Loket
Masa Depan
Hari ini aku bangun sangat pagi, aku tak mau telat
untuk mendaftarkan diri menjadi mahasiswa. Ku arahkan motorku menuju pamulang,
sesampainya di sana aku menuju tempat parkir. Ku parkirkan motorku dan bergegas
mencari pengumuman-pengumuman yang di tempel di mading-mading kampus. Kulihat
ada tulisan Sastra Indonesia, aku teringat pada saat SMA, pada saat ujian
praktek Bahasa Indonesia guruku menugaskan untuk monolog di depan teman-teman
di kelas, waktu itu guru memuji penampilanku.
Lalu, pada saat membaca tulisan mading di kampus.
Aku tertarik untuk bergabung di Sastra Indonesia UNPAM. Aku langsung menuju
ruang pendaftaran kuturuni tangga untuk menuju kesana. Ramai sekali suasana di
tempat ini, ada yang diantar ibu, diantar ayah, bahkan sendirian seperti aku.
Kemudian aku masuk ke ruang pendaftaran ku ambil formulir pendaftaran, lalu ku
isi formulir itu dan melengkapi persyratannya.
Aku berdiri mengantri di dalam barisan, ada satu
loket dan ada dua barisan untuk jurusan yang ku tuju. Aku mulai resah, karena terlalu
lama mengantri. Adzan dzhur pun berkumandang lalu di kaca loket tertulis
pengumunan “mohon maaf petugas istirahat makan siang, satu jam lagi loket akan
dibuka kembali”.
Setelah sekian lama aku menunggu akhirnya giliranku
pun tiba, di depan kaca berukuran besar yang hanya mempunyai lobang kecil untuk
bicara. Penjaga loket itu seorang pria gemuk dengan muka jutek dan tak ramah
berbicara di balik kaca loket melalui lobang kecil kaca itu. Waktu itu aku
mengantri untuk membayar registrasi pendaftaran, karena telah melunasi
pembayaran aku pun mendapat bukti pembayaran berupa kwitansi yang berwarna
putih dan bertuliskan “lunas”.
Di loket ini terdapat beberapa ruangan di antaranya
ada ruang 104, ruang ini berfungsi untuk pengukuran almamater dan pengambilan
kartu mahasiswa. Loket ini cukup luas, karena terdapat banyak ruang-ruang
disana. Di belakang penjaga loket itu terdapat banyak sekali tumpukn almamater
yang pasti dengan berbagai ukuran, dan juga lemari-lemari berwarna coklat yang
di dalamnya terdapat tumpukan-tumpukan kertas dan map-map juga bindex terdapat
di dalam lemari coklat itu. Di ruang loket ini terdapat seperti akuarium namun
bukan ikan yang berada di dalamnya melainkan gambaran gedung UNPAM yang sangat
berukuran kecil, aku pun tertarik untuk melihatnya agar aku tau bagaimana
gedung UNPAM bila dilihat dari kejauhan. Setelah melihat miniatur gedung UNPAM
itu aku berbalik badan untuk menaiki tangga dan berjalan ke parkiran lalu
pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar