2013/04/23


Loket Masa Depan

Hari ini aku bangun sangat pagi, aku tak mau telat untuk mendaftarkan diri menjadi mahasiswa. Ku arahkan motorku menuju pamulang, sesampainya di sana aku menuju tempat parkir. Ku parkirkan motorku dan bergegas mencari pengumuman-pengumuman yang di tempel di mading-mading kampus. Kulihat ada tulisan Sastra Indonesia, aku teringat pada saat SMA, pada saat ujian praktek Bahasa Indonesia guruku menugaskan untuk monolog di depan teman-teman di kelas, waktu itu guru memuji penampilanku.
Lalu, pada saat membaca tulisan mading di kampus. Aku tertarik untuk bergabung di Sastra Indonesia UNPAM. Aku langsung menuju ruang pendaftaran kuturuni tangga untuk menuju kesana. Ramai sekali suasana di tempat ini, ada yang diantar ibu, diantar ayah, bahkan sendirian seperti aku. Kemudian aku masuk ke ruang pendaftaran ku ambil formulir pendaftaran, lalu ku isi formulir itu dan melengkapi persyratannya.
Aku berdiri mengantri di dalam barisan, ada satu loket dan ada dua barisan untuk jurusan yang ku tuju. Aku mulai resah, karena terlalu lama mengantri. Adzan dzhur pun berkumandang lalu di kaca loket tertulis pengumunan “mohon maaf petugas istirahat makan siang, satu jam lagi loket akan dibuka kembali”.
Setelah sekian lama aku menunggu akhirnya giliranku pun tiba, di depan kaca berukuran besar yang hanya mempunyai lobang kecil untuk bicara. Penjaga loket itu seorang pria gemuk dengan muka jutek dan tak ramah berbicara di balik kaca loket melalui lobang kecil kaca itu. Waktu itu aku mengantri untuk membayar registrasi pendaftaran, karena telah melunasi pembayaran aku pun mendapat bukti pembayaran berupa kwitansi yang berwarna putih dan bertuliskan “lunas”.
Di loket ini terdapat beberapa ruangan di antaranya ada ruang 104, ruang ini berfungsi untuk pengukuran almamater dan pengambilan kartu mahasiswa. Loket ini cukup luas, karena terdapat banyak ruang-ruang disana. Di belakang penjaga loket itu terdapat banyak sekali tumpukn almamater yang pasti dengan berbagai ukuran, dan juga lemari-lemari berwarna coklat yang di dalamnya terdapat tumpukan-tumpukan kertas dan map-map juga bindex terdapat di dalam lemari coklat itu. Di ruang loket ini terdapat seperti akuarium namun bukan ikan yang berada di dalamnya melainkan gambaran gedung UNPAM yang sangat berukuran kecil, aku pun tertarik untuk melihatnya agar aku tau bagaimana gedung UNPAM bila dilihat dari kejauhan. Setelah melihat miniatur gedung UNPAM itu aku berbalik badan untuk menaiki tangga dan berjalan ke parkiran lalu pulang.

Tidak ada komentar: