Ruang
Diskusi
Lantai
empat ruang 413 inilah ruang kelas Sastra Indonesia semester empat pagi, yang
lokasinya hampir paling ujung. Berpintu satu memakai kaca, begitu saya buka
pintu, yang kurasakan udara yang alami di pagi hari, suara hening. Pintu selalu
di tutup ketika sedang belajar supaya suara dari luar tidak terdengar. Setelah
beberapa menit kemudian suara menjadi tidak hening lagi dan suasananya-pun
menjadi panas, gersang, sampai-sampai seluruh mahasiswa hampir semua
berkeringat. Ruangan ini sebenarnya luas berdinding tinggi berwarna putih, dan
atapnya pun berwarna putih, berbentuk persegi.
Ruangan
ini ada 25 kursi mahasiswa lebih, kursi mahasiswa ini terbuat dari kayu
bentuknya lebar dan pendek. Di depan kursi para mahasiswa ada sebuah papan
tulis yang berwarna putih, biasanya dosen menerangkan atau menulisnya di papan
tulis tersebut. Papan tulis tersebut berbentuk persegi panjang yang kira-kira
panjangnya 10 meter dan lebarnya 5 meter. Saya juga melihat sebuah meja
berwarna coklat, berkaki empat dan bentuknya pun persegi panjang, yang terletak
di depan kursi mahasiswa yang letaknya pas di tengah-tengah, meja tersebut
biasanya untuk dosen. Lantai ruangan ini berwarna putih, lebar berbentuk
persegi, dan kursinya pun terkadang berantakan tidak enak dilihat.
Disebelah
kiri yang biasa saya duduk ada jendela yang berbentuk persegi kira-kira
panjangnya 5 meter dan lebarnya hanya 3 meter jendela itu selalu dibuka keluar
supaya ada udara keluar masuk, tidak ada bau yang tidak enak dicium, dan juga
supaya tidak terlalu panas maupun gersang suasananya. Di ataspun ada lampu yang
berwarna putih dan kipas angin. Para mahasiswa dan mahasiswi pun selalu
menyalakan kipas angin tersebut karena selalu tidak nyaman dengan suasananya
yang begitu panas, gersang dan sebagainya. Ruangan ini ada 25 mahasiswa disinilah
kami sering mendiskusikan tugas bersama, setiap sedang belajar terkadang
ruangan ini sangat berisik sampai-sampai suara mahasiswa lebih kencang dari
pada dosen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar