orang tuanya, dengan begitu Angga harus meninggalkan Gita. Mungkin
itu yang membuat Gita sedih hari ini”. Akhirnya teman-teman Gita mengetahui dan
memberi dukungan untuk Gita.
Gita
mulai kuat dan dapat menerima keadaan yang dialaminya. Gita mulai menyibukan
dirinya dengan kegiatan-kegiatan seperti berolahraga atau berkumpul bersama
teman-temannya, terkadang Gita masih suka membayangkan lari pagi yang rutin di
lakukan bersama Angga setiap hari minggu atau pada saat berkumpul bersama
teman-teman, Angga selalu ikut dan menemaninya. Bayang-bayang Angga masih
melekat dalam pikiran Gita. Entah apa yang di alaminya begitulah Gita yang
masih suka menyebut dan membicarakan Angga. waktu pun semakin berlalu. Di Inggris
Angga masi beradaptasi dengan lingkungan barunya, bagi Angga perpindahannya ke
negara eropa merupakan mimpi indah nya, karena dari kecil Angga membayangkan
halaman rumahnya di penuhi salju.
Dengan pekerjaan ayahnya sebagai duta besar
Indonesia untuk Inggris membuat mimpi Angga menjadi kenyataan. Perpindahan
Angga pun bertepatan musim dingin dan membuat salju ada di mana-mana terutama
di kota London. Angga adalah anak satu-satunya dan menjadi anak kesayangan
orang tuanya untuk itulah Angga melanjutkan perguruan tingginya di Inggris yang
merupakan negara barunya, walaupun Angga belum lancar berbahasa Inggris tetapi
berkat bantuan ayah dan ibunya yang terus mengajarkan Angga merasa percaya
diri. Musim dingin membuat Angga merasa tidak nyaman Angga hanya bisa berdiam
diri saja di rumah, sesekali Angga menggenggam kalung bertulisan Gita sambil
menciuminya di balik jendela kamarnya. Kalung itu adalah pemberian Gita yang di
bawanya ke Inggris, Angga masi mengingatnya bagaimana dia menyatakan cinta
dengan Gita dan Gita pun langsung memberikan kalungnya untuk Angga.
Cinta pertama bagi Angga yang sulit dilupakan, hampir tiga tahun Angga dan Gita saling menjalin kasih, itulah Angga yang selalu membayangkan kisah cinta nya dengan Gita sebelum tidur. Dan di setiap ingin tidur selesai membayangkan Gita, Angga selalu berdoa kepada Tuhan agar dia dapat dipertemukan kembali dengan Gita disuatu saat nanti. Waktu pun terus berlalu Angga remaja tumbuh dengan cepat menjadi Angga dewasa dan sekarang Angga pun menjadi lebih mandiri, karena Angga tidak lagi hidup bersama kedua orang tuanya di London, Angga sudah tinggal sendiri di apartemen sederhana di kota Oxford, karena universitas nya terletak di kota tersebut. Angga merupakan salah satu mahasiswa asia yang berprestasi di kampusnya dan beberapa kali mendapat penghargaan nilai terbaik, dengan begitu banyak wanita yang menyukai Angga, tetapi Angga selalu membayangkan Gita dan hanya Gita lah yang masih ada di hatinya.
Cinta pertama bagi Angga yang sulit dilupakan, hampir tiga tahun Angga dan Gita saling menjalin kasih, itulah Angga yang selalu membayangkan kisah cinta nya dengan Gita sebelum tidur. Dan di setiap ingin tidur selesai membayangkan Gita, Angga selalu berdoa kepada Tuhan agar dia dapat dipertemukan kembali dengan Gita disuatu saat nanti. Waktu pun terus berlalu Angga remaja tumbuh dengan cepat menjadi Angga dewasa dan sekarang Angga pun menjadi lebih mandiri, karena Angga tidak lagi hidup bersama kedua orang tuanya di London, Angga sudah tinggal sendiri di apartemen sederhana di kota Oxford, karena universitas nya terletak di kota tersebut. Angga merupakan salah satu mahasiswa asia yang berprestasi di kampusnya dan beberapa kali mendapat penghargaan nilai terbaik, dengan begitu banyak wanita yang menyukai Angga, tetapi Angga selalu membayangkan Gita dan hanya Gita lah yang masih ada di hatinya.
Liburuan musim panas pun telah tiba. Angga berniat liburan ini untuk
pergi ke Indonesia menemui Gita. Angga pun tidak berpamitan kepada orang tuanya
yang berada di London, Angga langsung pergi dengan pesawat menuju Indonesia.
Sesampainya di Indonesia, Angga menemui Robi teman dekat Angga dan Gita. Dan Angga
pun meminta izin untuk sementara tinggal di rumah Robi, Robi pun dengan senang
hati menerima kedatangan Angga yang sudah lama menghilang, Robi pun langsung
memberi tahu keberadaan Gita yang sekarang.
Robi
berkata dengan suara sedih, “Teman ku, kekasih mu Gita sekarang menjadi seorang
yatim piatu kedua orang tuanya meninggal dunia karena kecelakaan lalulintas
Ayah nya meninggal di tempat dan Ibu beserta adiknya meninggal setelah di rawat
beberapa hari di rumah sakit. Dan sekarang Gita hidup seorang diri di rumah peninggalan
orang tuanya”
Angga
merasa terkejut dan terharuh mendengar ucapan Robi, “ Lalu bagaimana sekarang
keadaan Gita, Rob”
Robi
dengan lantang menjawab. “ Gita adalah orang yang tegar dan wanita yang
tangguh, dia telah berhenti kuliah dan sekarang bekerja di rumah makan dekat
rumahnya. Yah, jadi kesibukan dia hanya bekerja saja sampai rumah makan itu
tutup baru dia bisa pulang ke rumah”
“Sungguh
kasihan kekasihku saat ini, aku di Inggris bahagia sedangkan kau di sini
menderita maaf kan aku duhai pujaan hati ku”
Angga pun berbicara di dalam hati.
“Malam
ini aku harus bertemu dengan Gita dan aku harus kerumahnya bisakah kamu
menemaniku Rob malam ini”
“Lihat
kondisi mu Angga kamu masih capai terlihat dari raut wajahmu. Kamu habis
melakukan perjalanan jauh istirahatlah dahulu besok pagi akan aku temani kamu
menemui Gita, bagaimana? “
Dengan
wajah meyakinkan, Angga berkata “Tidak Rob malam ini aku harus menemui Gita”
“
Baiklah sahabatku malam ini akan aku antarkan kamu menemui Gita”.
Malam
telah tiba Robi membawa Angga menggunakan sepeda motornya ke rumah Gita,
sesampainya di rumah Gita, Angga langsung berteriak-teriak memanggil nama,
“Gita, Gita, Gita aku Angga, cepatlah keluar aku merindukan mu”
Tidak
lama kemudian terdengarlah suara pintu dan Gita pun keluar, “ Angga ! apakah
ini benar kamu ? “
“Yah,
ini benar aku Angga mu, Angga tiga tahun yang lalu dan sampai saat ini masih
mencintaimu”
Gita pun langsung memeluk Angga dengan
eratnya. “Aku mencintaimu, tetapi kenapa kamu tidak pernah member kabar untuk
ku? “
“Maaf
kan aku, akses di sana untuk pengiriman surat harus di tunjukan hanya untuk
keluarga saja, sedangkan keluarga ku semua ikut pindah ke Inggris, maaf kan aku
Gita”.
Di
belakang Robi merasah terharuh melihat kedua temannya di pertemukan kembali.
Keesokan
harinya tiba-tiba Angga telah menghilang dari kamar tidurnya Robi pun panik
mencarinya. “Keman Angga pergi”, orang tua Robi memberi tahu bahwa Angga tadi
berpamitan pagi-pagi sekali ingin pergi ke rumah Gita. Robi pun merasa lega
mendengarnya.
Angga
membawa Gita pergi ke taman sekolah, dimana mereka dahulu sering bertemu, taman
itu adalah taman sekolahannya Gita. Gita dan Angga memang tidak satu sekolah, sekolahan mereka
berjauhan tetapi Angga selalu menyempatkan diri untuk bertemu dengan Gita di
taman sekolah itu. Mereka saling bertukar cerita dan beberapa kali Angga
meminta maaf atas kepergiannya waktu itu karena sungguh semua itu terjadi
dengan sangat cepat. Dan Gita pun hanya membalas dengan senyuman dan menunjukan
surat yang waktu itu di buat oleh Angga.
“Masih
ingat ini Angga surat mu dan ini lah harapan ku kepada mu bahwa cinta kita akan
abadi. Dan terbukti sampai saat ini kamu masi mau menemuiku”
“
Yah, aku juga masih selalu membayangkanmu, walaupun aku jauh di sana tetap saja
hati ku merasa dekat apabila menyebut nama mu Gita, sungguh aku mencintaimu”
Dengan wajah yang pasrah Gita berbicara “
Sekarang apa maumu Angga aku sudah tidak memiliki siapa-siapa selain kamu, aku
ingin ikut bersamamu kemanapun kamu pergi”
Angga
terkejut mendengar kepasrahan Gita.”Baiklah kita akan ke Inggris kamu ikut
bersama ku dan kita akan menikah di sana aku sudah siap kan semuanya di sana. Dan
inilah jawaban dari penantian yang panjang atas cinta kita selama ini”
“Baiklah
besok kita akan pergi ke Inggris dan kita mulai hidup baru di sana,
persiapkanlah barang-barang mu, karena pagi-pagi sekali kita akan berangkat”
Angga
pun berpamitan dengan Robi dan kedua orang tuanya dan mohon doa restu karena
ingin membawa Gita ke Inggris, dan juga menikahinya di sana. Robi pun memeluk
Angga dan berbisik “ Beruntung lah kamu sahabatku karena memiliki cinta sejati,
bahagialah kamu dengan Gita di sana aku selalu mendoakan kalian”
“Terimakasih
Rob atas semuanya kamu lah teman terbaiku selama ini dan terimakasi karena
telah mempertemukan aku dengan Gita”
Keharuan
mereka pun berlalu setibanya mobil taksi yang menjembut Angga. Dan lambaian
tangan Angga dengan wajah bahagia
meninggalkan rumah Robi.
Angga
pun segera menuju rumah Gita dengan taksi yang di sewanya, mereka berdua pun
langsung menuju bandara udara untuk pergi ke Inggris memulai kehidupan baru
sebagai sepasang suami istri. Sepanjang perjalanan menuju Inggris Gita
menggenggam tangan Robi dan berkata
“Jangan
tinggalkan aku lagi, kecuali kematianlah yang memisahkan kita”
2 komentar:
ihh so sweet'nya :)
Surat Cinta Surat Perpisahan ya hehe alur terlalu panjang. Tapi cukup 'reyah' dlm bertutur. Modal bercerita ada, tinggal ide dan konflik klimaksnya aja yg harus diperjelas dan 'dramatis'
Posting Komentar