2013/05/16

DESKRIPSI BERBAGAI KEJADIAN DALAM WAKTU YANG LAMA



PASAR PAGI PARUNG


            Saya melewati pasar Parung sekitar pukul enam pagi. Halaman parkir pasar yang tidak terbatas. Karena ada pembangunan baru gedung untuk pasar tradisional, dan banyaknya lahan yang kosong serta tempat parkir yang liar, kebanyakan pembeli parkir yang tidak pada tempatnya, sehingga mengakibatkan kemacetan.Pedagang sayur-mayur umumnya sudah memakai lapak masing-masing dan sudah beratap, ada juga juga yang menggunakan kios, dan ada juga yang menggunakan kayu, terpal, dan bambu.
            Para pedagang ini tampak membentuk dua deretan yang membentang dan satu deretan yang meyerong, serta deretan pasar yang dekat dengan terminal, merupakan pasar yang menjual pakaian dan alat-alat rumah tangga. Deretan yang pertama berada sepanjang utara, yang membatasi jalan penghubung untuk jalan umum, dan deretan kedua dari barat ke timupara deretan, dan membentuk barisan sejajar. Para deretan dalam kelihatan pedagang sayur, ikan ddan bumbu dapur. Deretan dekat pinggir jalan ada pedagang buah-buahan, dan daging, dan deretan Utara terlihat pedagang restoran, bakso dan mie ayam.
            Para pedagang parung ini sudah siap  melayani langganan mereka. Di sekelililng pasar tidak tampak pedagang yang menggunakan gerobak maupun pedagang yanag memajangkan sayurannya  di atas trotoar jalan raya. Para pedagang yang baru saja meletakkan sayur-mayur dari mobil ke lapaknya masing-masing karena mereka baru tiba belanja dari pasar Bogor.
            Pagi ini banyak orang-rang yang berbelanja, agaknya sepanjang malam tidak turun hujan, jalanan kering, dan orang agaknya tidak malas keluar rumah. Di pinggir jalan ada saluran air yang banyak tumpukan sampah plastik dan kertas. Karena kebanyakan pedagang maupun pembeli membuang sampah di sembarang tempat. Di sebelah utara ada sebuah gedung Baru yang belum selesai pembangunannya. Gedung tersebut dibuat untuk para pedagang sayur-mayur, apabila sudah selesai para pedagang yang berjualan di lspsk skn pindah di gedung tersebut. Jika musim hujan, pasar parung bagian dalam akan tergenang olah air, terutama lahan yang belum beraspal dan mengakibatkan jalan becek dan bau, karena sisa-sisa sayuran yang berserakan.
            Bau itu tercium pukul Delapan pagi ketika para pembeli sudah ramai berbelanja. Ketika saya melintasi jalan saya melihat pedagang bakso, lalu sayapun mampir untuk menikmati semangkok bakso dan es teh manis. Para pembeli bakso ramai sekali, karena rasanya sangat enak dan gurih. Agaknya, Udara Pagi cukup hangat untuk saya berjemur di bawah terik matahari. Setelah selesai makan bakso saya memutuskan melihat penjual ikan berletak di dalam dan daging berada di pinggir jalan.
            Saya duduk di ujung kursi pedagang hewan sapi, yang tidak jauh dari penjual daging. Bau memang karena kotoram sapi itu, kira-kira sepuluh meter ada pedagang gorengan dan belum ada satupun yang  sudah matang.
            Terdengar suara bunyi gitar, makin lama makin terdengar, dia berjalan pelan-pelan, menghampiri kios satu dan kios lain. Kelihatannya orang sudah biasa dengan pengamen. Mereka terus berjalan ke arah tempat saya duduk. Pengamen berjumlah tiga orang, satu orang memainkan gitar, yang satu memainkan gendang, dan yang satu memegang kantong permen untuk menarik uangnya.pengamen terus berjalan ke ujung kanan dan kiri, lama kelamaan pengamen itu menghilang dari kejauhan yang terdengar suara motor melintasi jalan ini.
            Satu wanita pedagang jamu gendong yang duduk di bangku penjual semangka. Semua jenis jamu ia pun bawa beserta beberapa gelas dan  ember kecil yang berisikan air untuk mencuci gelas tersebut. Banyak yang memesan jamu, khususnya jamu pegel linu karena pedagang umumnya mengalami letih dan asam urat.
            Seorang laki-laki tua memakai pakaian yang kusut dan sobek dengan rawut wajah yang pucat dan tidak beralaskan sandal. Dia kelihataannya mengalami gangguan jiwa. Astaga, kayanya kurang perhatian saudara, dan mengalami tempramental, Pikir saya. Namun saya terus berjalan dan mampir di sebuah pedagang mie ayam.
            Sekitar pukul sepuluh Pagi, truk pengangkut sampah tiba. Mereka pun mulai mengangkut tumpukan sampah yang berada di ujung bangunan itu. tidak lama kemudian dari arah berlawanan, mobil  truk pengangkut sapi tiba dan mereka langsung menurunkan hewan tersebut. Saya pun menghampiri pedagang hewan ternak sapi itu, lalu saya bertanya panjang lebar mengenai harga sapi itu.
            Seorang pemotong hewan tampak sedang mengasah goloknya. nampaknya dia akan memotong hewan sapi itu, lalu dirobohkan dan kepalanya diletakkan sebuah balok besar. Lalu ada sebuah lubang untuk menampung darah sapi tersebut. Mereka pun mulai memotong sapi itu untuk dijual dagingnya.
            Di sebelah barat, sebelum meninggalkan lapak sapi, terlihat mushalla yang belum selesai pembangunannya. Dan di depannya terlihat pedagang gado-gado yang sedang melayani pembelinya. Lewat jam 12 siang, nampak pembeli sayur mulai sepi, pedagang bubur pun sudah mulai merapikan barang-barangnya. Pasar masih terus aktif, penjual sayur masih melakukan penjualan dan pembelinya sudah mulai berkurang. nampaknya pembeli belanja di waktu pagi sekali. 
            Pukul dua siang setelah saya shalat zuhur, saya kembali ke pasar ke toko untuk membeli pakaian kemeja, begitu sampai di sana pedagang pakaian dan pedagang lainnya. Mengalami   sepi,  pembeli pun sudah mulai berkurang dan nampaknya, mereka belanja pada sore hari. Setelah saya membeli pakaian lalu saya memutuskan untuk pulang, karena hari sudah mendung. Sepertinya akan turun hujan yang sangat lebat dan angin kencang.      

Tidak ada komentar: