PASAR
PAGI PARUNG
Saya melewati pasar Parung sekitar
pukul enam pagi. Halaman parkir pasar
yang tidak terbatas. Karena ada pembangunan baru gedung untuk pasar
tradisional, dan banyaknya lahan yang kosong serta tempat parkir yang liar,
kebanyakan pembeli parkir yang tidak pada tempatnya, sehingga mengakibatkan
kemacetan.Pedagang sayur-mayur umumnya sudah memakai lapak masing-masing dan
sudah beratap, ada juga juga yang menggunakan kios, dan ada juga yang
menggunakan kayu, terpal, dan bambu.
Para pedagang ini tampak membentuk
dua deretan yang membentang dan satu deretan yang meyerong, serta deretan pasar
yang dekat dengan terminal, merupakan pasar yang menjual pakaian dan alat-alat
rumah tangga. Deretan yang pertama berada sepanjang utara, yang membatasi jalan
penghubung untuk jalan umum, dan deretan kedua dari barat ke timupara deretan,
dan membentuk barisan sejajar. Para deretan dalam kelihatan pedagang sayur,
ikan ddan bumbu dapur. Deretan dekat pinggir jalan ada pedagang buah-buahan,
dan daging, dan deretan Utara terlihat pedagang restoran, bakso dan mie ayam.
Para pedagang parung ini sudah siap melayani langganan mereka. Di sekelililng
pasar tidak tampak pedagang yang menggunakan gerobak maupun pedagang yanag
memajangkan sayurannya di atas trotoar
jalan raya. Para pedagang yang baru saja meletakkan sayur-mayur dari mobil ke
lapaknya masing-masing karena mereka baru tiba belanja dari pasar Bogor.
Pagi ini banyak orang-rang yang
berbelanja, agaknya sepanjang malam tidak turun hujan, jalanan kering, dan
orang agaknya tidak malas keluar rumah. Di pinggir jalan ada saluran air yang
banyak tumpukan sampah plastik dan kertas. Karena kebanyakan pedagang maupun
pembeli membuang sampah di sembarang tempat. Di sebelah utara ada sebuah gedung
Baru yang belum selesai pembangunannya. Gedung tersebut dibuat untuk para
pedagang sayur-mayur, apabila sudah selesai para pedagang yang berjualan di
lspsk skn pindah di gedung tersebut. Jika musim hujan, pasar parung bagian
dalam akan tergenang olah air, terutama lahan yang belum beraspal dan
mengakibatkan jalan becek dan bau, karena sisa-sisa sayuran yang berserakan.
Bau itu tercium pukul Delapan pagi ketika para pembeli sudah ramai
berbelanja. Ketika saya melintasi jalan saya melihat pedagang bakso, lalu
sayapun mampir untuk menikmati semangkok bakso dan es teh manis. Para pembeli bakso
ramai sekali, karena rasanya sangat enak dan gurih. Agaknya, Udara Pagi cukup
hangat untuk saya berjemur di bawah terik matahari. Setelah selesai makan bakso
saya memutuskan melihat penjual ikan berletak di dalam dan daging berada di
pinggir jalan.
Saya duduk di ujung kursi pedagang
hewan sapi, yang tidak jauh dari penjual daging. Bau memang karena kotoram sapi
itu, kira-kira sepuluh meter ada pedagang gorengan dan belum ada satupun
yang sudah matang.
Terdengar suara bunyi gitar, makin
lama makin terdengar, dia berjalan pelan-pelan, menghampiri kios satu dan kios
lain. Kelihatannya orang sudah biasa dengan pengamen. Mereka terus berjalan ke
arah tempat saya duduk. Pengamen berjumlah tiga orang, satu orang memainkan gitar,
yang satu memainkan gendang, dan yang satu memegang kantong permen untuk
menarik uangnya.pengamen terus berjalan ke ujung kanan dan kiri, lama kelamaan pengamen
itu menghilang dari kejauhan yang terdengar suara motor melintasi jalan ini.
Satu wanita pedagang jamu gendong
yang duduk di bangku penjual semangka. Semua jenis jamu ia pun bawa beserta
beberapa gelas dan ember kecil yang berisikan
air untuk mencuci gelas tersebut. Banyak yang memesan jamu, khususnya jamu
pegel linu karena pedagang umumnya mengalami letih dan asam urat.
Seorang laki-laki tua memakai
pakaian yang kusut dan sobek dengan rawut wajah yang pucat dan tidak beralaskan
sandal. Dia kelihataannya mengalami gangguan jiwa. Astaga, kayanya kurang
perhatian saudara, dan mengalami tempramental, Pikir saya. Namun saya terus
berjalan dan mampir di sebuah pedagang mie ayam.
Sekitar pukul sepuluh Pagi, truk pengangkut sampah tiba.
Mereka pun mulai mengangkut tumpukan sampah yang berada di ujung bangunan itu.
tidak lama kemudian dari arah berlawanan, mobil
truk pengangkut sapi tiba dan mereka langsung menurunkan hewan tersebut.
Saya pun menghampiri pedagang hewan ternak sapi itu, lalu saya bertanya panjang
lebar mengenai harga sapi itu.
Seorang pemotong hewan tampak sedang
mengasah goloknya. nampaknya dia akan memotong hewan sapi itu, lalu dirobohkan
dan kepalanya diletakkan sebuah balok besar. Lalu ada sebuah lubang untuk menampung
darah sapi tersebut. Mereka pun mulai memotong sapi itu untuk dijual dagingnya.
Di sebelah barat, sebelum
meninggalkan lapak sapi, terlihat mushalla yang belum selesai pembangunannya.
Dan di depannya terlihat pedagang gado-gado yang sedang melayani pembelinya.
Lewat jam 12 siang, nampak pembeli sayur mulai sepi, pedagang bubur pun sudah
mulai merapikan barang-barangnya. Pasar masih terus aktif, penjual sayur masih
melakukan penjualan dan pembelinya sudah mulai berkurang. nampaknya pembeli
belanja di waktu pagi sekali.
Pukul dua siang setelah saya shalat zuhur, saya kembali ke pasar ke toko untuk
membeli pakaian kemeja, begitu sampai di sana pedagang pakaian dan pedagang
lainnya. Mengalami sepi, pembeli pun sudah mulai berkurang dan nampaknya,
mereka belanja pada sore hari. Setelah saya membeli pakaian lalu saya
memutuskan untuk pulang, karena hari sudah mendung. Sepertinya akan turun hujan
yang sangat lebat dan angin kencang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar