2013/04/19

Deskripsi dengan Pengembangan Observasi Menurut Spasi dan Waktu


                                                                                  PERJUANGAN MELAWAN CUACA         
                Pagi hari, sekitar pukul 05.30, Merupakan waktu saya untuk bangun dari tempat tidur, dan bersiap siap untuk memulai aktifitas seperti biasanya yaitu berangkat ke kampus, tetapi tidak seperti biasanya pagi itu awan terlihat mendung sedikit gelap dan terdengar samar gemericik hujan, sungguh cuaca pagi itu membuat saya tambah malas saja untuk mandi karena takut kedinginan, Hmm.. mau tidak mau, saya harus memaksakan diri saya untk mandi dan segera bersiap-siap berangkat ke kampus, apalagi  saya harus menyerahkan tugas yang di perintahkan salah satu dosen Sastra Indonesia semester 4 pagi, mungkin itu salah satu alasan saya tak boleh malas-malasan berangkat ke kampus.
               Rupanya, gemericik hujan tak kunjung reda ketika saya sudah rapi dan bersiap-siap untuk berangkat ke kampus pada pukul 06.30, seketika itu pun saya memaksakan diri untuk berangkat karena takut terlambat, mengingat perjalanan yang cukup jauh dari rumah saya untuk menuju ke kampus, tidak terlambat memang setiba saya di kampus, tetapi, gemericik hujan yang seakan-akan tak mau berhenti itu membuat  baju dan celana saya menjadi basah di tambah lagi dengan hembusan angin membuat saya menggigil kedinginan,  perjuangan yang tak mudah saat pagi itu untuk menuju ke kampus.
              Sepuluh menit sebelum dosen datang, saya sudah berada di dalam kelas, artinya saya tidak terlambat dan menganggap perjuangan saya pagi itu tidaklah sia-sia, ketika saya selesai mengikuti mata kuliah jam pertama, saya sedikit mengobrol dengan teman di samping saya, dia memberi tahu kepada saya bahwa hari ini hendri ketua mahasiswa kelas kami akan melangsungkan pernikahan dan mengajak saya untuk berkunjung ke kediaman mempelai wanita yang berlokasi lumayan jauh dari kampus yaitu di daerah batu tapak gunung sindur.
               Setelah mata kuliah berakhir pada siang hari, saya dan ke empat teman saya mempersiapkan diri untuk mendatangi tempat resepsi pernikahan hendri, tidak di sangka, awan gelap yang menyelimuti pagi hari pada saat itu dengan  hembusan angin yang cukup kencang serta gemericik hujan yang tak berkesudahan berubah menjadi panas yang sangat terik, sungguh cuaca di awal april yang tidak menentu.
             Saya memulai perjalanan dengan mengendarai motor, tidak ada sedikitpun persiapan dalam perjalanan saya menuju tempat resepsi hendri pada saat itu, seperti masker (sebagai pelindung hidung) dari debu debu jalanan, dan juga sarung tangan untuk melindungi pergelangan tangan dari teriknya matahari,  karena mengingat cuaca tadi pagi yang berbeda dengan cuaca siang hari pada saat itu, andai saja saya mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik dengan selalu siap siaga membawa masker dan sarung tangan tanpa memikirkan cuaca apa yang terjadi, mungkin saja saya tidak kepanasan karena terik matahari yang menyengat kulit saya seperti ini,
            Perjuangan saya belum selesai, panas yang menembus kulit saya membuat saya tidak fokus dalam mengendarai motor, apalagi ketika saya dan teman teman terjebak kemacetan, itu semua malah menambah parah keadaan, sering kali angkutan umum tidak mau untuk di dahului, padahal saya sudah memberikan tanda klakson, tetapi tetap di hiraukan oleh sang supir untuk tetap menancap gas angkutan umum yang di bawanya, sungguh lelah bercampur emosi pada saat itu,
           Dahsyatnya terik matahari pada siang hari itu membuat gersang keadaan di sepanjang jalan, debu debu yang bertebaran membuat sesak pada pernapasan, rasa takut pun ikut melengkapi perjalanan saya pada saat itu, yaitu dengan banyaknya mobil mobil besar seperti truk dan contener yang tepat berjalan di samping saya membuat perasaan saya menjadi tak karuan, ada saja perasaan takut terjadi hal hal yang tidak di inginkan, seperi kecelakaan, dsb
           Akhirnya, perjalanan saya dan ke empat teman saya terhenti pada satu gang yang terdapat janur kuning yang melengkung bertulisan Hendri dan pasangannnya, saya dan teman-teman bergegas ke tempat parkir untuk memarkirkan motor masing masing, kami pun sedikit mempersiapkan diri untuk bersolek, tak lama saya dan teman-teman masuk ke dalam tenda resepsi hendri,
          Rasa takut, amarah, gelisah dan lelah saat perjalan sebelumnya pun terbayar ketika melihat hendri dan pasangannya duduk bersanding di pelaminan, sungguh…. terlihat bahagianya mereka pada saat itu, mereka nampak serasi dengan balutan kebaya berwarna ungu di tambah background taman yang penuh bunga bunga di lengkapi dengan tenda yang bertemakan ungu, membuat menarik dan sedap di pandang oleh siapa pun yang melihatnya pada saat itu. haus dan lapar pun saat di perjalanan siang itu hilang ketika saya dan teman-teman di persilahkan untuk menyantap makanan serta minuman yang tersedia pada prasmanan di tempat itu.
          Rasanya tak mau pulang jika mengingat keadaan perjalanan siang hari pada saat itu, bayang bayang terik matahari yang menembus kulit, serta melewati kemacetan, hingga lalu lalang mobil dan motor dengan kecepatan tinggi membuat diri saya yang notabene sebagai pengendara motor pemula selalu merasa was was dan berdebar debar saat melewati berbagai macam rintangan tersebut, tetapi belajar dari pengalaman saat melewati rintangan rintangan tersebut siang itu di perjalanan, semua itu berhasil saya lewati.
          Demikian Deskripsi dengan Pengembangan Observasi menurut spasi dan waktu dari saya, semoga dapat memberikan sedikit informasi kepada siapa pun yang membacanya. Terimakasih …… :)

1 komentar:

Ruang Kata-kata mengatakan...

Panjang, tapi masih narasi nih beli detail menggambarkannya :-)