Pukul satu, suatu siang yang meriah di resepsi
pernikahan. Matahari tegak lurus dengan tiang listrik di perjalananku
memancarkan seluruh cahaya langsung tanpa pelantara. Mencolek halus kulitku,
membuatku terburu-buru ingin masuk ke sebuah tenda berwarna ungu tua.
Kuparkirkan sepada motorku bersamaan
dengan teman yang lain yang dating ke pesta ini.
Sambutan hangat dari pengantin pria yang merupakan teman
satu kelasku berdiri di depan tenda. Pernak-pernik lampu kecil, warna-warni
bunga mekar di setiap sisi pelaminan, kerpet merah di sekeliling ruangan, dan
kursi-kursi tamu berselimut pita mempercantik suasana pesta. Aku dan kawan-kawan
bergerombol dating, merayaan bersama dengan Hendri Adinata yang sedang
berbahagia dengan pengantin wanitanya.
Pada saat seperti sekarang ini, minuman dingin menjadi
rebutan untuk melepas dahaga. Terdapat satu meja persegi panjang disebelah kanan
tenda yang di atasnya terdapat dua buah botol soft drink berukuran tiga
liter berwarna merah dan hitam, meja itu
langsung kami tempati. Tiak lama. Seorang pria setengah baya membawakan
beberapa gelas berisikan es batu, tentulah langsung kami santap.
Di sekelilingku mulai terdengar alunan musik dangdut dan
ramainya suara obrolan para tamu. Sesekali pun mulai terdengar raungan suara
sepeda motor yang berhenti di depan tenda. Kualihkan pandanganku ke pintu masuk
tenda pesta ini, terlihat semakin banyak hulu-halang tamu yang berdatangan.
Pengantin telah selesai menjamu tamu-tamunya yang lain.
Aku dan kawan-kawanku berfoto di atas pelaminan bergaya seperti tamu-tamu
wanita dewasa dan sesekali bergaya seperti halnya mahasiswa konyol berfoto dengan teman sebaya yang menggunakan
pakaian pengantin. Sore ini terbalas sudah keceriaan bersama, waktu menunjukkan
pukul empat sore, kami berpamit pulang ke rumah, dan sesampai di rumah akan
membayar semua lelah hari ini.
1 komentar:
Fokus pada waktu dan tempat. Perhatikan penulisan bahasa Inggris "soft drink" atau kata dating yg berubah otomatis.
Posting Komentar